Satu rumah rusak dan dua rumah lainnya terancam rusak akibat longsor di Desa Ketenger, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Intensitas hujan yang tinggi perlu diwaspadai warga yang tinggal di daerah pegunungan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebuah rumah di RT 009 RW 002 Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, rusak tertimpa longsoran pada Jumat (25/12/2020) sore. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi dua rumah lain terancam longsor susulan. Warga bergotong royong membersihkan longsoran pada Sabtu (26/12/2020).
”Tidak ada tanda-tanda apa pun sebelum longsor. Kondisi tanah dan fondasi masih bagus, tidak ada yang retak, tetapi memang hujan terus terjadi tiga hari berturut-turut,” kata Anto (45), anak dari Warsum (65) yang rumahnya rusak, Sabtu.
Anto menyebutkan, rumah itu dihuni enam orang. Saat longsor terjadi sekitar pukul 16.00, orangtua dan saudara-saudaranya ada di ruang tamu, sementara kakeknya ada di bagian belakang rumah. ”Kakek saya usia sekitar 80 tahun ada di belakang habis wudu. Dia tertimpa bambu, tetapi alhamdulillah selamat,” ujar Anto.
Tidak ada tanda-tanda apa pun sebelum longsor. Kondisi tanah dan fondasi masih bagus, tidak ada yang retak, tetapi memang hujan terus terjadi tiga hari berturut-turut. (Anto)
Taufik (27), adik Anto, menyampaikan, longsor terjadi ketika hujan turun cukup deras Jumat sore. Rumah yang terdiri dari bangunan berupa dinding tembok serta sebagian lainnya kayu itu rusak di sisi belakang. ”Yang hancur ini bagian dapur dan ruang tengah,” kata Taufik sambil menunjukkan dua petak ruangan dengan ukuran total sekitar 8 meter x 6 meter.
Kini, keluarga ini mengungsi ke tempat saudaranya yang aman. Puing-puing bangunan masih tampak di sekitar lokasi longsor. Perabotan rumah tangga dipindahkan ke sisi ruang tamu dan luar rumah. ”Sejak saya kecil hingga saat ini baru ada kejadian longsor seperti ini. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah ini,” ucap Anto.
Pada Sabtu siang, warga tampak bergotong royong membersihkan material longsoran. Lokasi longsoran berada di permukiman padat penduduk dengan kontur terjal. Sejumlah bambu ditancapkan di sekitar lokasi longsor. Karung-karung berisi material tanah dan batu ditata di sekitar bambu untuk menjadi penahan darurat dari longsor susulan. ”Panjang fondasi dan tanah yang longsor ada 18 meter dengan tinggi 5 meter,” kata Ketua RW 002 Triyanto.
Triyanto menyampaikan, dua rumah lainnya yang terancam longsor adalah rumah milik Suratno dan Turwati. ”Rumah yang terancam itu jarak fondasi dengan tanah yang longsor hanya 1 meter. Itu sangat berbahaya,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas Titi Puji Astuti menyampaikan, pihaknya telah memberikan bantuan logistik bagi warga korban longsor. ”Untuk material renovasi rumah akan diberikan besok setelah pembersihan longsoran,” kata Titi.
Sejumlah kejadian longsor terjadi di Banyumas dalam dua bulan terakhir. Salah satu longsor yang paling parah hingga menelan korban jiwa terjadi di Desa Banjarpenepen, Sumpiuh, pada 17 November 2020. Satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak laki-lakinya tewas tertimbun longsoran yang terjadi pada dini hari. Warga diimbau waspada di saat musim hujan, apalagi bagi mereka yang tinggal di perbukitan ataupun pegunungan.