Sebanyak 30.000 vaksin Sinovac tiba di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (4/1/2021). Ini merupakan bagian dari 58.000 vaksin pada tahap pertama yang diusulkan pemerintah provinsi Sumsel.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 30.000 dosis vaksin Sinovac yang dikirim dari PT Bio Farma, Jawa Barat, telah tiba di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (4/1/2021). Ini merupakan bagian dari 58.000 vaksin yang diusulkan Pemerintah Provinsi Sumsel pada vaksinasi Covid-19 tahap pertama yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Senin (4/1/2021), seusai menerima vaksin Sinovac di Palembang menuturkan, sebenarnya pada tahap pertama ada 58.000 vaksin yang diusulkan. Namun karena keterbatasan kapasitas gudang vaksin, baru dikirim 30.000 vaksin.
Vaksin tersebut dikemas dalam 16 kotak kemudian diangkut dengan truk dilengkapi dengan fasilitas pendingin. Truk tersebut dikawal dengan ketat oleh pihak Polda Jawa Barat.
Asep, distributor vaksin menuturkan, mereka membutuhkan waktu sekitar 11 jam untuk mengirim vaksin Sinovac dari Bandung ke Palembang melalui jalur darat. Waktu tempuh ini, jauh lebih cepat dibandingkan dengan pengiriman vaksin biasa yang membutuhkan waktu hingga 15 jam.
Setelah dari Palembang, vaksin akan dikirim menunju ke Jambi yang membutuhkan waktu sekitar 8 jam perjalanan, lebih cepat dibandingkan dengan pengiriman vaksin biasa yang membutuhkan waktu hingga 10 jam. ”Selama perjalanan, tidak ada kendala berarti,” ucap Asep.
Nantinya, lanjut Lesty, vaksin ini akan segera didistribusikan di tujuh kabupaten/kota yang ada di Sumsel. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan vaksin di ruang penyimpanan. Ketujuh daerah tersebut adalah Palembang (19.080 dosis), Banyuasin (2.853 dosis), Ogan Komering Ilir (3.328 dosis), Musi Banyuasin (3.228 dosis), Ogan Ilir (2.328 dosis), Penukal Abab Lematang Ilir (1.328 dosis), dan Kota Prabumulih (2.816 dosis). ”Adapun untuk daerah lain akan dikirimkan pada tahap selanjutnya,” kata Lesty.
Pada 14 Januari-21 Januari akan dilakukan vaksinasi kepada 50.000 tenaga kesehatan yang ada di Sumatera Selatan.
Lesty menuturkan, setelah vaksin tiba di seluruh kabupaten di Sumsel, selanjutnya, pada 14 Januari-21 Januari akan dilakukan vaksinasi kepada 50.000 tenaga kesehatan yang ada di Sumatera Selatan. Nantinya, proses vaksinasi akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
Semua orang yang menjadi sasaran vaksinasi akan mendapatkan pesan singkat yang berisikan daftar biodata yang harus diisi. Dari data tersebut akan diketahui kondisi penerima vaksin. Jika dinilai kondisinya baik, baru akan dilakukan vaksinasi.
Selain tenaga kesehatan, pihaknya berharap, kepala daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat turut serta memberikan contoh dan mengajak warga untuk melakukan vaksinasi. Ini agar semua warga bersedia divaksin guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Sumsel.
Akhir-akhir ini, ujar Lesty, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sumsel meningkat cukup signifikan, bahkan hingga dua kali lipat. Hal ini disebabkan oleh mobilitas warga yang cukup tinggi pada libur Natal dan akhir tahun lalu. ”Dengan vaksin ini diharapkan dapat terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga penyebaran covid-19 dapat diantisipasi,” ujarnya.
Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri menuturkan, untuk menjaga kualitasnya, vaksin ini akan disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu sekitar 2-8 derajat celsius. Setiap daerah sudah memiliki fasilitas ruang pendingin (cold room) sehingga tidak ada kendala untuk penyimpanannya.
Demikian juga dengan proses vaksinasi, Yusri memprediksi kemungkinan tidak ada kesulitan karena secara umum tenaga kesehatan sudah lebih tahu proses pelaksanaannya. Nantinya, proses vaksinasi dilakukan di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk di puskesmas.
Kemungkinan, lanjut Yusri, jumlah sasaran akan bertambah mengingat masih ada tenaga kesehatan atau tenaga penunjang kesehatan yang kemungkinan belum terdaftar sebagai penerima vaksin. Secara keseluruhan, ujar Yusri, ada sekitar 5,7 juta warga Sumsel yang akan menjadi sasaran vaksinasi.
Mereka terdiri dari tenaga kesehatan, orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19, kelompok sektor pelayanan publik, kelompok masyarakat usia 18-59 tahun, tenaga pendidik, dan pegawai pemerintahan. Selama proses vaksinasi masih berlangsung, Yusri berharap agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan agar penularan tidak semakin meluas.