6.600 Tenaga Kesehatan di NTT Segera Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac
Sejumlah 6.600 tenaga kesehatan di Nusa Tenggara Timur akan mendapatkan vaksin Covid-19. Selain tenaga kesehatan, komponen masyarakat kedua yang mendapatkan vaksin adalah pejabat daerah dan aparatur sipil negara.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 6.600 tenaga kesehatan di Nusa Tenggara Timur akan mendapatkan vaksin Covid-19. Selain tenaga kesehatan, komponen masyarakat kedua yang mendapatkan vaksin adalah pejabat daerah dan aparatur sipil negara.
Mereka sebagai bagian dari sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin buatan Sinovac aman bagi kesehatan. Jumlah 13.200 ampul vaksin produksi Sinovac telah ada di Kupang. Vaksin ini upaya terakhir mencegah pandemi Covid-19 sekaligus membangun hidup yang lebih baik.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur Messe Ataupah, di Kupang, Selasa (5/1/2021), mengatakan, vaksin Covid-19 Sinovac asal China yang dikirim dari Jakarta telah tiba di Bandara El Tari, Kupang, Selasa (5/1/2021) pukul 06.15 Wita, menggunakan pesawat Batik Air. Vaksin perdana ini berjumlah 13.200 ampul, tersimpan di dalam tujuh koli.
”Ini diprioritaskan untuk 6.600 tenaga kesehatan. Masing-masing tenaga kesehatan menerima dua kali dosis single vaksin. Tenaga kesehatan ini tersebar di 378 Puskesmas, 10 rumah sakit pemerintah, 2 rumah sakit swasta, dan untuk klinik swasta yang sudah terverifikasi,” kata Messe.
Jika masih ada sisa vaksin akan diberikan kepada para pejabat daerah dan aparatur sipil negara (ASN). Pemberian vaksin kepada pejabat daerah dan ASN ini sebagai bagian dari sosialisasi kepada masyarakat NTT bahwa vaksin itu aman untuk mengatasi Covid-19.
Vaksin buatan Sinovac ini dijemput tim Satgas Covid-19 NTT di Bandara El Tari. Sebelum didistribusikan ke 21 kabupaten/kota, vaksin disimpan terlebih dahulu di Gudang Instalasi Farmasi milik Dinas Kesehatan Provinsi. Sesuai standar operasional penyimpanan vaksin, dengan suhu 2 sampai dengan 8 derajat celsius. Vaksin ini disimpan di dalam alat khusus disebut cold chain.
Prosedur penyimpanan vaksin ini sama dengan proses penyimpanan jenis vaksin pada umumnya. Akan tetapi, ada vaksin yang disimpan pada suhu di bawah nol derajat celsius, ada pula yang disimpan pada suhu antara 1 sampai dengan 10 derajat celsius.
Juru suntik
Ia mengatakan, sebanyak 400 juru suntik mengikuti pelatihan menyuntikkan vaksin ke tubuh para tenaga kesehatan. Jumlah 400 juru suntik ini sesuai jumlah 387 puskesmas, 10 rumah sakit, dan 2 rumah sakit swasta yang sudah terverifikasi.
Mungkin saat ini belum ada efek, tetapi jangka panjang tentu ada. Karena itu, perlu penelitian lanjutan dan keterbukaan kepada masyarakat umum.
Pelatihan bagi para juru suntik berlangsung sekitar satu pekan. Seusai pelatihan, dilanjutkan dengan proses vaksinasi kepada para tenaga kesehatan. Setiap tenaga kesehatan dua kali mendapat suntikan vaksin dengan jeda waktu sekitar 14 hari. Prioritas utama untuk vaksin tahap pertama ini adalah tenaga kesehatan, sebagai garda terdepan melayani pasien Covid-19.
Direktur Yayasan Tukelakang NTT Marianus Minggo mengatakan, para tenaga medis yang menerima vaksin ini harus tetap menjalankan protokol kesehatan dalam menjalankan tugas pelayanan kepada pasien. Ini sebagai bagian dari pembelajaran kepada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin agar tetap menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu, sekecil apa pun efek dari vaksin ini, pemerintah harus terbuka menyampaikan kepada publik. ”Mungkin saat ini belum ada efek, tetapi jangka panjang tentu ada. Karena itu, perlu penelitian lanjutan dan keterbukaan kepada masyarakat umum,” katanya.
Direktur Rumah Sakit Imanuel Waingapu Sumba Timur Danny Cristian mengatakan, lebih cepat vaksin lebih bagus karena ini cara yang terakhir mencengah penyebaran pandemi Covid-19 ini, sekaligus membangun hidup yang lebih baik. Tidak ada cara lain mengatasi Covid-19. Menerapkan protokol kesehatan selama 10 bulan terakhir tidak banyak membantu mengatasi virus, malah kasus terus melonjak.
Rumah Sakit Imanuel mendapat sekitar 180 ampul vaksin Covid-19 karena di sana ada 90 tenaga kesehatan dan tenaga yayasan yang membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Setiap mereka mendapatkan dua kali vaksin dengan tenggat 14 hari.
Begitu orang divaksin, tidak serta-merta terbentuk antibodi di dalam tubuh orang itu untuk melawan virus. Butuh waktu 3-4 hari agar tubuh mulai membentuk antibodi guna menyerang virus yang bakal masuk dalam tubuh. Jika antibodi sudah terbentuk, virus tidak bisa lagi menyerang tubuh, malah tubuh bisa membunuh virus itu.
Membuktikan tubuh telah terbentuk antibodi virus Covid-19 harus melalui proses pemeriksaan di laboratorium. ”Sebelum antibodi terbentuk, orang itu bisa menyebarkan Covid-19 kepada orang lain kalau ia terpapar virus,” katanya.