Tingkat Kematian di Kota Malang Termasuk Tertinggi di Jawa Timur
Tingkat kematian Covid-19 di Kota Malang sangat tinggi, bahkan melampaui angka kematian di Jawa Timur. Angka kematian di Kota Malang saat ini mencapai 9,8 persen, sedangkan di Jawa Timur sebesar 6,9 persen.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Malang pada awal Januari sangat tinggi, bahkan melampaui rata-rata di Jawa Timur. Angka kematian di Kota Malang saat ini mencapai 9,8 persen, sedangkan di Jawa Timur sebesar 6,9 persen. Hal ini mesti diwaspadai pemerintah setempat.
Hingga Senin (4/1/2021), data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Malang mencatat, angka kematian akibat Covid-19 pada awal 2021 sangat tinggi. Bahkan, melampaui tingkat kematian kasus di Jawa Timur maupun nasional.
Data per 1 Januari 2021, angka kematian di Kota Malang mencapai 9,9 persen. Adapun hingga Senin (4/1/2021), angka kematiannya masih bertahan tinggi, yaitu 9,8 persen. Angka itu didapat dari 336 kasus kematian dari 3.879 kasus aktif di Kota Malang. Kondisi tersebut lebih parah ketimbang sebelum libur Natal dan Tahun Baru, saat angka kematian 9,4 persen.
Jumlah tersebut jauh melampaui angka kematian Jawa Timur dan nasional. Angka kematian Jawa Timur per 4 Januari 2021 sebesar 6,9 persen, sedangkan nasional sebesar 2,9 persen.
Tingkat kematian setinggi itu menempatkan Kota Malang di deretan lima besar kota di Jawa Timur dengan angka kematian tertinggi akibat Covid-19. Di atas Kota Malang, yakni Kota Pasuruan (11 persen), Kabupaten Jombang (10,59 persen), Kabupaten Tuban (10,47 persen), dan Kabupaten Nganjuk (10,2 persen).
”Penambahan kasus di Kota Malang yang terus tinggi, salah satunya karena semakin banyaknya tracing. Ini baik, karena akan makin bisa mendeteksi kondisi masyarakat. Hanya, memang harus diakui, tingkat kematiannya tinggi. Ini harus diwaspadai,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, Selasa (5/1/2021).
Menurut Sutiaji, tingginya tingkat kematian tersebut salah satunya dipicu keterlambatan penanganan kasus. Ini terjadi akibat masih ada ketakutan masyarakat memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan.
”Rata-rata kematian itu disebabkan keterlambatan penanganan. Mereka yang meninggal memiliki penyakit bawaan, seperti jantung, diabetes, dan lainnya. Banyak di antara pasien tersebut datang saat sudah telanjur parah, dan akhirnya tidak tertolong,” kata Sutiaji.
Menurut Sutiaji, pada masa pandemi ini diakui ada ketakutan masyarakat untuk datang memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan. Mereka takut tertular atau dinyatakan Covid-19. Mereka cenderung enggan memeriksakan diri dan berusaha menangani sakitnya sendiri.
”Oleh karena itu, butuh upaya mendorong kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan jika sakit. Jangan menunggu parah. Harus diyakini bahwa layanan kesehatan kita sudah memenuhi protokol kesehatan, jadi jangan takut,” kata Sutiaji.
Sutiaji menambahkan, data dari beberapa rumah sakit di Kota Malang menunjukkan bahwa tingkat hunian kamar di RS di Kota Malang untuk kasus bukan Covid-19 cenderung turun.
Vaksin
Di tempat berbeda, vaksin Covid-19 saat ini sudah tiba di Jawa Timur. Meski begitu, hingga kini belum ada kejelasan kapan Kota Malang akan menerima vaksin tersebut.
”Hingga kini kami belum menerimanya dan waktunya kapan belum diketahui. Meski begitu, yang terpenting harus terus diupayakan untuk menjalankan protokol kesehatan ketat dan jangan lengah jika tidak ingin terpapar Covid-19,” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Malang Nur Widianto.
Nur mengajak masyarakat untuk tidak lelah dan terus mewaspadai segala hal terkait Covid-19. ”Jumlah kasusnya terus bertambah, kematian juga terus terjadi. Kita harus mewaspadainya dan tidak lelah dan lengah untuk menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutan daringnya pada Rapat Terbuka Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya, Selasa (5/1/2020). Ia mengatakan bahwa vaksinasi akan segera dilakukan. Meski begitu, presiden tetap menekankan perlunya menerapkan protokol kesehatan.
”Tahun 2021 adalah tahun penuh harapan. Kita semua berupaya keras agar masalah kesehatan bisa kita tangani dengan cepat dan vaksinasi akan segera dilakukan. Tapi kita semua harus tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin,” katanya.