Khawatir Longsor Susulan di Sumedang, Petugas Amati Cuaca Sembari Mencari Korban
Untuk mengantisipasi longsor susulan, petugas yang melakukan evakuasi dan pencarian berpatokan pada perubahan cuaca. Pasalnya, kondisi tanah sekitar longsoran masih belum stabil sehingga berpotensi menimbulkan korban.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
SUMEDANG, KOMPAS — pencarian 28 korban hilang akibat longsor Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dilakukan dengan mewaspadai cuaca buruk. Jika terjadi hujan, petugas yang dikerahkan untuk mencari para korban diminta menyingkir dari lokasi longsoran karena khawatir longsor susulan.
Hingga Senin (11/1/2021) setidaknya terdapat dua patok yang dipasang di antara timbunan tanah, material, dan bangunan di lokasi longsoran. Menurut Jayusman (32), petugas pengamanan evakuasi, patok menjadi indikasi dugaan adanya korban yang di tertimbun di situ.
”Sudah ada aroma khas bangkai di sekitar sana. Tidak menutup kemungkinan ada lokasi lainnya. Sekarang petugas sedang beristirahat sambil mengamati cuaca,” ujarnya saat ditemui di lokasi longsoran, Senin siang sekitar pukul 12.15.
Posisi tanah yang belum stabil menjadikan pencarian korban menjadi sangat berisiko. Perubahan cuaca ekstrem, menurut Jayusman, perlu diwaspadai karena khawatir terjadi longsor susulan. Karena itu, dia meminta petugas untuk segera menghindari lokasi longsoran jika hujan turun.
Sudah ada aroma khas bangkai di sekitar sana. Tidak menutup kemungkinan ada lokasi lainnya.
”Kami membagi pencarian menjadi dua titik, yang di bagian bawah dekat masjid dan bagian atas. Petugas yang sedang mencari korban diharapkan untuk lebih cepat membaca situasi karena khawatir kembali terjadi korban,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Posko Pencarian dan Penyelamatan (SAR) yang didirikan darurat di SMA Negeri Cimanggung, hingga pukul 13.00 tercatat 13 korban meninggal. Selain itu, 28 korban lainnya masih dinyatakan menghilang.
Posko darurat ini berjarak lebih kurang 500 meter dari lokasi longsoran. Sejak dua hari sebelumnya, ratusan petugas yang terdiri dari berbagai instansi memperbarui data, berkoordinasi, dan bersiap untuk evakuasi dari titik ini. Lokasi tersebut diharapkan jauh dari potensi longsor susulan.
Longsor yang terjadi di Dusun Bojongkondang ini terjadi Sabtu (9/1/2021) sore. Sebelumnya, kawasan Bandung Raya dan Sumedang dilanda hujan deras selama lebih dari dua jam, termasuk lokasi longsor. Longsor susulan pun terjadi pukul 20.00 saat petugas tengah mencari sekitar delapan korban jiwa yang masih tertimbun.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar, sebanyak 14 rumah rusak berat diterjang longsor dari tebing setinggi 20 meter dan sepanjang 40 meter. Selain korban meninggal dan hilang, sebanyak 18 orang luka-luka.
Sejumlah petugas dikerahkan untuk mengawasi petugas dan pihak-pihak yang masuk ke lokasi longsoran. Hal itu dilakukan untuk mengurangi potensi bertambahnya korban dari warga karena sebelumnya korban yang tertimbun berasal dari warga yang menonton proses evakuasi.
”Total, warga yang terdampak masih dalam pendataan. Saat cuaca buruk, pencarian korban dihentikan. Kami pun tetap meminta warga untuk menjauhi lokasi longsor karena khawatir longsor susulan,” ujar Jayusman.