Khawatir Tsunami dan Gempa Susulan, Ratusan Warga Sulbar Mengungsi
Trauma gempa dan tsunami di Palu membuat warga di sejumlah kabupaten di Sulbar mengungsi setelah gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang daerah itu, Kamis (14/1/2021) sore.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Khawatir adanya tsunami dan gempa susulan, ratusan warga Sulawesi Barat hingga Kamis (14/1/2021) petang mengungsi ke sejumlah wilayah yang dianggap aman. Sejauh ini dilaporkan terjadi kerusakan pada bangunan dan jalan.
Data yang dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,9 mengguncang Sulbar pada pukul 14.35 Wita, Kamis. Episenter gempa terletak di darat pada jarak 4 kilometer arah barat laut Kabupaten Majene pada kedalaman 10 kilometer.
”Gempa terjadi saat kami semua sedang berada di dalam rumah. Getarannya lumayan keras dan membuat warga berhamburan keluar rumah. Dinding rumah saya retak. Sampai sore ini, banyak warga yang belum berani masuk ke rumah. Kebanyakan di pinggir jalan. Sebagian mengungsi ke tempat tinggi karena khawatir tsunami dan gempa susulan,” kata M Farhanuddin, warga Majene.
Data BMKG menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Gempa ini disebut tidak berpotensi tsunami.
Guncangan gempa ini dirasakan di seluruh wilayah Sulbar, seperti di Kabupaten Polewali (IV-V MMI), Mamuju dan Majene (IV MMI), serta Mamuju Utara dan Mamuju Tengah (III-IV MMI). MMI merupakan skala intensitas gempa yang mengukur dampak getaran terhadap kondisi sekitar dengan skala I (paling rendah) hingga XII (tertinggi).
Selain di Sulbar, gempa juga terasa di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang berdekatan dengan Sulbar, seperti di Toraja (III MMI) serta di Pinrang, Pare-pare, dan Wajo (II-III MMI). Bahkan, beberapa warga Makassar turut merasakan getaran gempa. Makassar-Sulbar terpisah jarak setidaknya 180 kilometer garis lurus.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid, saat dihubungi via telepon, menyebutkan menerima berbagai laporan kerusakan akibat gempa itu. Ini termasuk terjadinya longsor sebagai dampak gempa.
”Data valid masih kami minta dari semua kabupaten. Namun, sejauh ini hasil pantauan kami menunjukkan terjadi sejumlah kerusakan bangunan. Jalan lingkar selatan antara Majene dan Mamuju juga terjadi longsor. Saat ini, pihak Dinas Pekerjaan Umum sudah menurunkan alat berat,” kata Darno.
Di sejumlah Grup Whatsapp dan berbagai media sosial, beredar gambar dan video tentang kerusakan bangunan yang terjadi di sejumlah tempat di Sulbar. Di Rumah Sakit Regional Mamuju, pasien yang di antaranya pasien Covid-19 diungsikan ke halaman parkir. Pada video lain, tampak warga yang berlarian mengungsi ke lokasi ketinggian.
”Saya sudah meminta anggota BPBD untuk turun menenangkan masyarakat, terutama yang mengungsi. Kami sampaikan bahwa BMKG sudah menyebut tak ada potensi tsunami. Banyak yang panik dan trauma mengingat gempa Palu. Mereka takut tsunami sehingga pergi mengungsi. Kami tetap bersiaga dan membangun posko untuk berjaga-jaga gempa susulan,” kata Darno.