Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan, pengiriman logistik ke Mamuju, Sulawesi Barat, sempat terhambat karena ada jalur yang longsor. Kendati demikian, secara bertahap bantuan untuk korban gempa mulai mengalir.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan, pengiriman logistik ke Mamuju, Sulawesi Barat, sempat terhambat karena ada jalur yang longsor. Kendati demikian, secara bertahap, logistik bantuan untuk korban gempa mulai mengalir ke Mamuju dan Majene.
Risma mengungkapkan hal itu ketika melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/1/2021), setelah dari Mamuju. Dia menyatakan, kunjungan ke Surabaya tidak mengganggu aktivitas penanganan bencana alam di Mamuju, Sulawesi Barat, termasuk pengiriman logistik bantuan ataupun penanganan kepada para korban.
Alhamdulillah logistik mulai jalan meski pengangkutan sempat berputar dari Makassar ke Mamuju, menambah enam jam (karena akses jalan longsor). Tapi, mudah-mudahan hari ini longsoran bisa diatasi sehingga Makassar ke Mamuju bisa lebih cepat. (Tri Rismaharini)
Memang, kata Risma, pengiriman bantuan logistik kepada korban bencana alam sempat mengalami kendala. Penyebabnya, akses jalan dari Makassar menuju lokasi di Mamuju sepanjang 410 kilometer ada titik yang sempat terputus karena longsor.
”Alhamdulillah logistik mulai jalan meski pengangkutan sempat berputar dari Makassar ke Mamuju, menambah enam jam (karena akses jalan longsor). Tapi, mudah-mudahan hari ini longsoran bisa diatasi sehingga Makassar ke Mamuju bisa lebih cepat,” ujarnya.
Terkait banjir di Kalimantan Selatan, Risma menyatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan mobilisasi bantuan ke daerah yang dilanda banjir. Bahkan, untuk mendukung rehabilitasi di sana, Kemensos juga telah mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Tagana bergerak cepat
”Saat ini semua Tagana dari daerah terdekat dengan bencana, termasuk dari daerah lain, dikerahkan ke lokasi bencana. Mereka yang tidak terdampak digerakkan segera untuk menuju lokasi, seperti dari Palu, Mamuju, bahkan Makassar. Yang jelas Tagana dari daerah terdekat dulu biar bisa segera bekerja membantu penyintas bencana alam,” ujarnya.
Setelah melakukan peninjauan ke Mamuju, Sulawesi Barat, rombongan Kementerian Sosial melakukan kunjungan kerja ke Kota Surabaya, Sabtu (16/1/2021). Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat program pemberdayaan sosial yang ada di instansi tersebut, terutama sistem pelayanan publik berbasis elektronik yang sudah diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Timur Sutrisno mengatakan, tim Emergency Medical Team (EMT) IDI Jatim, menurut rencana, berangkat ke Mamuju, Sulawesi Barat, pada Minggu (17/1/2021) guna membantu memberikan layanan medis kepada korban gempa bumi Sulbar.
Besok tim yang berangkat dari emergency medicine, dokter umum yang fokus ke bencana, dan beberapa perawat. Selain tim dari IDI, Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga juga akan berangkat ke lokasi gempa pada Minggu.
Menurut Direktur RS Terapung Ksatria Airlangga Agus Harianto, RS Terapung selalu mengupayakan segera bisa tiba di lokasi bencana karena RS ini bisa membantu dalam penanganan medis di tengah situasi darurat, termasuk proses pembedahan di lokasi bencana.
Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat dan Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto mengunjungi beberapa kantor pelayanan publik di Surabaya.
Rombongan melakukan kunjungan kerja sejak Sabtu pukul 09.00 dengan mengunjungi Mal Pelayanan Publik di Gedung Siola di Jalan Tunjungan, antara lain di layanan administrasi kependudukan, Command Center 112, Pusat Pembelajaran Keluarga, dan Koridor Co-Working Space.
Setelah dari Siola, rombongan meninjau UPTD Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Kampung Anak Negeri, Sentra UMKM Dolly, hingga Taman Makam Pahlawan (TMP) Mayjend Sungkono, Surabaya.
Mensos Risma mengatakan, seusai meninjau kondisi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, hari ini ia langsung bertolak ke Surabaya. Kunjungan ke ”Kota Pahlawan” ini untuk mengajak jajarannya belajar sistem pelayanan publik secara efisien berbasis elektronik untuk memperkuat program yang ada di Kemensos.
”Saya ingin menunjukkan ke teman-teman bahwa selama ini Surabaya semua sudah elektronik dan bisa dimonitor secara elektronik,” kata Mensos Risma di sela kunjungannya.
Menurut Wali Kota Surabaya dua periode ini, sistem pelayanan publik berbasis elektronik yang sudah berjalan di Kota Surabaya bisa diadopsi di Kemensos. Alasannya, sistem yang saat ini berjalan di Kemensos belum semuanya berbasis elektronik.
”Teman-teman saya kasih tahu, dulu ketika menjadi Wali Kota Surabaya, semua dikerjakan secara elektronik. Sekarang begitu di Kemensos, masih menulis pakai pulpen lagi,” ujarnya.