Data Nakes Tidak Sesuai, Dinas Kesehatan Pastikan Tetap Bisa Ikut Vaksinasi
Dinas Kesehatan Banyuwangi menerima sejumlah laporan tentang data vaksinasi tenaga kesehatan yang tidak sesuai. Beberapa kesalahan data misalnya, umur yang tidak sesuai dan NIK yang berbeda.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Dinas Kesehatan Banyuwangi menerima sejumlah laporan tentang data vaksinasi tenaga kesehatan yang tidak sesuai. Kendati demikian, seluruh tenaga kesehatan di kabupaten itu dipastikan telah didaftarkan untuk menerima vaksin Covid-19 di gelombang pertama.
Hingga saat ini belum ada kepastian waktu vaksinasi gelombang pertama bagi tenaga kesehatan di Banyuwangi. Rencananya 6.080 tenaga kesehatan akan divaksin pada gelombang pertama vaksinasi tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono di Banyuwangi, Senin (18/1/2021). “Kami menerima banyak laporan dari nakes tentang data vaksinasi. Banyak yang menanyakan apakah mereka dapat menerima vaksin di gelombang pertama. Karena memang ada beberapa kesalahan data,” ungkapnya.
Widji mengatakan, beberapa kesalahan data yang dilaporkan antara lain terkait umur dan ketidaksesuaian NIK. Widji tidak merinci berapa jumlah pasti laporan yang masuk. Namun ia mengatakan jumlahnya tidak banyak.
Kesalahan data yang dilaporkan antara lain, umur nakes yang masih berusia 1 tahun. Alasannya di dalam data terekam nakes tersebut baru lahir pada 2020. Widji mengaku, saat ini proses perbaikan sedang dilakukan.
“Kemungkinan kesalahan data tersebut terjadi saat proses input. Kesalahan bisa terjadi saat nakes mengisi formulir. Kemungkinan lain terjadi saat proses pengisian data di provinsi atau pusat,” tuturnya.
Kemungkinan kesalahan data tersebut terjadi saat proses input. Kesalahan bisa terjadi saat nakes mengisi formulir (Widji Lestariono)
Kendati masih ada kekacauan data, Widji memastikan para nakes di Banyuwangi tetap masuk dalam gelombang pertama penerima vaksin. Dengan catatan, saat proses screening pada hari pelaksanaan, nakes dinyatakan layak menerima vaksin.
“Pada hari H, di meja dua akan ada proses screening akhir. Di sana para nakes akan diperiksa sekali lagi apakah bisa menerima vaksin. Walaupun ada salah data, kalau hasil screening menyatakan nakes tersebut bisa divaksin, ya tetap akan divaksin,” ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada kepastian tanggal pelaksanaan vaksinasi gelombang pertama di Banyuwangi. Dinas Kesehatan Banyuwangi masih menunggu pengiriman dari Provinsi Jawa Timur.
Kemungkinan besar, vaksinasi baru dapat dilakukan akhir Januari atau awal Februari. Dari total 6.500 tenaga kesehatan di Banyuwangi, ada 6.080 tenaga kesehatan yang lolos proses verifikasi.
Widji mengatakan, verfikasi tersebut dilakukan secara sistem berdasarkan formulir yang diisi para nakes. Verfikasi tersebut untuk memilah apakah nakes tersebut memenuhi syarat vaksinasi.
Salah satu tenaga kesehatan yang memenuhi syarat namun masih ada ketidaksesuaian data ialah Budi Wahono, perawat di Puskesmas Gendoh, Banyuwangi. Budi mengaku telah mendapat SMS pemberitahuan bahwa dirinya masuk dalam kelompok nakes yang akan divaksin pada gelombang pertama.
“Saya mendapatkan SMS pemberitahuan tersebut. Namun, saat saya memasukkan NIK saya dalam pedulilindungi.id, NIK saya belum terdaftar sebagai penerima vaksin gelombang pertama,”ungkapnya.
Budi menduga ada kesalahan input data NIK miliknya. Ia khawatir, bila kesalahan input data ini membuat ia gagal menerima vaksin. Budi pernah menanyakan hal ini saat mengikuti pelatihan simulasi vaksin. Namun, kekhawatirannya belum terjawab.