Tingkatkan Kesembuhan Pasien Covid-19, Terapi Plasma di Cirebon Minim
Sejak dilakukan Oktober 2020, sebanyak 89 penyintas Covid-19 di Kabupaten Cirebon telah mendonorkan plasma darahnya. Jumlah ini belum sesuai dengan tingginya permintaan terapi plasma.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penerapan terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih minim. Padahal, terapi tersebut dinilai bisa meningkatkan angka kesembuhan pasien. Para penyintas Covid-19 pun diajak untuk mendonorkan plasmanya.
”Kami mengajak warga yang pernah terkena Covid-19 untuk ikut mendonorkan plasma darahnya. Ini bisa menolong teman-teman kita yang terpapar. Rasanya enggak sakit. Paling awalnya seperti ditusuk jarum suntik,” kata Bupati Cirebon Imron Rosyadi setelah mendonorkan plasmanya di Palang Merah Indonesia (PMI) Cirebon, Senin (18/1/2021).
Terapi plasma konvalesen merupakan upaya memberikan donor bagian darah yang mengandung antibodi dari penyintas kepada pasien Covid-19 dengan kondisi berat dan kritis. Di Cirebon, PMI telah memenuhi syarat cara pembuatan obat yang baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menerapkan terapi plasma sejak Oktober lalu.
Ia mengajak sesama penyintas Covid-19 agar sukarela mendonorkan plasma darahnya. ”(Terapi) ini bisa menyembuhkan pasien hingga 100 persen. Jadi, sangat bermanfaat bagi pasien. Apalagi, Covid-19 belum ada obatnya sampai sekarang,” ungkap Imron yang memberikan 625 cc plasma darahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni menambahkan, terapi plasma diharapkan bisa meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Cirebon. Saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Cirebon berkisar 79 persen, di bawah rata-rata nasional, yakni 81,3 persen.
Sebaliknya, angka kematian pasien Covid-19 di Cirebon mencapai 5,8 persen atau 272 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kematian pasien secara nasional, yakni 2,9 persen. Cirebon termasuk daerah dengan tingkat kematian pasien Covid-19 yang tinggi di Jabar.
Ketua PMI Kabupaten Cirebon Sri Heviyana menyampaikan, dalam empat bulan terakhir, sebanyak 89 penyintas mendonorkan plasma darahnya. Setiap penyintas bisa mendonorkan 400-600 cc plasma darahnya. Adapun kebutuhan setiap pasien sekitar 200 cc.
Permintaan plasma darah banyak sekali. Setiap ada yang mendonor, plasma langsung habis hari itu juga.
”Permintaan plasma darah banyak sekali. Setiap ada yang mendonor, plasma langsung habis hari itu juga,” katanya. Pengguna plasma darah tersebut tidak hanya dari pasien di Cirebon, tetapi juga di Bandung hingga Jakarta.
Menurut dia, selain minimnya penyintas yang mendonorkan plasma darah, beberapa penyintas yang bersedia juga tidak memenuhi ketentuan sebagai donor. Syarat itu antara lain antibodi tinggi, bebas dari HIV/AIDS, dan bebas dari sifilis. ”Semoga semakin banyak yang mendonor,” ucapnya.
Hingga kini, sebanyak 644 pasien Covid-19 di Cirebon masih menjalani isolasi. Sebanyak 333 orang di antaranya dirawat di rumah sakit. Adapun korban meninggal mencapai 272 orang.