Perempuan Tewas di Bawah Jembatan di Malang, Polisi Temukan Niat Bunuh Diri
Perempuan muda ditemukan tewas di bawah jembatan di Kota Malang. Polisi temukan tulisan keinginan bunuh diri korban.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
Artikel ini mengandung konten kekerasan. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi Anda melakukan kekerasan. Jika Anda mengalami depresi atau bermasalah dengan kesehatan jiwa, segera hubungi psikolog atau layanan kesehatan mental terdekat.
MALANG, KOMPAS — Seorang perempuan berusia 19 tahun ditemukan tewas di bawah Jembatan Tunggulmas, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (6/5/2024) malam. Ditemukan juga pesan tentang keinginan korban untuk bunuh diri.
Korban diketahui berinisial ALY, yang tinggal di Kelapa Dua, Tangerang. Perempuan kelahiran 5 September 2004 ini adalah pelajar yang juga telah bekerja.
Jenazah ditemukan pada Senin sekitar pukul 23.29 WIB. Lokasinya di bawah Jembatan Tunggulmas, Kota Malang.
Mayatnya ditemukan sejumlah orang yang tengah berada di atas Jembatan Tunggulmas. Seusai nongkrong dan hendak berfoto di pinggir jembatan, topi salah seorang di antaranya jatuh.
”Kemudian saksi dan dua temannya mencarinya dengan menyorotkan senter ke bawah jembatan. Saksi lalu melihat ada seseorang telentang di bawah jembatan,” kata Kepala Seksi Humas Polres Kota Malang Kota Inspektur Dua Yudi Risdiyanto, Selasa (7/5/2024).
Selanjutnya, bersama beberapa orang lainnya, mereka mencoba memanggil sosok itu. Tidak ada jawaban, diduga sosok itu tidak bernyawa. Kejadian itu lalu dilaporkan kepada polisi.
”Sekitar pukul 23.50 WIB, polisi datang dan melihat perempuan tergeletak dalam posisi terlentang di dasar jembatan Tunggulmas. Selanjutnya, petugas menghubungi INAFIS dan lalu dipastikan korban telah meninggal,” kata Yudi. Jenazah lantas dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar Malang untuk proses visum.
Bersama korban, polisi juga menemukan tulisan yang dicetak komputer. Kepala Polsek Lowokwaru Komisaris Anton Widodo mengatakan, isinya keinginan korban untuk bunuh diri. Namun, Anton belum mengetahui pasti cara korban mengakhiri hidupnya.
”Jadi, memang ada keinginan korban mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri,” kata Anton.
Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Nandy Agustin Syakarofath, mengatakan, bunuh diri rentan terjadi akibat beberapa hal, seperti tekanan sosial, ekonomi, dan perkembangan teknologi. Dia menyebut, perubahan gaya hidup, materialisme, dan industrialisasi yang terkait teknologi terkadang memunculkan tekanan sosial dan isolasi sosial.
”Hal ini bisa memicu stres dan depresi hingga bunuh diri,” katanya.
Faktor selanjutnya, menurut Nandy, adanya tekanan hidup yang meningkat dari waktu ke waktu. Ia mencontohkan persaingan pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Berbagai hal tersebut dapat memunculkan respon psikologis negatif sehingga berisiko mengalami gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.
”Sebagaimana bentuk gunung es yang hanya menonjolkan beberapa elemen di atas puncak, terdapat beberapa elemen penting lainnya yang tak terlihat sebab berada di bawahnya. Ini disebabkan oleh riset yang semakin marak dilakukan sehingga didapatkan data atau temuan-temuan yang seperti itu,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Nandy dari berbagai sumber sepanjang tahun 2024, diperkirakan jumlah penderita masalah kesehatan mental di Indonesia akan mencapai 3,24 juta. Peningkatan jumlah pengidap penyakit mental ini memasuki berbagai kalangan usia, tidak hanya remaja.
Oleh karena itu, Nandy berharap pemerintah lebih memperhatikan lagi layanan kesehatan mental di masyarakat. Untuk tingkat makro, misalnya, pemerintah harus lebih memperhatikan berbagai hal penting.
Ia mencontohkan, layanan kesehatan mental, promosi lingkungan komunitas yang mendukung, pelatihan tenaga kerja masyarakat, dan pembentukan kebijakan publik yang mendukung kesehatan mental. Nandy menyebut, semua lini dan pemegang kepentingan harus ikut bertanggung jawab terhadap isu kesehatan mental ini.
Kerja sama semua pihak, menurut Nandy, sangat penting untuk membentuk lingkungan pendukung nyaman terhadap pertumbuhan pribadi dan mencegah penumpukan masalah kesehatan mental.