RB Leipzig melanjutkan perjalanan sensasionalnya dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 1-0 pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions. Spurs, finalis musim lalu, tampil dengan ”senjata tanpa peluru” di laga ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — RB Leipzig datang ke kandang Tottenham Hotspur di London dengan membawa ironi, Kamis (20/2/2020) dini hari WIB. Klub Jerman yang baru dibentuk satu dekade lalu itu memperlihatkan beberapa hal penting yang tidak dimiliki Spurs, wakil Inggris yang sudah berusia lebih dari seabad.
Leipzig membuktikan mereka memiliki lini serang yang lebih mematikan dan permainan yang lebih atraktif seperti yang telah mereka peragakan di Liga Jerman musim ini. Hingga pekan ke-22, Leipzig berhasil mengumpulkan 45 poin dan duduk di peringkat kedua klasemen sementara Liga Jerman. Mereka hanya tertinggal satu poin dari Bayern Muenchen di puncak klasemen.
Kegemilangan Leipzig itu tidak terlepas racikan Pelatih Julian Nagelsmann. Padahal, ia baru berusia 32 tahun dan kalah pengalaman dibandingkan Pelatih Spurs Jose Mourinho.
Pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions itu, Leipzig langsung bisa mendominasi permainan dan menang atas Spurs, 1-0. Klub yang masih ”bau kencur” itu tampil seperti klub yang sudah berpengalaman menjalani laga-laga besar selama bertahun-tahun.
Para pemain Leipzig bisa tampil sangat berani dan percaya diri pada kesempatan pertamanya tampil di babak 16 besar Liga Champions musim ini. Nyaris tidak terlihat status mereka sebagai tim muda. Di sisi lain, sulit untuk mengenali Spurs, finalis kompetisi antarklub paling bergengsi Eropa itu musim lalu.
Leipzig tampil laiknya produk yang menjadi sponsor klub itu, yaitu penuh tenaga dan intensitas tinggi. ”Leipzig adalah tim yang sangat bagus dan memiliki banyak energi,” kata kiper Spurs, Hugo Lloris.
Dalam tiga menit pertama laga itu, Leipzig sudah berpeluang untuk mencetak tiga gol. Mereka menggedor gawang Spurs melalui Patrik Schick, Angelino, dan Timo Werner. Namun, Spurs selamat karena Lloris tampil gemilang malam itu dan mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik.
Gol cepat menjadi target Leipzig agar mereka bisa membuat Spurs merasa lebih tertekan sejak awal laga. ”Pada 10 menit pertama laga, kami sangat berisik. Lalu, pada akhir laga, kami merasa sangat senang bisa menjalani laga ini,” kata Nagelsmann.
Leipzig bisa memberikan tekanan sepanjang laga, sedangkan Spurs cenderung bermain negatif. Spurs kurang berinisiatif menciptakan serangan yang kreatif hingga akhirnya mereka membuat kesalahan fatal. Bek Spurs, Ben Davies, melakukan pelanggaran terhadap Konrad Laimer sehingga Leipzig mendapatkan tendangan penalti. Werner pun berhasil menghasilkan gol dari penalti tersebut.
Senjata tanpa peluru
Spurs pada laga ini tampil kurang menggigit karena memang tidak punya ”taring”. Dua penyerang kunci mereka, Harry Kane dan Son Heung-min, sedang cedera. Mereka hanya bisa mengandalkan para gelandang serang untuk mencetak gol ke gawang Leipzig. Kekuatan lini serang inilah yang merupakan hal penting yang tidak dimiliki Spurs, tetapi sangat menonjol di kubu Leipzig.
Lucas Moura, yang sebenarnya merupakan penyerang sayap alias bukan striker murni, harus mengemban tugas berat. Ia dipasang di ujung tombak untuk berpartner dengan Dele Alli, pemain yang juga bukan berposisi alamiah sebagai striker. Ia pun tampil buruk dan harus ditarik keluar pada menit ke-64.
Alli mengamuk saat ditarik Mourinho untuk digantikan Erik Lamela, gelandang lainnya. Ia lantas membanting botol dan sepatunya saat hendak duduk di bangku cadangan.
Rasa frustrasi seolah dirasakan seluruh pemain Spurs. Mourinho pun menyadari hal itu. ”Kami berada dalam situasi seperti mau perang dengan senjata tanpa peluru,” kata Mourinho.
Kami berada dalam situasi seperti mau perang dengan senjata tanpa peluru.
Sekali lagi, Mourinho menyesalkan badai cedera yang menerjang timnya. Situasi seperti ini, bermain tanpa Kane dan Son, bisa mereka alami hingga akhir musim. Kane masih cedera hamstring dan diperkirakan benar-benar pulih pada Mei nanti. Adapun Son mengalami patah tulang lengan kanan dan belum diketahui kapan bisa pulih.
Meskipun demikian, masih ada laga kedua untuk dijalani kedua tim dalam upaya menentukan siapa yang berhak melaju ke babak perempat final. Namun, kubu Leipzig sangat percaya diri bakal lolos mengingat laga kedua akan digelar di rumah mereka di Stadion Red Bull Arena, Jerman, pada 11 Maret mendatang.
Mereka hanya cukup bermain imbang, sedangkan Spurs harus menang dengan skor minimal 2-0 agar bisa melaju ke babak perempat final. ”Kami sudah membuktikan bisa menang di kandang mereka (Spurs) dan kami yakin bisa menang lagi di kandang kami,” kata Nagelsmann. (AP/REUTERS)