Awalnya Facebook adalah sebuah platform media sosial. Namun, kini orang juga menggunakannya untuk laman perdagangan, jasa iklan digital, pengiriman pesan, dan lain-lain. Semua itu menjadikan Facebook mengetahui perilaku dua miliar akun yang berada di platform itu. Dari data perilaku itu, seperti pola pengeluaran, mereka kemudian melihat potensi besar untuk membangun mata uang virtual karena transaksi di dalam Facebook sangat besar.
Di Indonesia, sejumlah usaha rintisan telah membangun dompet digital dan sudah mempraktikkan ”mata uang” itu untuk transaksi di dalam jaringan mereka. Mereka juga sudah menggandeng industri perbankan setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia sehingga uang digital itu bisa digunakan untuk transaksi tunai dan transaksi di luar platformnya. Jadi, ide Facebook sebenarnya tidak terlalu baru. Namun, karena transaksi itu meliputi pengguna dalam jumlah besar dan lintas negara, pemberlakuan mata uang ini tidak mudah. Di sisi lain, Facebook berniat membuat mata uang digital sendiri dengan teknologi rantai blok (blockchain) yang diberi nama libra. Untuk tahap awal, mereka akan mematok nilai 1 libra sama dengan 1 dollar AS.
Saat mendengar Facebook hendak meluncurkan mata uang, publik menjadi heboh. Penyebabnya, mereka memiliki beberapa keunggulan, seperti telah merekam semua data pengguna sehingga mengetahui secara akurat pola pengeluaran para penggunanya serta karena jumlah pengguna besar, rencana peluncuran mata uang itu mengguncang industri keuangan global. Meskipun telah bocor pada Desember tahun lalu, informasi mengenai hal ini tak segera mendapat perhatian publik. Saat itu, Bloomberg mengabarkan, mereka membangun mata uang digital dan akan diuji coba di India karena di negara ini banyak pengiriman remitansi dari para tenaga kerja di luar negeri. Tahun 2017 juga telah muncul rumor rencana Facebook membuat mata uang digital itu.
Pola pengeluaran pemilik akun Facebook juga membuat mereka tergerak melayani transaksi tanpa merepotkan pengguna, seperti harus menggunakan pihak ketiga, yaitu kartu kredit atau kartu debit. Pola transaksi seperti ini telah ada pada aplikasi WeChat di China, yaitu ketika pengguna melakukan pembayaran, mereka tetap berada di satu platform. Facebook mudah memperkirakan peluang bisnisnya dengan membaca data yang dimilikinya. Tak mengherankan, ada penulis yang menyebutkan rencana itu bagai menjadikan Facebook sebagai bank sentral.
Langkah operasional yang bakal dilakukan Facebook adalah bekerja sama dengan industri keuangan yang ada. Facebook dipastikan harus bekerja sama dengan industri perbankan karena melayani pengguna yang melakukan transaksi lintas platform dan melayani transaksi tunai. Nah, di sini kerepotan muncul karena transaksi bakal lintas negara dengan aturan keuangan yang berbeda-beda. Kerja sama bisa menyelesaikan sejumlah masalah, seperti lisensi penggunaan mata uang, infrastruktur, dan teknologi yang digunakan dalam proses transaksi.
Pertanyaan para analis selanjutnya, seperti dikutip Financial Times pada pekan lalu, adalah soal kemampuan Facebook menangani transaksi dalam jumlah besar secara cepat. Transaksi yang dilakukan industri perbankan selama ini sangat besar dalam hitungan detik. Gambaran kemampuan Facebook sejauh ini belum muncul. Mereka menyebutkan, lalu lintas dengan menggunakan blockchain dalam mata uang kripto selama ini tergolong kecil sehingga belum meyakinkan ketika teknologi rantai blok kelak dipakai oleh Facebook. Meskipun demikian, Facebook diperkirakan bisa mengatasi masalah ini karena basis bisnis mereka adalah industri digital.
Rencana Facebook itu tengah dimatangkan. Apabila tidak ada masalah, pada tahun depan penggunaan Libra bisa dimulai. Mereka menjanjikan perubahan yang radikal dalam sistem pembayaran sehingga menghilangkan jasa pihak ketiga, yang berarti menghilangkan pungutan jasa perantara dalam sistem pembayaran, transaksi sangat kecil mungkin dilakukan, memudahkan pengiriman uang, dan lain-lain. Tak salah apabila mereka memilih nama libra yang dalam bahasa Romawi merupakan satuan berat, tetapi kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis, dengan potongan atau suku kata lib berarti bebas.