Negara Butuh Sumbangan Pemikiran Besar
Salah satu tantangan yang perlu dijawab adalah perlunya inovasi di bidang ekonomi dan teknologi informasi di tengah kompetisi global yang semakin ketat. Hal ini, kata Presiden, ditandai dengan adanya perubahan yang begitu sangat cepat dari internet ke mobile internet, kecerdasan buatan, robot, maupun revolusi digital. ”Saya kira ini yang menjadi tantangan besar kita ke depan,” kata Presiden.
Pembukaan silaturahim ini dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, Ketua Dewan Kehormatan ICMI BJ Habibie, Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, dan sekitar 400 pengurus ICMI baik dari dalam maupun luar negeri. Para pengurus ICMI ini sebagian besar akademisi perguruan tinggi, pengusaha, dan pegiat organisasi kemasyarakatan.
Pada kesempatan itu, BJ Habibie menyampaikan keresahannya terkait dengan nilai-nilai Pancasila yang tenggelam di tengah hiruk-pikuk kebebasan demokrasi. Nilai-nilai Pancasila, kata Habibie, seperti lenyap pada kehidupan bangsa karena situasi dan lingkungan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional, maupun global. Perubahan ini akan terus terjadi dengan cepat di segala aspek kehidupan.
Penyebab berikutnya adalah perkembangan gagasan hak asasi manusia yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab. Begitu pula dengan fenomena terjadinya loncatan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, kenyataan ini turut memicu tenggelamnya nilai-nilai Pancasila di masa kini.
Ketiga perubahan itu, kata Habibie, mendorong terjadinya pergeseran nilai dasar Indonesia. Hal ini turut mengubah corak kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini.
”Maka, diperlukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila agar bisa dijadikan acuan bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini,” kata Habibie.
Secara organisatoris, ICMI ingin berkontribusi dalam pembangunan nasional. Kontribusi ini merupakan komitmen sebagai organisasi kaum cerdik cendekia. Hal ini sejalan dengan tema silaturahim kerja, yaitu ”ICMI untuk Bangsa: Memperkokoh Tanggung Jawab Bernegara”.
Adapun Jimly Asshiddiqie menyoroti adanya kemerosotan peran tanggung jawab bernegara oleh individu maupun kelompok.
”Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, ICMI merasa bertanggung jawab untuk segera mengantisipasi dan memberikan solusi cermat,” kata Jimly. (NDY)