Pengakuan untuk Wapres Jusuf Kalla...
Rabu (21/2) sore, Wakil Presiden Jusuf Kalla (75) tertegun di depan reruntuhan Hiroshima Prefectural Commercial Exhibition Hall di Hiroshima, Jepang. Bangunan karya arsitek Ceko, Jan Letzel, itu hanya tinggal kerangka dan puing.
Bangunan itu menjadi saksi kedahsyatan bom atom yang dijatuhkan di kota itu pada 6 Agustus 1945. Peristiwa yang membuat hampir semua yang ada di Hiroshima hancur itu mengusik Kalla. ”Saya ingin membagi pemikiran dan pandangan dengan sahabat-sahabat saya di Jepang. Jangan ada lagi perang,” kata Kalla di Universitas Hiroshima saat menerima gelar doctor honoris causa (Dr HC) di bidang perdamaian dari universitas itu.
Gedung Hiroshima Prefectural Commercial Exhibition Hall itu kini menjadi bagian dari Hiroshima Peace Memorial Park di Kota Hiroshima. Namun, sekarang, tak ada lagi bangunan yang hancur di sekitar gedung itu. Justru gedung yang dulu disebut paling ”utuh” itu kini menjadi paling hancur di antara bangunan yang berdiri megah di sekitarnya. Jepang telah bangkit dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
Di hadapan pimpinan Universitas Hiroshima, Kalla menyampaikan, peradaban tidak bisa dibangun dengan konflik dan kekerasan. Apa pun motifnya, konflik selalu mengorbankan kemanusiaan dan menghancurkan segalanya. Hanya perdamaian yang dapat memastikan masa depan manusia.
Pemikiran itu pula yang ditawarkan Kalla kepada pihak-pihak yang berkonflik di Aceh, Poso, dan Maluku. Konflik dan kekerasan selalu menyisakan garis antara ”kita” dan ”mereka.” Para korban bisa merasakan kepedihan itu seumur hidup.
Ratusan orang hadir dalam acara penerimaan penghargaan Dr HC itu. Mereka antara lain Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, peneliti Hermawan Sulistyo, Bupati Bantaeng (non-aktif) Nurdin Abdullah, Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu, Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Investasi dari Jepang Rachmat Gobel, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal M Lutfi, tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi, Duta Besar RI di Jepang Arifin Tasrif, serta mantan Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaludin.
Rektor Universitas Hiroshima Mitsuo Ochi menyatakan, Kalla tak hanya aktif terlibat dalam berbagai penyelesaian konflik. Ia juga aktif meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengelola lembaga pendidikan di Sulawesi.
Kondisi itu yang membuat Universitas Hiroshima memberi anugerah Dr HC bidang perdamaian untuk Kalla. Doktor HC bidang perdamaian ini merupakan yang ketiga untuk Kalla. Seluruhnya, ada 11 gelar Dr HC yang diterima Kalla.
Jenderal (Pol) Tito Karnavian menuturkan, penganugerahan itu merupakan pengakuan dari kalangan akademis atas kapasitas Kalla. ”Ini kehormatan karena beliau sudah lama sekali berkecimpung dalam perdamaian, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” kata Tito. Sementara Nurdin Abdullah berharap kepeloporan Kalla dapat diteladani warga Indonesia.
(Andy Riza Hidayat dari Hiroshima, Jepang)