Tak Henti Lawan Korupsi
”Aku sering diancam, juga teror mencekam/ Kerapku disingkirkan, sampai di mana kapan
Kubisa tenggelam di lautan/ Aku bisa diracun di udara/ Aku bisa terbunuh di trotoar jalan, tapi aku tak pernah mati/ Tak akan berhenti”
(Efek Rumah Kaca – ”Di Udara”)
Suara Cholil Mahmud, vokalis band Efek Rumah Kaca, memecah keriuhan di pelataran Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta. Lagu itu mengiringi penyidik senior Novel Baswedan ”kembali” ke KPK membaur dengan para pegawai yang sudah menantinya.
Novel tiba di Gedung KPK pukul 11.50. Dengan ditemani Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Novel tersenyum, melambaikan tangan, kemudian bersalaman dengan rekannya sesama pegawai KPK.
Sudah 10 bulan Novel fokus pada penyembuhan penglihatan setelah matanya disiram air keras pada 11 April 2017. Saat ini, mata kiri Novel masih membutuhkan pengobatan. Novel harus kembali ke Singapura, 19 Maret, guna menjalani operasi lanjutan untuk menumbuhkan kembali jaringan korneanya yang rusak.
Namun, peristiwa pada 11 April itu tak meruntuhkan semangatnya untuk tetap bekerja dalam pemberantasan korupsi. ”Jangan sampai kejadian pada diri saya ini membuat takut dan mengganggu produktivitas kerja pemberantasan korupsi. Kalau itu yang terjadi, artinya kemenangan bagi pelaku,” kata Novel.
Bersamaan dengan kepulangannya ke Tanah Air, dukungan terhadap Novel terus mengalir. Tagar #NovelKembali sempat menjadi trending topic di Twitter. Ratusan orang juga mengunggah doa dan dukungan di Instagram dengan tagar yang sama. Di Gedung KPK, Jakarta, bukan hanya Efek Rumah Kaca, ratusan orang juga hadir dengan membawa berbagai macam mini-poster yang berisi dukungan untuk penuntasan perkaranya.
Hingga kini, 10 bulan setelah penyiraman air keras terjadi, polisi belum mampu menangkap pelaku dan otak penyerangan terhadap Novel.
Beri toleransi
Terkait dengan hal itu, KPK mendorong Polda Metro Jaya segera menuntaskan penanganan perkara itu. Laode mengatakan, KPK masih menunggu upaya kepolisian.
”Kami masih memberikan toleransi. Mudah-mudahan dalam waktu satu bulan, atau kurang dari satu bulan, (kepolisian) dapat menemukan (pelaku) yang menyerang Novel. Ini penting sekali agar syak wasangka yang selama ini beredar bisa ditemukan jawabannya dengan ditemukannya pelaku,” ujar Laode.
Ia menuturkan, KPK sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis mengenai hal itu. Dalam waktu dekat, Polda Metro Jaya akan bertemu lagi dengan unsur pimpinan KPK untuk memaparkan perkembangan baru seusai dirilisnya dua sketsa wajah terduga pelaku penyerangan.
Ketua MPR Zulkifli Hasan pun mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus Novel. Ia optimistis polisi bisa mengungkap kasus ini.
”Momentum kepulangan Novel menjadi koreksi bagi kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini agar tak menjadi pertanyaan terus dan isu yang tidak berkesudahan. Apa pun hasilnya, jelaskan secara transparan kepada publik supaya tidak muncul isu, rumor, atau dugaan-dugaan yang bisa merugikan aparat,” ujarnya.
Zulkifli optimistis kepolisian bisa mengungkap kasus itu. Namun, jika tidak kunjung selesai, desakan agar membentuk tim pencari fakta perlu dipertimbangkan oleh presiden. ”Kalau kasus ini tidak selesai, yang dirugikan presiden. Apalagi, ini sudah masuk tahun politik,” katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, penyidik telah mengagendakan permintaan keterangan terhadap Novel. ”Nanti penyidik akan memanggil yang bersangkutan untuk meminta keterangan yang belum sempat dijawab waktu penyidik ke Singapura. Mungkin ada informasi lain yang disampaikan ke penyidik akan diterima,” ujar Argo.