KRI Kerambit, Kapal Cepat Rudal Keempat TNI AL Diluncurkan
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS -- Kekuatan TNI Angkatan Laut terus ditingkatkan untuk menghadapi berbagai ancaman terhadap kedaulatan negara di kawasan laut. Pada hari Selasa (27/2) pagi tadi, kekuatan kapal perang TNI AL kembali ditambah dengan peluncuran KRI Kerambit-627.
KRI Kerambit adalah kapal cepat rudal tipe 60 meter (KCR-60M) keempat yang dimiliki TNI AL, setelah sebelumnya dioperasikan tiga kapal terdahulu, yakni KRI Sampari-628), KRI Tombak-629, dan KRI Halasan-630. Seluruh kapal KCR-60M ini diproduksi di dalam negeri oleh PT PAL Indonesia.
Dalam siaran pers yang diedarkan Dinas Penerangan TNI AL, Selasa, peluncuran KRI Kerambit itu dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi yang didampingi Panglima Komando Armatim Laksamana Muda TNI Didik Setiyono. Upacara peluncuran kapal dilakukan di fasilitas Shiplift Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia di kawasan dermaga Ujung, Surabaya.
Selain itu juga tampak hadir Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh, Asisten Logistik KSAL Laksamana Muda TNI Mulyadi, Deputy Bidang Usaha Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementrian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, Komandan Kodiklat TNI AL, dan Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL).
KRI Kerambit masuk dalam batch kedua pesanan kapal-kapal KCR-60M untuk TNI AL. Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan telah memesan 16 unit kapal sejenis yang akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2024 mendatang.
Kapal ini memiliki panjang 60 meter; lebar 8,1 meter; dan kedalaman draft 2,5-2,6 meter dalam kondisi bermuatan penuh, dan bobot 500 ton. Kapal dioperasikan oleh 55 awak, dan memiliki jarak jelajah hingga 2.400 mil laut (sekitar 4.445 kilometer) dengan kecepatan maksimum 28 knot. Kapal ini memiliki stabilitas yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya karena sudah dilengkapi fin stabilizer, dan diklaim mampu menerjang lautan dalam kondisi Sea State 6 (ketinggian ombak 4 - 6 meter).
Sistem persenjataan (combat management system/CMS) pada KCR-60M batch kedua ini juga disempurnakan sehingga lebih terintegrasi dan lebih kuat. Meriam utamanya, misalnya, kini menggunakan Bofors kaliber 57 mm buatan Swedia. Sementara pada tiga KCR-60M terdahulu, meriam utama yang dipasang di haluan adalah Bofors kaliber 40 mm. Selain itu, kapal juga dilengkapi peluncur rudal C-705 buatan China di buritan.
Cepat dan senyap
Dalam sambutannya, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, mengatakan, nama kerambit diambil dari salah satu nama senjata tradisional Minangkabau yang mendunia. Senjata tajam berupa pisau pendek berbentuk menyerupai kuku harimau itu dikategorikan senjata berbahaya karena dapat digunakan untuk menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.
“Kerambit digunakan dalam pertarungan jarak pendek yang lebih mengandalkan keberanian dan keahlian bela diri, diharapkan pengawaknya akan memiliki semangat bertempur yang tinggi dalam menghancurkan kapal musuh dengan kemampuan manuver sigap, cepat dan senyap” tutur KSAL. Pemberian nama kapal ini dilakukan secara resmi oleh Ny Endah Ade Supandi selaku Ibu Kapal dengan memotong tali kapal dan memecahkan kendi berisi air ke badan kapal.
Proses pembuatan kapal ini diawali dengan pemotongan baja pertama (steel cutting) pada 2 Februari 2017, dilanjutkan dengan peletakan lunas (keel laying) pada 9 Maret 2017. Pembangunan kapal bisa dipercepat karena PT PAL Indonesia menggunakan metode modular.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.