Sutan Sjahrir, perdana menteri pertama RI, merangkap menteri luar negeri, meninggal di Rumah Sakit Zurich, Swiss, 9 April 1966, dalam usia 57 tahun. Untuk menghormati jasa-jasanya, Presiden Soekarno menetapkan Sutan Sjahrir sebagai pahlawan nasional. Selain itu, pemerintah meminta masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari.
Sjahrir yang lahir di Sumatera Barat, 5 Maret 1909, sejak muda aktif dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Sikap keras pemerintah kolonial Belanda yang menangkap dan mengasingkannya tahun 1934 bersama Mohammad Hatta ke Boven Digul, kemudian ke Banda Neira, tidak menyurutkan hasrat Sjahrir untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pada masa pergerakan, Sjahrir juga mempunyai pemikiran dan cita-cita yang sama dengan Soekarno dan Hatta. Tak heran jika ketiganya disebut Tri Tunggal. Jika Soekarno disebut Bung Besar, maka Sjahrir mendapat julukan kesayangan Bung Kecil karena badannya memang kecil, tetapi pemikiran-pemikirannya soal kebangsaan sangat besar.
Tak heran, setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya empat hari setelah peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Sjahrir dipercaya menjadi perdana menteri. Hingga Juni 1947, Sjahrir tiga kali memimpin kabinet.
Ketika Belanda melakukan Agresi Militer II pada Desember 1948 di Yogyakarta, Sjahrir ditangkap Belanda bersama Presiden Soekarno dan Haji Agus Salim, kemudian diasingkan ke Brastagi dan Prapat, Sumatera Utara.
Meski banyak berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia, Sjahrir tak luput dari fitnah keji orang-orang komunis. Sjahrir ditangkap pada 16 Januari 1962 dan ditahan di Corps Polisi Militer di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta.
Dua bulan kemudian dia dipindahkan ke rumah tahanan militer di Madiun. Di sana sakit darah tingginya kambuh sehingga dalam keadaan sakit parah ia dibawa ke RSPAD Jakarta.
Meski kondisi kesehatannya terus memburuk, Sjahrir tetap ditahan di beberapa tempat tahanan. Atas desakan keluarga, akhirnya Sjahrir dirawat di Zurich. Di tempat itulah Sjahrir meninggal. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (THY)