Calon Janjikan Jatim Jadi Jantung Ekonomi Nasional
Oleh
BRO/NIK/KRN
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Penguasaan tema ekonomi dan pembangunan oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur diadu dalam debat kedua, Selasa (8/5/2018) malam, di Surabaya, Jawa Timur. Pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno bertekad menjadikan Jawa Timur jantung ekonomi dan pembangunan nasional.
Tema debat kali ini dibagi dalam sembilan subtema, yakni pertanian, perkebunan, dan perikanan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi, penanaman modal, prasarana wilayah, pembangunan daerah terluar, tertinggal, dan terpencil, pengembangan badan usaha milik daerah (BUMD), energi dan sumber daya mineral (ESDM) dan lingkungan hidup, kemaritiman, serta RTRW atau zonasi.
Dalam paparannya, Khofifah berambisi mengantar Jatim sebagai provinsi nomor 1 di Indonesia. Produksi beras Jatim mencukupi 20 persen kebutuhan nasional. Produksi jagung 6,2 juta ton, gula 1,2 juta ton, dan garam 1 juta ton. “Jatim adalah penyangga Indonesia,” katanya.
Untuk memenuhi ambisi menjadikan Brang Wetan, julukan Jatim di era Kerajaan Mataram, sebagai yang terdepan di nusantara, lanjut Khofifah, pertanian perlu mendapat perhatian besar. Stabilitas harga kebutuhan pokok menjadi kunci. Selain itu, menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, memperbaiki indeks pembangunan manusia, dan mengatasi pengangguran dan kemiskinan.
Saifullah mengatakan, masih ada tantangan yang harus diatasi. Meski pendapatan per kapita per tahun meningkat dari Rp 16 juta ke Rp 51 juta, jumlah warga miskin masih 11 persen dari populasi. Untuk itu, kebijakan ekonomi dan pembangunan perlu diarahkan untuk pengembangan UMKM, pusat ekonomi baru, daya dukung lingkungan, dan kemantapan jaringan prasarana.
Rektor Universitas Jember Muhammad Hasan selaku salah satu panelis mengungkapkan, kontribusi pertanian Jatim terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai 13,5 persen, penyerapan tenaga kerja 33,4 persen, dan produksi memenuhi 30 persen kebutuhan nasional.
Menurut Saifullah, kontribusi pertanian yang besar itu bisa dipertahankan dengan penerapan teknologi dan praktik agrobisnis hulu ke hilir. Saifullah merancang program pengelolaan kawasan pertanian 200-400 hektar per kelompok atau gabungan kelompok secara profesional.
Sementara itu, di Semarang, Jawa Tengah, penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mohammad Tsani Annafari mengingatkan seluruh kandidat dalam pilkada di wilayah Jawa Tengah untuk mewaspadai celah rawan korupsi. Selama ini pemimpin daerah rawan terjerat korupsi perencanaan anggaran, jual beli jabatan dan perjalanan dinas.