Presiden Joko Widodo menemui sejumlah pimpinan parpol guna membahas cawapres pendampingnya di Pemilu 2019. Sementara itu, PKS mengkaji kemungkinan pasangan Anies Baswedan-Ahmad Heryawan
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo, pekan ini secara terpisah bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. Dalam dua pertemuan itu, antara lain dibahas kandidat calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi di Pemilu 2019.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (13/6/2018), mengatakan, pertemuan antara Megawati dan Jokowi berlangsung di Istana Batu Tulis, Bogor, Selasa malam lalu. Pertemuan yang diselingi buka puasa bersama itu, berlangsung dua jam 10 menit, dari pukul 17.10 hingga 19.20.
Pertemuan itu, lanjut Hasto, lanjutan dari pertemuan keduanya setelah Jokowi resmi jadi calon presiden (capres) PDI-P di Pemilu 2019. Sebelum mengumumkan mengusung Jokowi di pemilu 2019 dalam Rapat Kerja Nasional PDI-P, di Bali, Februari lalu, Megawati juga bertemu Jokowi di Istana Batu Tulis.
Dalam pertemuan Selasa lalu, menurut Hasto, antara lain dibahas cawapres yang akan mendampingi Jokowi di Pemilu 2019. Namun, belum ada keputusan yang diambil. Ke depan, masih ada pertemuan lanjutan untuk membahasnya, termasuk dengan para ketua umum partai yang mengusung Jokowi di 2019.
“Kali ini Ibu Megawati yang memberikan pandangan, dan nantinya hal itu akan didialogkan dengan para ketua umum partai. Sama seperti sebelum menetapkan Jusuf Kalla sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2014, dimulai dengan dialog bersama antara para ketua umum partai dan Jokowi,” jelasnya.
Selain dengan Megawati, Jokowi juga bertemu dengan Ketua Umum PPP Romahurmuziy pada awal pekan ini. Sekjen PPP Arsul Sani menuturkan, dalam pertemuan itu, PPP menyampaikan harapan agar setelah Pilkada 2018, Jokowi segera bertemu dengan sejumlah ketua umum partai guna memastikan dukungan mereka pada Jokowi di 2019. Pertemuan ini, terutama dengan ketua umum partai yang hingga kini belum bersikap, seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
“Setelah diperoleh komposisi koalisi yang final, Pak Jokowi disarankan bertemu dengan seluruh ketua umum partai di koalisi untuk membahas cawapres,” katanya.
Ia menambahkan, proses ini penting segera dimulai, agar cukup waktu guna mendiskusikan figur cawapres sebelum tiba masa pendaftaran pasangan capres dan /cawapres ke KPU, 4-10 Agustus mendatang.
PKS Kaji Anies-Aher
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera mulai mendiskusikan wacana mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) sebagai capres-cawapres 2019.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, PKS membuka peluang untuk memajukan pasangan itu di Pemilu 2019. “Ini masukan dari berbagai kalangan dan kelompok masyarakat dan sudah didiskusikan dengan berbagai pihak,” katanya.
Menanggapi wacana tersebut, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menegaskan, capres yang diusulkan hanya Prabowo.
“ Nama dua gubernur itu memang menguat, tetapi keduanya untuk posisi cawapres bagi Pak Prabowo,” kata Riza.
Riza mengatakan, Gerindra tidak pernah membahas atau mendengarkan secara resmi usulan pasangan Anies-Aher itu dari PKS.
“Diskusi selama ini, kita hanya membedah siapa yang terjadi untuk jadi cawapres Pak Prabowo. PKS punya sembilan nama, paling kuat Pak Aher,” katanya.
Ia meyakini, PKS tidak ragu mendukung Prabowo sebagai capres.