BOGOR, KOMPAS – Presiden Joko Widodo mengajak pemuda untuk menjaga persatuan bangsa. Kesadaran untuk menjaga aset terbesar bangsa Indonesia tersebut harus melampaui perbedaan pilihan politik dalam setiap kontestasi yang ada.
”Aset terbesar bangsa ini adalah kesatuan, persaudaran, dan kerukunan,” kata Presiden dalam pidato pembukaan Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/09/2018).
Ikut mendampingi Presiden adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly. Pada audiens, hadir pengurus dan anggota GKMI sekitar 600 orang dari 93 cabang. Ada pula sejumlah peninjau.
Presiden tercatat beberapa kali mengajak masyarakat untuk menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas pilihan politik. Hal ini disampaikan mengingat perbedaan politik mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, sampai dengan nasional, tak jarang berbuntut pada renggangnya rasa persaudaraan.
Pertama-tama, Presiden mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar. Tidak saja menyangkut luas wilayah dan jumlah penduduk yang telah mencapai 263 juta jiwa, tetapi hal itu juga merujuk pada keberagaman masyarakatnya. Salah satunya adalah 714 suku dan 1.100 bahasa daerah yang membentuk Indonesia.
Keberagaman dan kompleksitas tersebut, menurut Presiden, merupakan kekuatan bangsa Indonesia sepanjang persatuan dan kesatuan terjaga. Untuk itu, kesadaran menjaga aset tersebut menjadi sangat vital.
Masyarakat Indonesia dengan sistem demokrasi yang dianut, menurut Presiden, akan selalu melakukan pemilihan umum legislatif dan eksekutif di berbagai level secara berkala. Hal ini tidak seharusnya membuat persatuan bangsa Indonesia menjadi rapuh.
Pemuda, Presiden menekankan, memiliki posisi vital. Sebab, lompatan yang diperlukan bangsa di berbagai bidang berada di tangan pemuda. Oleh sebab itu, ia mengajak agar pemuda selalu bersatu.
Ketua Panitia Kongres ke-36 GMKI, Andreas Anangguru Yewangoe, menyatakan, kerja keras dan ketekunan akan menghasilkan lompatan bagi bangsa Indonesia. Sukses Asian Games 2018 menjadi salah satu buktinya.
”Kita yakin lompatan-lompatan sejarah akan tetap kita alami pada tahun-tahun mendatang,” kata Andreas.