JAKARTA, KOMPAS – Menyambut masa kampanye yang dimulai pada 23 September 2018, peserta Pemilihan Umum semakin intens menyusun strategi pemenangan pemilu. Partai politik dan tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden mulai memetakan basis suara elektoral dan kelompok pemilih yang disasar. Ratusan relawan dan juru kampanye pun dikerahkan di wilayah yang menjadi target prioritas.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin Lodewijk Freidrich Paulus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/9/2018) mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengevaluasi peta kekuatan Jokowi pada Pemilihan Presiden 2014 dibandingkan dengan situasi terbaru. Dari perbandingan itu, tim pemenangan menyusun skala prioritas wilayah yang menjadi sasaran utama.
Daerah-daerah yang pada 2014 tidak menjadi basis suara Jokowi, ujarnya, mendapat perhatian khusus untuk digarap. Sebagai contoh, Aceh, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, dan beberapa wilayah di Kalimantan.
Meski demikian, ia mengatakan, ada beberapa daerah yang pada 2014 merupakan basis suara Prabowo Subianto, tetapi kini mulai menunjukkan pergeseran, seperti Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat pasca dukungan dari kepala daerahnya terhadap Jokowi-Ma’ruf.
“Itu menjadi poin yang menguntungkan, meski memang tidak selalu berkorelasi langsung (antara dukungan kepala daerah dan preferensi masyarakat), tetapi setidaknya itu bisa menjadi pemantik, karena kepala daerah punya pengikut,” katanya.
Seperti pada Pilpres 2014, tim kampanye Jokowi akan mengerahkan dan mengaktifkan kegiatan kelompok relawan secara masif di daerah-daerah, begitu masa kampanye dimulai, pekan depan. Para relawan khususnya diperbanyak di daerah-daerah yang bukan basis suara Jokowi.
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Maman Imanulhaq mengatakan, sejauh ini tim kampanye mencatat sudah ada 420 kelompok relawan di seluruh Indonesia yang menyatkaan dukungan ke Jokowi-Ma’ruf. Ada kelompok relawan yang secara rutin akan diberi pelatihan dan asupan data untuk berkampanye di media sosial. Ada pula relawan yang khusus diterjunkan untuk berkampanye di lapangan.
Selain kelompok relawan pada 2014 lalu yang kembali dihidupkan, serta sejumlah kelompok relawan yang baru dibentuk, Maman mengatakan, ada pula kelompok relawan pendukung Prabowo di 2014 yang kini mendukung Jokowi. Contohnya, kemarin, Kelompok Relawan Nusantara untuk Jokowi (N4J), yang pada Pemilu 2014 lalu mendukung Prabowo, mendeklarasikan dukungan mereka pada 2019 ke Jokowi-Ma’ruf.
Adapun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga telah merampungkan tim pemenangan. Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno mengatakan, waktu untuk memfinalisasi tim pemenangan cukup panjang karena pihaknya ingin memastikan semua pendukung Prabowo mendapat peran dan fungsi.
Untuk menyambut masa kampanye, Prabowo-Sandiaga menitikberatkan pada peran juru kampanye nasional. Juru kampanye nasional, ujar Eddy, mendapat porsi paling banyak dari keseluruhan struktur tim pemenangan yang berjumlah 800 orang. “Kami ingin maksimalkan tokoh-tokoh yang ada di tiap partai untuk berkeliling sebagai jurkamnas, menyampaikan apa yang menjadi visi misi dan program kami,” katanya.
Sementara itu, partai peserta pemilihan legislatif juga mulai menyusun strategi dan memetakan target pemilih prioritas yang ingin disasar saat Pemilu 2019. Salah satunya, memikat pemilih mula dan muda yang jumlahnya akan mencapai sekitar 40 persen dari total jumlah pemilih.
Kemarin, PDI-P meluncurkan pakaian, kaos, dan topi dengan atribut lambang dan nomor PDI-P di Pemilu 2019 dalam berbagai desain kontemporer yang disukai generasi muda saat ini. Sejumlah artis yang memilih maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PDI-P di Pemilu 2019, dilibatkan untuk memeragakan beragam busana tersebut. Diantaranya, Krisdayanti, Angel Karamoy, Kirana Larasati, dan Ian Kasela.
Selain itu, PDI-P pun meluncurkan slogan mereka untuk Pemilu 2019, yaitu “Kerja Kita, Kerja Indonesia”. Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri dan sejumlah pejabat teras PDI-P.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan busana dengan desain kontemporer sengaja diluncurkan untuk menarik generasi muda agar memilih PDI-P di 2019 sekaligus capres/cawapres yang diusung PDI-P, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Tak hanya berhenti di peluncuran, selama masa kampanye, generasi muda ini pun akan menjadi salah satu prioritas sasaran kampanye. Pendekatan ke mereka disebutnya sebagai bagian dari proses menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan.