QINGDAO, JUMAT KRI Bima Suci, kapal layar latih tiang tinggi TNI Angkatan Laut, tiba dengan selamat di Qingdao, China, Jumat (21/9/2018). Namun, setelah singgah selama empat hari, kapal bersiap menghadapi badai baru dalam perjalanan ke Jepang, pekan depan.
KRI Bima Suci tiba di Qingdao di pesisir timur China setelah berlayar selama tujuh hari dari Vladivostok, Rusia. Perjalanan sepenuhnya ditempuh menggunakan tenaga mesin kapal karena sejumlah layar kapal tiang tinggi tersebut sobek.
Layar-layar tersebut sobek saat mengikuti balapan kapal layar SCF Far East Tall Ships Regatta 2018 dari Yeosu, Korea Selatan, ke Vladivostok, Rusia, 4-9 September lalu. ”Sewaktu lomba layar kemarin ada tiga layar yang sobek dan tidak bisa dipakai karena harus dijahit,” ucap Komandan KRI Bima Suci Letnan Kolonel Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji melalui layanan pesan singkat kepada Kompas, Jumat sore, di Jakarta.
Menurut Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Kartika Jala Krida 2018 Letkol Laut (P) Joko Purwanto, pelayaran dari Vladivostok berlangsung lancar. ”Laut pun sangat tenang, sampai terlihat seperti cermin. Lancar sekali,” tutur perwira yang memimpin program latihan bagi 100 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-65 di KRI Bima Suci kali ini.
Namun, lanjut Baruno, pihaknya kini bersiap-siap menghadapi badai baru dalam pelayaran menuju Yokosuka, Jepang, pekan depan. Berdasarkan laporan sejumlah badan meteorologi di kawasan, sebuah badai tropis baru mulai terbentuk di Samudra Pasifik bagian barat dan diprediksi akan bergerak menuju perairan Jepang bagian selatan.
Menurut laporan Joint Typhoon Warning Center Kantor Meteorologi Angkatan Laut Amerika Serikat (JTWC US
Navy), badai tropis itu terbentuk di dekat Guam, Jumat kemarin, dan terus bergerak ke arah barat- barat laut. Pada 24-25 September 2018, badai tropis 28W itu diprediksi menjadi topan kategori 4 dan berbelok mendekati Kepulauan Okinawa, Jepang.
”Jika kami tetap berangkat tanggal 24 September, tanggal 26 September kami akan berada di dekat Jeju, Korea Selatan, dan kemungkinan akan terkena ekor badai ini,” kata Baruno.
Menurut dia, pihaknya dan para perwira kapal tengah mencermati pergerakan badai itu dan menimbang segala kemungkinan, termasuk jika harus menunda keberangkatan serta memperpanjang waktu sandar di Qingdao.
Sebelumnya, keberangkatan KRI Bima Suci dari Yeosu, Korsel, sempat tertunda tiga hari karena ada Topan Jebi yang mengamuk di kawasan Jepang.
Program muhibah
Seperti di pelabuhan-pelabuhan tempat singgah sebelumnya, semua awak KRI Bima Suci juga akan melakukan berbagai program muhibah dan diplomasi budaya selama berada di Qingdao.
Pada hari pertama kedatangan, Baruno melakukan kunjungan kehormatan ke markas Armada Laut Utara AL Tentara Pembebasan Rakyat China dan diterima oleh Deputi Kepala Staf Armada Laut Utara China Laksamana Muda Bai Yao Ping.
”Qingdao adalah pangkalan Armada Laut Utara Angkatan Laut China. Jadi, kami akan ada beberapa acara dengan pejabat militer setempat. Kami akan di sini sampai 24 September,” tutur Baruno.
Para taruna AAL juga akan mengunjungi kapal-kapal perang China yang berada di pangkalan tersebut. Sementara para kadet AL China juga akan berkunjung ke KRI Bima Suci. (DHF)