MEDAN, KOMPAS —Dua pasangan calon presiden pada Pemilu 2019 berupaya memperkuat basis dukungan di daerah-daerah dengan menyapa tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang. Tim sukses calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menargetkan Sumatera menjadi basis perolehan suara. Sementara Joko Widodo-Ma’ruf Amin menggencarkan kampanye di Jawa Barat untuk meningkatkan elektabilitas di provinsi tersebut.
Terkait hal itu, Prabowo Subianto, Sabtu (23/2/2019), bersilaturahmi dengan ribuan pendukungnya di Regale Convention, Medan, Sumatera Utara. Pada acara itu, Prabowo menerima deklarasi dukungan dari pemilih pemula. Dalam pidato politiknya, Prabowo antara lain mengangkat isu jaminan kesehatan, harga pangan yang mahal, korupsi, dan gaji aparatur negara yang rendah.
Masih dalam rangkaian kunjungannya ke Sumut, Prabowo juga bertemu dan menggalang dukungan dari pengusaha dan warga etnis Tionghoa di Kota Medan.
Pada acara silaturahmi Prabowo dengan para pengusaha di Medan, mantan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengatakan, Prabowo-Sandiaga menargetkan Pulau Sumatera menjadi basis perolehan suara. Mereka menargetkan perolehan suara minimal 70 persen di seluruh wilayah Sumatera yang terdiri atas 10 provinsi tersebut.
Dukungan di Jawa Barat
Pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf menggencarkan kampanye di Jawa Barat untuk menipiskan selisih elektabilitas di wilayah yang dikenal sebagai basis pendukung Prabowo itu. Dua hari terakhir sejak Jumat, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto, mengadakan konsolidasi pemenangan bersama tokoh masyarakat, komunitas lokal, serta Dewan Pimpinan Cabang PDI-P di Bandung dan Cimahi.
Hasto mengklaim hasil survei internal terbaru menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jabar terus naik. Untuk mendongkrak elektabilitas suara Jokowi-Ma’ruf, TKN mengunci dukungan dari sejumlah tokoh masyarakat Jabar, salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Ketua DPD PDI-P Jabar Tubagus Hasanuddin menargetkan perolehan suara Jokowi-Ma’ruf di Jabar bisa mencapai 60 persen. Oleh karena itu, pihaknya terus berkonsolidasi dengan caleg, kader, dan struktur kepengurusan PDI-P di daerah.(NSA/AGE/SEM)