JAKARTA, KOMPAS— Pesan berisi harapan dan ajakan agar para pendukung ataupun peserta Pemilu 2019 menjaga kesejukan kampanye bermunculan dari beberapa daerah. Harapan ini muncul di tengah penguatan polarisasi di masyarakat yang dikhawatirkan bisa merusak kohesi sosial bangsa Indonesia.
Kampanye Pemilu 2019 masih akan berlangsung hingga 13 April dengan 21 hari terakhir masa kampanye akan diisi metode kampanye rapat umum.
Ketua Umum PGI Henriette Hutabarat Lebang, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (11/3/2019), mengatakan, kondisi sosial dan politik yang berkembang saat ini cenderung melemahkan nilai-nilai dan semangat demokrasi.
Hal ini terlihat dari maraknya penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan politisasi isu suku, agama, dan ras.
Karena itu, lanjut Henriette, baik calon anggota legislatif maupun tim kampanye capres-cawapres perlu berkomitmen menjaga kesejukan pada sisa waktu kampanye. Komitmen ini perlu diwujudkan agar pemilu dapat memupuk komitmen kebangsaan dan mencegah polarisasi masyarakat.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan partai politik mendeklarasikan komitmen untuk melaksanakan Pemilu 2019 yang damai di Kalbar. Mereka juga berharap tak ada provokasi di masyarakat yang bisa memicu konflik.
Deklarasi tersebut pada intinya menolak provokasi yang bernuansa SARA, penyebaran hoaks, praktik politik uang, dan radikalisme. Gubernur Kalbar Sutarmidji yang hadir dalam deklarasi itu mengatakan, Kalbar sudah melalui ujian ketertiban dan keamanan saat menghadapi Pemilihan Kepala Daerah 2018. Meskipun Kalbar saat itu masuk wilayah rawan pilkada, tidak terjadi kerusuhan. Ini membuktikan Kalbar aman.
”Dalam Pemilu 2019 pun saya rasa akan aman. Apalagi, dalam Pemilihan Presiden 2019 tidak serawan saat Pilkada 2018. Meskipun demikian, kewaspadaan tetap harus dilakukan semua pihak,” kata Sutarmidji.
Di Kota Semarang, Jawa Tengah, pemerintah provinsi bersiap menggelar apel kebangsaan ”Kita Merah Putih” di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, 17 Maret. Kegiatan itu dinilai penting untuk memupuk komitmen nasionalisme dan kebangsaan di kalangan generasi muda, termasuk membentengi mereka dari hasutan dan adu domba.