JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, akan memaksimalkan sisa jadwal kampanye rapat umum selama dua pekan terakhir untuk mengimbau pendukungnya menggunakan hak pilih saat hari pencoblosan. Potensi tingkat golongan putih yang diperkirakan semakin tinggi pada Pemilu 2019 dinilai bisa mengancam capaian suara Jokowi-Amin yang sekarang relatif unggul di atas kertas.
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin menilai, diseminasi gagasan atau narasi programatik sudah cukup dilakukan saat awal masa kampanye dan lewat empat kali debat presidensial. Untuk itu, hal tersebut tidak perlu dieksplorasi lagi di panggung kampanye akbar.
Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Benny Ramdhani, di Jakarta, Senin (1/4/2019), mengatakan, kampanye rapat umum memang bukan ditujukan untuk meningkatkan elektabilitas Jokowi-Amin, melainkan mengamankan dukungan yang saat ini sudah dimiliki pasangan nomor urut 01 itu. Oleh karena itu, kampanye akbar lebih banyak dipakai untuk menyampaikan pesan politik agar masyarakat menggunakan hak pilih pada 17 April mendatang.
Panggung kampanye akbar dinilai menjadi momentum yang tepat untuk menguatkan militansi para pendukung karena mereka akan mendengarkan imbauan itu langsung dari Jokowi dan Amin sendiri. Benny menilai, kampanye akbar selama sepekan terakhir cukup mampu menarik perhatian massa, dilihat dari jumlah massa yang berkumpul saat Jokowi berkampanye.
”Jumlah massa yang kami targetkan memang tidak terlalu banyak, tetapi yang kemarin-kemarin hadir itu sudah sesuai dengan target dan cukup efektif serta kondusif,” katanya.
Panggung kampanye akbar dinilai menjadi momentum yang tepat untuk menguatkan militansi para pendukung karena mereka akan mendengarkan imbauan itu langsung dari Jokowi dan Amin sendiri.
Menurut Benny, gagasan programatik Jokowi-Amin sudah cukup disampaikan dalam berbagai forum pada awal masa kampanye, termasuk saat debat presidensial. Oleh karena itu, gagasan visi-misi dan program kerja tidak banyak diangkat saat kampanye akbar.
”Tugas ke depan meyakinkan para pendukung bahwa dukungan mereka sudah tepat dan bahwa itu harus ditunjukkan lewat datang memilih ke TPS. Makanya, fokus kami sekarang mengimbau untuk jangan golongan putih (golput). Urusan diseminasi gagasan visi-misi kami anggap sudah selesai karena masyarakat sudah paham yang ditawarkan Jokowi-Amin,” ujarnya.
Meski demikian, beberapa program kerja strategis akan tetap disampaikan Jokowi dan Amin saat berkampanye ke sejumlah daerah. Salah satunya, program pamungkas tiga kartu sakti Jokowi, yaitu Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra-Kerja, dan Kartu Sembako Murah. ”Kalau itu, pasti akan selalu disampaikan,” kata Benny.
Benny mengatakan, fokus narasi ”jangan golput” ditujukan untuk menangkal munculnya gerakan yang ditengarai sengaja ingin membangun suasana tidak kondusif agar masyarakat enggan ke TPS saat hari pencoblosan. Seiring dengan itu, potensi angka golput, baik karena alasan ideologis maupun teknis, juga diduga akan meningkat pada pemilu kali ini karena beberapa faktor. Salah satunya, karena hari pencoblosan bertepatan dengan tanggal merah.
Sebagai pembanding, saat Pemilu 2014, angka golput mencapai 30,42 persen. Trennya terus meningkat dari pemilu ke pemilu. Pada pemilu kali ini, angka golput diprediksi lebih tinggi. Hasil survei Center for Strategic and International Studies pada 15-22 Maret 2019 dengan margin of error +/- 2,1 persen menunjukkan, sebanyak 7 persen pemilih atau sekitar 13 juta orang dari daftar pemilih tetap berencana pergi berlibur saat hari-H pencoblosan.
”Isu yang dimainkan lawan cukup masif. Makanya, kami mendorong kampanye door to door lewat kerja politik partai pengusung di daerah dan sukarelawan untuk meyakinkan rakyat datang ke TPS,” ujar Benny.
Selama sepekan terakhir ini, kampanye akbar Jokowi dan juga Amin memang tidak pernah luput mengajak warga menggunakan hak pilih. Narasi ini tidak hanya diangkat kedua kandidat itu, tetapi juga elite partai pendukungnya.
Sebagai contoh, Minggu (31/3/2019) lalu, saat kampanye akbar PDI Perjuangan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri juga mengatakan di pidatonya bahwa golput adalah tindakan pengecut dan tidak berpendirian.
Menurut Benny, narasi ”jangan golput” itu diterjemahkan lewat gerakan ”Rabu Putih”. Gerakan itu pada intinya adalah ikhtiar mengajak warga ke TPS dengan mengenakan pakaian putih untuk mencoblos pasangan Jokowi-Amin yang di foto kertas suara mengenakan kemeja putih. Selain imbauan, gerakan jemput bola juga akan dikerahkan untuk memastikan warga datang ke TPS.
”Satu orang diminta mengajak 10 orang ke TPS agar tidak ada satu pendukung Jokowi pun yang tinggal di rumah,” ujar Benny.
Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi sayap Nahdlatul Ulama juga akan mengerahkan 4,7 kadernya di seluruh Indonesia untuk mengawal kondisi keamanan di sekitar TPS dan menjemput pemilih ke TPS. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, gerakan Rabu Putih ini terutama akan digencarkan di wilayah lumbung suara, di mana suara Jokowi-Amin belum aman, seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Ia menjamin, gerakan ini akan berlangsung santun dan kondusif. ”Kami jamin, gerakan ini akan santun tanpa provokasi, tidak ada yang perlu didramatisir dan ditakuti,” katanya.
Menteri turun gunung
Sementara itu, paruh kedua kampanye akbar ini juga akan mulai melibatkan juru kampanye nasional yang terdiri atas 32 menteri Kabinet Kerja. Mereka terdiri dari menteri yang berasal dari partai politik ataupun kalangan profesional. Benny mengatakan, pembagian jadwal beserta wilayah sudah disusun agar menteri dapat bergantian turun berkampanye tanpa mengganggu kinerja pemerintahan.
Paruh kedua kampanye akbar ini juga akan mulai melibatkan juru kampanye nasional yang terdiri dari 32 menteri Kabinet Kerja.
Ada jadwal kampanye menteri yang bersamaan dengan Jokowi serta terpisah di luar itu. Sejumlah menteri, khususnya yang berasal dari partai, juga ada yang berinisiatif menyusun jadwal kampanye sendiri untuk mengampanyekan partainya serta Jokowi-Amin di luar jadwal yang disusun oleh TKN.
”Yang pasti, mereka harus berkampanye dengan surat cuti,= dan turun secara bergantian ke sejumlah titik,” katanya.