Capres, Caleg, dan Parpol Diminta Utamakan Kepentingan Bangsa
Forum Rektor Indonesia menyatakan sikap terkait dinamika dalam pemilihan umum 2019 yang telah dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu. Para calon presiden, calon legislatif, partai politik, serta pendukung diminta mengutamakan kepentingan bangsa di atas kelompok atau individu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Forum Rektor Indonesia menyatakan sikap terkait dinamika dalam pemilihan umum 2019 yang telah dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu. Para calon presiden, calon legislatif, partai politik, serta pendukung diminta mengutamakan kepentingan bangsa di atas kelompok atau individu.
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018-2019, Dwia Aries Tina Pulubuhu, di sela-sela Konferensi Forum Rektor Indonesia di kampus Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/4/2019), mengatakan, pihaknya berharap semua pihak dapat menghargai proses rekapitulasi penghitungan suara.
"Kami meminta para peserta Pemilu 2019, tim pemenangan, dan partai pendukung untuk memegang komitmen awal masing-masing. Siap menang dan siap kalah, karena semua berangkat dari kepentingan bangsa, bukan kelompok atau individu. Kami ingatkan agar semua pendukung menghargai situasi saat ini," ujar Dwia, yang juga Rektor Universitas Hasanuddin.
Dwia juga berharap Kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) menjaga independensi dan netralitas. Rekapitulasi perhitungan suara harus berjalan sesuai peraturan yang berlaku.
Kami meminta para peserta Pemilu 2019, tim pemenangan, dan partai pendukung untuk memegang komitmen awal masing-masing. Siap menang dan siap kalah, karena semua berangkat dari kepentingan bangsa, bukan kelompok atau individu. Kami ingatkan agar semua pendukung menghargai situasi saat ini
Ia pun mengimbau penegak hukum, yakni TNI-Polri, untuk bekerja profesional dan netral. "Kedepankan kepentingan nasional, sehingga keresahan, ketakutan kolektif, dan keragu-raguan akan situasi yang tak aman bisa ditenangkan," ucap Dwia.
Selain itu, media massa diharapkan menyajikan informasi yang berimbang, bertangguung jawab, dan bermanfaat bagi masyarakat. Para jurnalis harus menyuarakan suara rakyat dan suara akan kebenaran.
Kedepankan NKRI
Rektor Universitas Al Azhar Jakarta, yang juga anggota Dewan Pertimbangan FRI, Asep Saefuddin, menambahkan, yang perlu dikedepankan ialah NKRI. "Dalam pemilihan tak bisa semua menang. Namun, ini bukan akhir dari satu proses. Pemilu telah berjalan lancar dan aman, walau ada titik-titik kelemahan. Itu karena kompleksitasnya yang luar biasa," kata dia.
Ia menambahkan, FRI bersifat netral dan independen. Saat hendak memberi masukan pun, FRI tidak melihat siapa pemerintahannya. Namun, semua yang dilakukan semata-mata demi bangsa Indonesia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengemukakan, FRI diharapkan dapat menjadi jembatan mengenai hiruk pikuk yang terjadi pasca Pemilu 2019. "Mudah-mudahan setelah konferensi ini ada yang disampaikan kepada masyarakat, agar tahan diri kita. Mari tunggu hasil," katanya.
Ia menambahkan, perlu diingat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan toleransi dan budi pekerti. Namun, pada masa Pemilu 2019, tiba-tiba akal sehat dan nalar seakan diaduk-aduk. Terlebih, di dunia maya yang seakan situasi berantakan. Ganjar pun mengajak masyarakat agar tetap bersatu meskipun berbeda pilihan.