Polri telah menangkap 62 orang yang diduga melecut kerusuhan. Polri juga memastikan temuan peluru di sekitar lokasi demonstrasi semalam bukan berasal dari Polri.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara RI menekankan, aksi kekerasan yang dilakukan sebagian kelompok massa, Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019) dini hari, telah direncanakan oleh sejumlah pihak tertentu. Hingga pukul 11.00, Polri telah menangkap 62 orang yang diduga sebagai provokator.
”Dari awal, kami telah memprediksi (aksi kekerasan) itu. Kejadian itu sudah by design sehingga bukan pendemo biasa. Jadi, demo yang damai didesain orang tertentu untuk melakukan kekacauan,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo, Rabu, di Markas Besar Polri, Jakarta.
Atas dasar itu, Polri telah menangkap 62 orang yang diduga melecut kerusuhan. ”Sudah 62 tersangka kami amankan. Keterangan mereka terus didalami,” katanya.
Bukan peluru Polri
Lebih lanjut, Dedi membantah keterlibatan personel kepolisian terkait adanya pendemo yang tewas di wilayah Tanah Abang, Jakarta, Rabu dini hari. Selain itu, Dedi juga memastikan temuan peluru di sekitar lokasi demonstrasi semalam bukan berasal dari Polri.
Dedi menjelaskan, personel kepolisian yang ditugaskan mengamankan aksi massa tidak dibekali senjata api. Penggunaan senjata api hanya diperbolehkan untuk tim khusus anti-anarkistis yang dikomandoi langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Dedi menjelaskan, personel kepolisian yang ditugaskan mengamankan aksi massa tidak dibekali senjata api.
Namun, tim itu belum akan bergerak sampai dengan adanya aksi massa yang dianggap akan mengganggu keamanan dan merusak fasilitas publik.
Terkait pernyataan yang menyebut Polri melakukan aksi ugal-ugalan dengan menembak para pendemo, Dedi meminta pihak tersebut untuk menunjukkan fakta bahwa ada keterlibatan anggota kepolisian yang menyebabkan aksi massa menjadi ricuh.
Sementara itu, ditemui terpisah Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, jumlah terduga provokator yang ditangkap terus bertambah. Jumlah yang ditangkap sampai Rabu siang mencapai 101 orang.