JAKARTA, KOMPAS - Pertemuan dan rekonsiliasi antara pasangan calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, diyakini tinggal menunggu saat yang tepat. Kedua belah pihak yang berkompetisi dalam Pemilu Presiden 2019 juga akan menerima putusan Mahkamah Konstitusi.
Keyakinan ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (11/6/2019). "Sebenarnya soal waktu saja. Jadi karena Pak Prabowo dengan baik membawa itu ke MK, itu suatu solusi demokratis, konstitusional. Ya, kita menunggu hasil MK itu," tuturnya.
Menurut Kalla, setelah MK memutus, apapun hasilnya, kedua belah pihak akan menerima. Sebab, Kalla menilai Prabowo adalah sosok yang sangat realistis. Hal ini akan mempermudah proses rekonsiliasi. Pertemuan antara Prabowo dan Joko Widodo tinggal menunggu waktu.
Setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi nasional Pemilu Presiden 2019 yang memenangkan pasangan Joko Widodo-KH Ma\'ruf Amin pada 21 Mei lalu, kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendaftarkan gugatan perselisihan suara ke Mahkamah Konstitusi. Joko Widodo sendiri sejak sehari setelah pemungutan suara mengutus Luhut Panjaitan untuk mengajak Prabowo bertemu.
Wapres Kalla pun sempat menemui Prabowo untuk mendorong proses rekonsiliasi ini di rumah dinasnya di Jakarta pada 23 Mei. Dalam pertemuan tersebut, kata Kalla, pembicaraan hangat sebagai sahabat membahas solusi untuk negeri ini ke depan terutama soal keadilan ekonomi.
"Salah satu tujuan Pak Prabowo adalah keadilan ekonomi, jadi kita sama-sama bicara lagi seperti itu. Yang lainnya semua sepakat," tambah Kalla.
Kalla enggan menyebutkan secara jelas alasan Prabowo tak bertemu Jokowi sebelum MK membacakan putusan. Namun, beberapa kali Kalla menyebut Prabowo sangat menerima proses yang sesuai konstitusi. Namun, soal waktu pertemuan sangat tergantung kedua belah pihak.
Joko Widodo sendiri beberapa kali mengatakan berharap bisa bertemu Prabowo. Seperti sehari setelah pertemuan JK-Prabowo, Jokowi menegaskan, pertemuan akan sangat baik dilihat masyarakat sekaligus mendinginkan suasana.
"Di elite politik baik baik saja, nggak ada masalah. Saya kira paling penting itu. Kalau elitenya rukun, baik-baik saja, di bawah juga kan dingin, akan sejuk," tuturnya.