Pancasila Jadi Pembangkit Semangat Gotong Royong di Tengah Pandemi
Pengejawantahan nilai-nilai Pancasila perlu dibangkitkan lagi, terutama pada masa pandemi Covid-19. Semangat kegotongroyongan dan persatuan mampu menembus sekat perbedaan dalam perlawanan untuk mengalahkan virus korona.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pancasila diharapkan menjadi pembangkit semangat gotong royong di tengah pandemi Covid-19. Sebab, perang melawan virus korona baru tak bisa hanya bertumpu pada kekuatan pemerintah, tetapi dibutuhkan kebersamaan dari semua elemen masyarakat. Dari sini, setiap perbedaan harus diluruhkan.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi dalam diskusi Pekan Sarasehan Nasional ”Pancasila dalam Tindakan Gotong Royong Melawan Covid-19”, Selasa (2/6/2020), mengatakan, pada 1948, Indonesia mengalami krisis internal yang hebat dengan berbagai pemberontakan. Kala itu, Presiden Soekarno mampu menyelesaikan persoalan konflik bangsa dengan membumikan nilai-nilai Pancasila. Peran agama hingga musyawarah menjadi unsur perekat kohesi sosial.
Pada situasi saat ini, lanjut Yudian, Indonesia pun dihadapkan pada tantangan perang yang baru. Uniknya, perang ini dialami oleh semua negara, bukan bernuansa militer, dan musuhnya pun tak terlihat.
”Di sinilah pengejawantahan nilai-nilai Pancasila harus dibangkitkan lagi bagi bangsa Indonesia. Kita menyatu kembali, singkirkan perbedaan-perbedaan yang tidak perlu dan berperang bersama melawan Covid-19,” ujarnya.
Selain Yudian, hadir dalam diskusi yang diinisiasi oleh Kementerian Dalam Negeri, BPIP, serta Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu antara lain Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenkopolhukam Inspektur Jenderal Widiyanto Poesoko serta Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Konflik internal yang terjadi semasa Presiden Soekarno seyogianya menjadi pelajaran bangsa untuk meruntuhkan ego masing-masing dan mencari keguyuban. Kerukunan itu kemudian menjadi fondasi dalam kehidupan bermasyarakat di tengah pandemi. Secara nyata, hal itu diwujudkan dengan kegotongroyongan meski berbeda suku, agama, ras, dan adat istiadat.
”Indonesia mampu memperlihatkan semangat gotong royong dalam menyelesaikan Covid-19. Ini unik karena setiap warga negara dipandu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, serta persatuan. Semua dalam rangka mencapai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Yudian.
Indonesia mampu memperlihatkan semangat gotong royong dalam menyelesaikan Covid-19. Ini unik karena setiap warga negara dipandu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, serta persatuan. Semua dalam rangka mencapai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Solusi
Irjen Widiyanto Poesoko sependapat bahwa saat ini pandemi virus korona menjadi ancaman bagi ketahanan bangsa. Di tengah tantangan tersebut, dia meyakini, Pancasila merupakan solusi sehingga mempersatukan seluruh kekuatan anak bangsa.
Optimisme itu pun, menurut dia, mulai tumbuh dengan meningkatnya semangat gotong royong dan saling berbagi di tengah masyarakat. Selain itu, industri dalam negeri serta perguruan tinggi pun mulai berinovasi dan berpacu membuat alat-alat kesehatan sehingga membuat bangsa Indonesia semakin mandiri.
”Semangat gotong royong ini terus terbangun sebagai implementasi nyata Pancasila. Kita harus tetap optimistis sebagai bagian dari harapan untuk memperkuat ketahanan nasional di tengah pandemi,” kata Widiyanto.
Semangat gotong royong ini terus terbangun sebagai implementasi nyata Pancasila. Kita harus tetap optimistis sebagai bagian dari harapan untuk memperkuat ketahanan nasional di tengah pandemi.
Ketahanan nasional ini, menurut dia, akan teruji ketika Indonesia memasuki era normal baru. ”Kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan menjadi kunci,” katanya.
Bahtiar pun menekankan, kepemimpinan kepala daerah diuji saat ini. Sebab, tidak ada satu pun pemerintah daerah yang pernah mengalami situasi krisis seperti sekarang.
Untuk itu, lanjut Bahtiar, Mendagri bersama Menteri Keuangan, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan Menteri Kesehatan menggelar lomba inovasi daerah untuk melihat seberapa besar keberhasilan kepala daerah menggerakkan masyarakat di tengah membangun tatanan normal baru yang produktif, tetapi aman dari Covid-19. Daerah yang memenangi perlombaan akan mendapatkan tambahan dana insentif daerah.
”Ini bentuk trigger (pemicu) agar pemda segera melakukan inovasi mempersiapkan tatanan baru dengan melibatkan masyarakat sebagai bentuk kegotongroyongan. Itu akan menjadi bukti nyata betapa masyarakat kita memiliki semangat kebersamaan di situasi sulit, tetapi tetap produktif dan tetap disiplin,” ujar Bahtiar.
Selain di tingkat masyarakat, Bahtiar mengingatkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat krusial dalam menghadapi pandemi.
”Ada dinamika perbedaan kepala daerah dan masyarakat, tetapi semangat kegotongroyongan, toleransi, itu yang harus membuat bangsa bersatu. Situasi pandemi juga menjadi ujian, tak hanya pemimpin pemerintahan, tetapi kita semua, termasuk ideologi Pancasila itu sendiri hari ini dan ke depan,” katanya.