Menkopolhukam: Usut Tuntas Penusukan Syekh Ali Jaber
Menkopolhukam Mahfud MD meminta penegak hukum mengusut secara terang benderang penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber. Ia meminta seluruh penegak hukum melakukan pemetaan, pemantauan dan perlindungan penuh kepada ulama.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memerintahkan penyelidikan peristiwa penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung secara tuntas dan transparan. Permintaan ini disampaikan Mahfud kepada Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan Badan Intelijen Negara.
“Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat, baik itu aparat keamanan, maupun intelijen, bahkan saya juga sudah meminta BNPT kemudian juga Densus (88 Antiteror) bahkan, saya minta agar BIN bersama kepolisian, saya sudah minta agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik–baiknya dan setransparan mungkin,” kata Mahfud di kediamannya, Senin (14/9/2020).
Ia meminta seluruh instansi tersebut melakukan pemetaan, pemantauan dan perlindungan penuh kepada para ulama.
Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan saat sedang menjadi pembicara dalam acara keagamaan, di Bandar Lampung, Minggu (13/9). Kepolisian sudah meringkus AA (26), pelaku penusukan dan masih mendalami motifnya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad menuturkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 17.00 saat korban sedang menyampaikan ceramah di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.
“Ustad Syekh Ali Jaber baru sekitar 15 menit menyampaikan ceramahnya dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk berfoto dengan beliau. Tiba-tiba, seorang laki-laki mendekat dan mengeluarkan senjata tajam,” ungkap Pandra saat dikonfirmasi melalui telepon, Minggu malam.
Syekh Ali Jaber sempat curiga dan menangkis serangan pelaku. Korban mengalami luka tusuk di bagian bahu sebelah kanan. Setelah kejadian, korban langsung dievakuasi di puskesmas terdekat. Saat ini, Syekh Ali Jaber dalam kondisi baik setelah mendapat perawatan tim medis.
Terkait dengan beredarnya informasi bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan, Mahfud MD mengatakan saat ini aparat masih menyelidiki latar belakang dan jaringan yang ada di belakang pelaku penusukan.
“Ada dugaan berdasar pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kami belum percaya, kami pasti akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak, itu nanti setelah diselidiki,” kata Mahfud.
Dia mengatakan, perlu ditelusuri lagi bagaimana keterangan keluarga, tetangga, teman-teman, bahkan media sosial pelaku. Baru setelah itu, bisa diambil kesimpulan. “Kami atau pihak aparat terus menyelidiki bagaimana latar belakang dan apa jaringan yang ada dibelakang anak ini,” ujar Mahfud MD.
Mahfud menambahkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban melindungi kebebasan umat beragama, apapun pandangan politiknya. Ia mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu membangun masyarakat tanpa adanya peran serta para ulama dan para juru dakwah yang telah bekerja dengan ikhlas.
“Da’i apapun pandangan politiknya, itu harus dilindungi kalau sedang berdakwah. Itu yang terpenting. Kita hidup selama ini bangsa Indonesia, budaya- budaya yang baik itu, justru ditimbulkan oleh dakwah-dakwah para pendakwah kita yang telah bekerja dengan ikhlas. Para ulama kita.” kata Mahfud MD.
Di tahun 2011 Mahfud pernah hadir dan mendengar ceramah yang dibawakan Syekh Ali Jaber. Ia mengatakan Syekh Ali Jaber adalah pendakwah yang tidak berpolitik, dan sangat baik.