Wapres Ma’ruf Amin-Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bertemu. Mereka membahas soal vaksin dan pastikan vaksin dari China sebanyak 3 juta dosis akan datang November ini. Prioritasnya tenaga medis.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memastikan vaksin yang didatangkan dari China bisa segera digunakan. Diperkirakan, sebanyak tiga juta dosis tiba pada November ini. Tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri dan Satpol PP, serta mereka yang menangani pandemi akan menjadi prioritas atau yang pertama mendapatkan vaksin.
Hal ini terungkap dalam pertemuan tertutup Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang diselenggarakan di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Jumat (2/10/2020), di Jakarta. Hadir pula dalam pertemuan ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir, serta Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi.
”Untuk bulan November akan datang tiga juta, untuk tenaga kesehatan (tenaga kesehatan), TNI/Polri, dan Satpol PP,” tutur Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dalam pertemuan.
Selain itu, menurut Masduki, orang-orang yang bertugas menghadapi pandemi Covid-19 juga menjadi pihak yang akan pertama mendapatkan vaksin. Adapun vaksin dalam jumlah yang banyak juga akan didatangkan secara bertahap.
Untuk bulan November akan datang tiga juta, untuk tenaga kesehatan (tenaga kesehatan), TNI/Polri, dan Satpol PP.
Untuk memastikan kesiapan vaksin tersebut, beberapa pejabat akan ke China. Keberangkatan ini juga akan didampingi tim fatwa dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kondisi darurat
Wapres Amin, menurut Masduki, menjelaskan vaksin Covid-19 bisa digunakan baik halal maupun tidak. ”Vaksin itu, kalau halal, ya, bagus. Enggak ada problem. Namun, kalau misalnya tidak halal, ya, tidak masalah karena ini dalam kondisi darurat. Bisa dipakai,” tutur Masduki.
Terawan, menurut Masduki, melaporkan pula persiapan untuk melakukan vaksinasi ini supaya tepat waktu dan tepat sasaran. Dalam rapat terbatas pada 28 September lalu, Presiden Joko Widodo meminta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional untuk menyusun rencana detail vaksinasi.
Vaksin itu, kalau halal, ya, bagus. Enggak ada problem. Namun, kalau misalnya tidak halal, ya, tidak masalah karena ini dalam kondisi darurat. Bisa dipakai.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia akan mendatangkan vaksin buatan China dari Sinovac dan Sinopharm-G42 pada akhir tahun ini.
Adapun produksi vaksin akan dilakukan setelah hasil uji klinis fase ketiga menggunakan benih vaksin hasil kerja sama Sinovac dengan PT Biofarma di Bandung sejak Agustus keluar. Apabila hasil uji klinis baik, awal 2021, PT Biofarma akan memproduksi vaksin. Kapasitas PT Biofarma pun ditingkatkan supaya bisa memproduksi sampai 250 juta vaksin.
Selain itu, konsorsium yang dipimpin Lembaga Biomolekular Eijkman juga meneliti calon vaksin Covid-19. Saat ini, calon vaksin masih diuji coba pada hewan dan baru pada 2021 diuji klinis. Diperkirakan, vaksin Merah Putih bisa diproduksi pada 2022.