Lanjutkan Investigasi, TGPF Kasus Intan Jaya Dibagi Jadi Dua Tim
TGPF tetap melanjutkan investigasi dengan terbagi jadi dua tim, yakni investigasi lapangan di Intan Jaya dan satu tim berdialog dengan pemangku kepentingan di Jayapura. Dua korban penembakan sudah dievakuasi ke Jakarta.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua korban penembakan, yaitu seorang anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya, Papua, dan seorang anggota TNI dievakuasi ke Jakarta untuk dirawat. Sementara TGPF tetap melanjutkan investigasi dengan terbagi jadi dua tim, yakni investigasi di lapangan di Intan Jaya dan satu tim berdialog dengan pemangku kepentingan di Jayapura.
Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo, melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020), mengatakan, dua korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB), Bambang Purwoko dan Sersan Satu Faisal Akbar dievakuasi ke Jakarta pada Sabtu, pagi. Bambang yang merupakan dosen dan peneliti Papua dari Universitas Gadjah Mada terluka di bagian kaki.
Sementara Sertu Faisal Akbar yang merupakan anggota Satuan Tugas (Satgas) Apter Hitadipa dari satuan asal Kodim 1304 Gorontalo terluka di bagian pinggang. Mereka awalnya dievakuasi dari Sugapa menggunakan helikopter Caracal TNI Angkatan Udara ke Timika. Dari Timika, korban kemudian dibawa dengan pesawat Boeing TNI AU menuju Jakarta dengan rute Timika-Bandara Sultan Hasanuddin Makassar-Jakarta.
”Pagi ini anggota TGPF dan anggota TNI yang terluka dalam penyerangan kemarin sore telah kami evakuasi ke Jakarta untuk perawatan pengobatan lebih lanjut,” ujar Sugeng.
Setelah kedua korban dibawa ke Jakarta, tim TGPF yang berada di Papua tetap melanjutkan investigasi. Tim dibagi dua, yaitu tim I yang bertugas menginvestigasi di Intan Jaya, Papua. Dan tim II yang berada di Jayapura untuk berdialog dengan pemangku kepentingan di Papua.
Tim investigasi di Intan Jaya dipimpin Ketua Tim Investigasi Lapangan TPGF Benny Mamoto. Adapun tim yang berada di Jayapura adalah Makarim Wibisono dan Constan Karma. Mereka masih mengagendakan pertemuan dengan mantan bupati Paniai, Naftali Yogim. Naftali adalah tokoh sentral pembentuk daerah pemekaran Intan Jaya yang menjadi lokasi penembakan terhadap pendeta Yeremias, warga sipil, dan dua anggota TNI bulan September lalu.
Sementara itu, Benny J Mamoto yang masih berada di Intan Jaya mengatakan, tim tetap melanjutkan tugas investigasi lapangan di Intan Jaya. Benny mengatakan, pihaknya tidak gentar dan akan terus mencari fakta-fakta untuk mencari kebenaran di Intan Jaya.
”Kami di TGPF sama sekali tidak gentar karena peristiwa penembakan kemarin yang menyebabkan salah satu anggota tim, Pak Bambang Purwoko, tertembak. Kami terus bekerja untuk menuntaskan tugas yang diberikan oleh pemerintah kepada tim ini,” kata Benny.
Menurut Benny, saat ini tim I TGPF masih berada di Sugapa, Intan Jaya. Mereka tetap melanjutkan investigasi dengan memeriksa sejumlah saksi dalam kasus penembakan Pendeta Yeremias Zambani. Sejumlah orang yang belum bisa ditemui telah dijadwalkan ulang untuk diwawancarai. Para saksi tersebut diminta menceritakan tentang apa yang dilihat dan didengar di lokasi kejadian saat penembakan terjadi.
”Mohon doanya agar rencana-rencana selanjutnya berjalan lancar, hingga kami menyelesaikan tugas ini dengan baik,” ujar Benny.
Untuk mengantisipasi kejadian penyerangan, sekarang semua anggota TGPF diwajibkan memakai rompi dan helm antipeluru. Peralatan tersebut dipakai untuk memastikan agar semua anggota tim selamat saat menjalankan tugasnya. Ini juga merupakan bagian dari standar operasional prosedur (SOP) tim saat bertugas di daerah konflik bersenjata.
Selain itu, selama berada di Sugapa, Intan Jaya, Papua, anggota TGPF juga dijaga ketat untuk menghindari ancaman. Setelah peristiwa penembakan kemarin, Kamis (9/10/2020), pengawalan terhadap tim juga semakin diperketat.
Sebelumnya diberitakan, satu anggota TGPF dan satu anggota TNI tertempak saat perjalanan pulang pascainvestigasi lapangan di Intan Jaya Papua. Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penembakan rombongan TGPF pada Jumat sore. Alasannya, OPM berharap tim pencari fakta pengungkap penembakan Pendeta Yeremia Zanambani bukan berasal dari Indonesia, tetapi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
TGPF tiba di Sugapa sejak Kamis. Mereka dijadwalkan berada di Sugapa hingga Sabtu. Pada Kamis, mereka melakukan investigasi lapangan di kampung Hitadipa, lokasi tempat Pendeta Yeremias tertembak. Kemudian, Kamis sore, sekitar pukul 15.45 WIT, saat mobil tim hendak pulang dan melewati Kampung Mbomogoh, tiba-tiba anggota KKB melepaskan tembakan (Kompas.id, 9/10/2020).