Presiden Jokowi Mendorong Kemandirian Industri Nasional
Untuk mereformasi sistem kesehatan secara besar-besaran, Presiden Joko Widodo mengajak para apoteker ikut serta mendorong kemandirian industri farmasi dan penyediaan bahan baku obat untuk kurangi ketergantungan impor.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengajak para apoteker ikut serta mendorong kemandirian industri farmasi dan penyediaan bahan baku obat. Hal ini menjadi bagian dari yang disebut Presiden sebagai reformasi sistem kesehatan secara besar-besaran.
”Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal, negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik,” kata Presiden Jokowi dalam video yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (5/11/2020).
Pidato tersebut sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia. Rakernas ini diselenggarakan pada Minggu sampai Rabu (1-4/11/2020), dan dilanjutkan Pertemuan Ilmiah Tahunan pada 5-7 November. Semua agenda dilangsungkan secara virtual.
Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal, negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik.
Menurut Presiden Jokowi, berdikari dalam industri obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama. Untuk itu, diperlukan cara-cara yang luar biasa, apalagi semua sedang berada di tengah pandemi Covid-19. Cara luar biasa tersebut adalah menyinergikan para akademisi, ilmuwan, pemerintah, dan dunia industri.
Kemandirian ini semakin terasa diperlukan karena pandemi Covid-19 membangkitkan rasa krisis pada dunia farmasi. Riset, inovasi, dan revitalisasi industri bahan baku obat-obatan di dalam negeri maupun penguatan struktur manufaktur industri farmasi dalam negeri tak bisa dilakukan seadanya.
”Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri. Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standardisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif,” ujar Presiden Jokowi.
Diharapkan, kebangkitan industri farmasi nasional akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional baik di hulu maupun di hilir industri. Lebih jauh lagi, hal ini diharapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.
Di tengah pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo juga mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari dokter, perawat, apoteker, hingga profesi lainnya untuk ikut menyukseskan program vaksinasi Covid-19.
”Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi, dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin,” kata Presiden Jokowi.
Memajukan obat berbahan baku alam Indonesia
Peluang dalam kerja besar terkait pandemi Covid-19 baik vaksinasi Covid-19 maupun kesempatan memajukan obat berbahan alam asal Indonesia. Diharapkan obat berbahan alam asal Indonesia ini tidak hanya menjadi obat alternatif, tapi bisa menjadi obat utama asli Indonesia.
Dalam pembukaan rakernas, Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nurul Falah Eddy Pariang menyampaikan, peluang dalam kerja besar terkait pandemi Covid-19 baik vaksinasi Covid-19 maupun kesempatan memajukan obat berbahan alam asal Indonesia. Diharapkan obat berbahan alam asal Indonesia ini tidak hanya menjadi obat alternatif, tapi bisa menjadi obat utama asli Indonesia.
Tak hanya itu, Nurul juga mengajak semua apoteker di seluruh Indonesia untuk berpraktik dan berperilaku profesional. Hal ini termasuk dalam komunikasi dengan pasien, klien, maupun pemerintah, bahkan saat membuat pernyataan di media sosial.