Pesawat Garuda Indonesia bernomor GIA 891D yang mengangkut vaksin Covid-19, Minggu malam ini, pukul 21.30 WIB, tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten. Pesawat Boeing 777-300 ER itu membawa 1,2 juta dosis.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kabar baik dalam upaya penanggulangan Covid-19 datang dari Presiden Joko Widodo pada Minggu (6/12/2020) malam. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19 produksi Sinovac Biotech, China, yang akan digunakan pemerintah untuk program vaksinasi tiba di Tanah Air.
”Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, Minggu malam.
Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 891D yang mengangkut vaksin Covid-19 tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada pukul 21.30 WIB. Pesawat Boeing 777-300 ER itu membawa 1,2 juta dosis vaksin dari Beijing, China.
Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19.
Presiden menjelaskan, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin pertama yang diterima pemerintah adalah vaksin buatan Sinovac Biotech, perusahaan farmasi asal China. Vaksin Sinovac itulah yang diuji secara klinis di Bandung sejak bulan Agustus lalu.
Pemerintah, lanjut Presiden, juga tengah mengupayakan 1,8 juta vaksin Sinovac yang dijadwalkan tiba di Tanah Air pada awal Januari 2021. Sebagai upaya pengendalian pandemi Covid-19, pemerintah juga akan mendatangkan 45 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses oleh Bio Farma. Sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin di antaranya akan diterima pada bulan Desember ini dan 30 juta dosis sisanya dijadwalkan masuk ke Indonesia pada Januari 2021.
Meski belum bisa langsung digunakan, kedatangan vaksin Covid-19 menjadi kabar baik bagi pengendalian pandemi penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 di Tanah Air. ”Kami amat bersyukur, alhamdulillah, vaksin sudah tersedia. Artinya, kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19,” kata Presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menjelaskan bahwa masih dibutuhkan serangkaian tahapan untuk memulai vaksinasi. Salah satunya adalah proses pemberian izin pemakaian darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Seluruh prosedur perizinan penggunaan darurat harus dilalui dengan baik untuk menjamin efektivitas vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi. Pertimbangan ilmiah, analisis hasil uji klinis harus dijalankan dengan baik demi menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat.
”Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai,” ujar Presiden.
Sistem distribusi
Presiden mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meski vaksin sudah tersedia. Dengan berdisiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, pencegahan penyebaran Covid-19 akan lebih mudah dilakukan.
Selain ketersediaan vaksin, hal lain yang juga penting disiapkan sebelum vaksinasi adalah sistem distribusi ke daerah, peralatan pendukung, sumber daya manusia, dan tata kelola vaksinasi. Untuk memperlancar pelaksanaan program vaksinasi, simulasi juga dilakukan di sejumlah provinsi. Dengan simulasi itu, diyakini semua sudah dalam keadaan siap saat vaksinasi dimulai.
Meski begitu, vaksinasi secara serempak untuk semua penduduk belum memungkinkan dilakukan. Karena itu, Presiden berharap, semua pihak terus mengikuti pengumuman dari pemerintah serta petunjuk dari petugas yang saat ini sudah menyiapkan vaksinasi.
Terakhir, Presiden mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meski vaksin sudah tersedia. Dengan berdisiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, pencegahan penyebaran Covid-19 akan lebih mudah dilakukan.
Akhiri pandemi
Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac itu merupakan momentum awal dari langkah nyata pemerintah dalam proses pengadaan vaksin serta pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. ”Ini juga sekaligus menerjemahkan pernyataan Bapak Presiden di mana keselamatan rakyat sebagai prioritas utama dalam penanganan Covid-19,” katanya.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu pun menjelaskan bahwa vaksin melengkapi berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dan juga masyarakat dalam memutus mata rantai Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi merupakan upaya yang sangat penting dalam mengakhiri pandemi Covid-19.
”Vaksin ini melengkapi upaya testing, tracing, dan treatment serta memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ketiga hal tersebut, yakni 3T, 3M, dan vaksinasi, harus selalu berjalan bersamaan, sampai kita semua di Indonesia, di seluruh dunia, benar-benar lepas dari pandemi covid-19,” ujar Airlangga.
Meski vaksin sudah tersedia, pemerintah belum memutuskan kapan vaksinasi dimulai. Sebab, menurut Airlangga, vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari BPOM untuk memastikan aspek mutu, keamanan, dan efektivitas. Selain itu juga menunggu MUI untuk kehalalannya.