Kasus aktif Covid-19 di Tanah Air terus meningkat. Pascatembus 100.000 kasus saat pilkada, kini saat Natal-Tahun Baru mencapai 110.679 kasus. Selain meningkatkan kapasitas, pemerintah akan tegakkan protokol kesehatan.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus aktif Covid-19 di Tanah Air terus menggapai rekor demi rekor baru. Setelah menembus angka 100.000 kasus pasca-pemilihan kepala daerah, kasus aktif terus melonjak setelah cuti bersama pegawai negeri sipil serta liburan Natal dan akhir tahun. Per 3 Januari, kasus aktif mencapai 110.679 kasus.
”Perkembangan kasus aktif Covid-19 di akhir Desember terjadi peningkatan. Per 3 Januari, ada 110.679 kasus,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Airlangga Hartarto dalam keterangan pers seusai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2020).
Pada 18 Desember, kasus aktif di Tanah Air memuncak ke angka 98.688 kasus. Data ini terekam sembilan hari setelah pilkada serentak. Sehari kemudian, jumlah kasus aktif melonjak menjadi 102.029 kasus. Per 29 Desember, kasus aktif menggapai puncak baru, yakni 108.636 kasus. Lantas per 3 Januari lagi-lagi jumlah kasus aktif mencapai rekor baru, yakni 110.679 kasus.
Perkembangan kasus aktif Covid-19 di akhir Desember terjadi peningkatan. Per 3 Januari, ada 110.679 kasus.
Terkait dengan peningkatan pasien itu, Airlangga melanjutkan, pemerintah akan melakukan sejumlah langkah. Pertama adalah meningkatkan kapasitas tempat tidur perawatan pasien Covid-19 sebesar 30 persen. Ini ditempuh dengan bekerja sama dengan jaringan rumah sakit milik pemerintah. Sejalan dengan itu, Kementerian Kesehatan akan menambah tenaga kesehatan sebanyak 10.000. Sebanyak 7.900 orang di antaranya adalah perawat di 141 fasilitas kesehatan.
Kedua, pemerintah akan memperkuat penegakan protokol kesehatan dengan melakukan operasi penertiban. Langkah lainnya adalah terus mengampanyekan gerakan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ketiga, pemerintah mendorong peningkatan penanganan mulai tes, pelacakan, dan isolasi.
”Pemerintah juga akan segera melakukan vaksinasi. Dijadwalkan mulai pertengahan Januari atau minggu depan. Ini menunggu emergency used authority dari BPOM dan kehalalan,” kata Airlangga.
Namun, ia mengingatkan bahwa vaksinasi tetap membutuhkan disiplin menjalankan protokol kesehatan dari masyarakat, baik sebelum maupun setelah vaksinasi. ”Dengan vaksinasi, kedisiplinan masyarakat tetap harus dijaga karena vaksinasi untuk 182 juta penduduk itu memerlukanm waktu. Tentu diharapkan vaksinasi ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat, tetapi tidak boleh melupakan kedislipinan. Dengan vaksinasi, kedisiplinan tetap perlu karena pandemi global belum berakhir,” kata Airlangga.
Rumah sakit kewalahan
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala Satgas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Zubairi Djoerban di Jakarta, Minggu (3/1/2021), menyatakan, kasus Covid-19 di Indonesia belum puncak. Meskipun demikian, situasi rumah sakit sangat kewalahan. ”Hari-hari ini sangat sulit mencari tempat perawatan, termasuk bagi tenaga kesehatan,” kata Zubairi.
Hari-hari ini sangat sulit mencari tempat perawatan, termasuk bagi tenaga kesehatan.
Laporan warga melalui platform Lapor Covid-19 menunjukkan makin banyak warga yang kesulitan mendapatkan layanan rumah sakit, terutama di sekitar Jakarta dan kota lain di Jawa. Salah satu pelapor dari Depok, Jawa Barat, menyebut ayahnya meninggal di taksi daring setelah beberapa kali ditolak rumah sakit karena penuh.
Zubairi memperkirakan, lonjakan kasus akan terjadi setelah libur pergantian tahun karena adanya mobilitas warga ke sejumlah daerah. ”Indonesia bakal mengalami lonjakan kasus seperti negara-negara Eropa dan Amerika beberapa bulan lalu. Ini harus diantisipasi dengan meningkatkan kapasitas layanan kesehatan,” katanya.
Untuk itu, Zubairi menekankan, kapasitas tempat perawatan dan ruang isolasi Covid-19 harus ditingkatkan. Tenaga kesehatan juga harus disiapkan. ”Rumah sakit swasta dan non-rujukan harus disiapkan menjadi rumah sakit rujukan. Dokter-dokter yang berkarier di manajemen, seperti kementerian, harus disiapkan, selain perekrutan sukarelawan baru, termasuk perawat,” kata Zubairi.