Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama di negeri ini yang akan disuntik vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech, China. Penyuntikan itu dapat disaksikan luas oleh masyarakat karena akan disiarkan langsung.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi massal sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Tanah Air direncanakan dimulai pada Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 pada hari pertama pelaksanaan vaksinasi massal.
Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey T Machmudin, Selasa (12/1/2021), mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan pengaturan penyuntikan vaksin untuk Presiden. ”Rencana besok (Rabu) pagi penyuntikan vaksin perdana untuk Presiden. Kami (Sekretariat Presiden) sedang mempersiapkan dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pengaturan tata cara vaksinasi,” kata Bey melalui pesan singkat.
Sesuai rencana, vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Rabu (13/1/2021) besok. Dalam vaksinasi massal itu, pemerintah akan menggunakan vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac Biotech, China, yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penggunaan darurat. Vaksin yang juga telah dinyatakan halal dan suci oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pula yang akan diberikan kepada Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 pada hari pertama pelaksanaan vaksinasi massal.
Meski memastikan Presiden akan menerima vaksin pada Rabu, Bey tidak bersedia merinci di mana dan bagaimana penyuntikan dilakukan. Ia hanya menjelaskan bahwa penyuntikan perdana itu akan disiarkan secara langsung.
”Besok (Rabu), penyuntikan perdana tersebut juga akan disiarkan secara live streaming. Jadi prosesnya seperti apa bisa dilihat langsung besok,” ujar Bey.
Seperti diketahui, Presiden sudah menyampaikan bahwa ia akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Langkah itu dilakukan demi membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disiapkan pemerintah.
Jangan takut divaksin
Sementara itu, Persyarikatan Muhammadiyah mengajak masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, untuk tidak takut menerima vaksin Covid-19 dari pemerintah. Pasalnya, vaksin merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi dan mengendalikan wabah yang sudah sepuluh bulan melanda Tanah Air.
”Kami mengajak masyarakat dan warga persyarikatan untuk berani dan tidak takut untuk divaksin karena ini merupakan bagian dari usaha menanggulangi wabah Covid-19,” kata Wakil Ketua Bidang Penguatan Tanggap Darurat dan Pemulihan Jaringan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Arif Jamali Muis.
Persyarikatan Muhammadiyah mengajak masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, untuk tidak takut menerima vaksin Covid-19 dari pemerintah.
Dijelaskan, MCCC telah mengundang para ahli, baik pakar kesehatan maupun agama, untuk mendiskusikan vaksin Covid-19 yang digunakan pemerintah. Masyarakat semestinya dapat menerima program vaksinasi yang dilakukan pemerintah karena itu merupakan salah satu ikhtiar untuk mengendalikan Covid-19.
Apalagi, saat ini, MUI telah menyatakan bahwa vaksin CoronaVac yang akan diberikan kepada masyarakat halal dan suci. Terlebih lagi, BPOM juga sudah menyatakan vaksin aman dan diizinkan digunakan dalam kondisi darurat.
Dengan vaksinasi, bukan berarti Covd-19 akan sepenuhnya terkendali. Masyarakat diiimbau untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Meski demikian, Arif mengingatkan bahwa dengan vaksinasi bukan berarti Covid-19 akan sepenuhnya terkendali. Karena itu, masyarakat diiimbau untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
”MCCC memandang bahwa setelah vaksin tidak serta merta semua beres karena proses vaksin tetap membutuhkan waktu. Oleh karenanya, 3M tetap yang utama dan harus tetap dikawal,” kata Arif.