Vaksinasi Dimulai, Kehidupan Ekonomi Diharapkan Segera Pulih
Program vaksinasi Covid-19 untuk 181,5 juta penduduk Indonesia resmi dimulai. Penyuntikan vaksin perdana dilakukan terhadap Presiden Joko Widodo pada Rabu ini di Istana Merdeka, Jakarta.
Oleh
Nina Susilo/Anita Yossihara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 telah dimulai pada Rabu (13/1/2021) dengan Presiden Joko Widodo sebagai penerima vaksin pertama. Program ini diharap mampu memutus rantai penularan Covid-19. Namun, sebelum kekebalan komunitas terbentuk, masyarakat tetap diminta memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan.
”Baru saja saya bersama perwakilan dari bidang kesehatan, perwakilan agama, perwakilan pedagang pasar dan pengusaha, perwakilan buruh, guru, dan dari perwakilan tenaga kesehatan melakukan vaksinasi,” tutur Presiden Joko Widodo seusai disuntik vaksin oleh Prof Abdul Muthalib SpPD-KHOM di teras Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Proses vaksinasi dimulai dengan pendaftaran dan verifikasi. Di tahap ini, peserta harus menunjukkan SMS bukti telah mendaftar melalui situs atau aplikasi pedulilindungi.id. Pengecekan data kependudukan dilakukan.
Program vaksinasi telah dimulai. Namun, sebelum kekebalan komunitas terbentuk, masyarakat tetap diminta memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan
Di meja kedua, pemeriksaan sederhana mengenai kesehatan peserta vaksinasi dilakukan. Selain pengecekan tekanan darah, petugas juga mengonfirmasi mengenai kondisi kesehatan termasuk kemungkinan adanya penyakit penyerta. Sejauh ini, penerima vaksin hanya orang tanpa penyakit penyerta dan berusia 18-59 tahun.
Vaksinasi dilakukan di meja ketiga. Adapun di meja terakhir, peserta vaksinasi diminta untuk menunggu selama 30 menit sembari memantau kemungkinan adanya reaksi alergi dan efek lainnya.
Vaksinasi perdana ini juga diikuti Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia Ade Zubaedah, serta Nur Fauzah mewakili perawat dan Lusy Noviani mewakili apoteker. Selain itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Idham Aziz juga divaksinasi.
Para tokoh agama juga bersama Presiden mengikuti vaksinasi ini. Tampak hadir Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Amirsyah Tambunan yang juga mewakili Muhammadiyah, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ahmad Ishomuddin, Ronal Tapilatu dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Agustinus Heri dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), I Nyoman Suarthanu dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Bhikkhu Nyana Suryanadi Mahathera dari Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Peter Lesmana dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).
Mewakili anak-anak muda dan kelompok milenial, Rafi Ahmad menerima vaksinasi juga. Perwakilan organisasi lain juga ikut vaksinasi, seperti Ketua Umum PGRI Prof Unifah Rosyidi, kemudian Ketua Umum Kadin Rosan P Roslani yang mewakili pengusaha, Agustini Noviani mewakili buruh, dan Narti yang berprofesi pedagang sayur.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito Kusumastuti, serta Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito juga mendapatkan vaksin yang sama, Rabu pagi ini.
Vaksinasi perdana ini dilanjutkan di seluruh wilayah Indonesia. Di tahap pertama, sebanyak 1,3 juta dokter dan tenaga kesehatan menjadi prioritas vaksinasi.
Vaksinasi perdana ini dilanjutkan di seluruh wilayah Indonesia. Di tahap pertama, sebanyak 1,3 juta dokter dan tenaga kesehatan menjadi prioritas vaksinasi. Adapun tahapan berikutnya, vaksinasi ditujukan kepada 17,4 juta petugas publik.
Vaksinasi perdana ini dilakukan setelah vaksin buatan Sinovac mendapat izin penggunaan di kondisi darurat (EUA) dari BPOM dan fatwa halal MUI.
Dimulainya vaksinasi Covid-19 diharap bisa memutus rantai penularan Covid-19. Namun, untuk membentuk kekebalan komunitas diperlukan sekitar 70 persen warga yang divaksin. Di Indonesia, secara keseluruhan, vaksinasi gratis ini akan diberikan kepada 181,5 juta warga.
”Vaksin penting untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada kita dan keselamatan keamanan bagi kita semua masyarakat Indonesia dan membantu percepatan proses pemulihan ekonomi,” tutur Presiden Joko Widodo.
Vaksin penting untuk memberi perlindungan kesehatan kepada kita dan keselamatan keamanan bagi kita semua masyarakat Indonesia dan membantu percepatan proses pemulihan ekonomi. (Presiden Jokowi)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi pun mengatakan, program vaksinasi semua warga akan menentukan keberhasilan membentuk kekebalan komunitas ini.
Meski demikian, Presiden tetap mengingatkan supaya semua warga tetap disiplin dengan protokol kesehatan baik memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebab, proses vaksinasi ini memerlukan waktu yang panjang.
Ketua Umum IDI Dokter Daeng M Faqih yang menjadi orang kedua vaksinasi Covid-19 di Istana Merdeka meminta polemik mengenai vaksin Covid-19 dihentikan. Sebab, setelah proses penelitian uji klinis yang panjang, penilaian oleh otoritas, yakni BPOM, sudah dilakukan.
”Senin kemarin kesimpulan akhir sudah didapat, dinyatakan aman, efektif, suci, dan halal,” tutur dr Daeng.
Oleh karena itu, diharapkan vaksinasi akan bisa secepatnya mendorong kekebalan tubuh terbentuk. Infeksi Covid-19 pun diharap tidak terjadi.
”Khusus untuk dokter dan tenaga kesehatan, kalau kekebalan terbentuk dan terhindar dari Covid-19, kita akan mengurangi angka gugurnya dokter dan tenaga kesehatan yang sekarang sudah lebih dari 500 di seluruh indonesia,” tambah Daeng.
Apalagi, vaksinasi adalah upaya untuk melindungi diri dari infeksi Covid-19 dan melindungi keluarga serta warga di sekitar kita. ”Vaksinasi ini bagian dari ikhtiar kita untuk menciptakan herd immunity (kekebalan bersama). Hendaknya bisa kita lakukan, minimal 70 persen masyarakat Indonesia divaksinasi,” tutur Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Amirsyah Tambunan, Rabu (13/1/2021).
Vaksinasi ini juga upaya untuk melindungi diri. Sebab, agama mengajarkan manusia untuk melindungi diri.
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin juga menegaskan, vaksinasi ini juga upaya untuk melindungi diri. Sebab, agama mengajarkan manusia untuk melindungi diri. Dengan demikian, manusia sehat jangan sampai sakit dan jangan sampai yang sakit tidak sembuh.
”Jadi, ini kewajiban kita semua agar tercegah dari wabah yang melanda dunia,” tutur Ahmad.
Ahmad pun menganjurkan seluruh warga NU di Indonesia mengikuti program pemerintah ini.