Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, mendapatkan vaksinasi Covid-19. Penyuntikan itu menjadi penanda awal dimulainya vaksinasi Covid-19 di seluruh Tanah Air. Presiden beri keyakinan kepada publik.
Oleh
NTA/INA/EDN/AGE/HAR
·4 menit baca
Tangan dokter Abdul Muthalib gemetar saat menusukkan jarum ke lengan kiri Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Itu penanda awal vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.
Dalam beberapa detik, Wakil Dokter Kepresidenan yang menjadi vaksinator itu memasukkan satu dosis CoronaVac, vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac Biotech, China, yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero), ke tangan Presiden sebagai penerima vaksin. Vaksin itu sebelumnya telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta dinilai halal dan suci oleh Majelis Ulama Indonesia. ”Pertamanya saja gemetar, tetapi waktu menyuntikkannya tidak lagi (gemetar),” kata Abdul Muthalib.
Seusai menyuntik, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu langsung mengusap lengan Presiden dengan kapas beralkohol. Ia lalu menanyakan kepada Presiden apa yang dirasakan saat diinjeksi vaksin. ”Ndak terasa sama sekali,” kata Presiden menjawab dokter spesialis penyakit dalam berusia 75 tahun itu, seperti disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden mengatakan sempat merasa takut saat melihat tangan vaksinator gemetar. ”Ya, sedikit ada rasa takut karena saya juga melihat Prof Abdul Muthalib agak gemetar sedikit,” ujar Presiden.
Ndak terasa sama sekali.
Ia menduga vaksinator sedikit gemetar karena pertama kali menyuntikkan vaksin Covid-19. Presiden baru merasakan pegal pada lengannya dua jam seusai vaksinasi. ”Waktu suntik tidak ada rasa apa-apa, tapi setelah dua jam agak pegal sedikit,” katanya.
Langsung beraktivitas
Tak ada reaksi apa-apa, Presiden Jokowi langsung beraktivitas seperti biasa. Setelah diobservasi selama 30 menit, ia ikut memantau vaksinasi perdana di beranda depan Istana Merdeka. Ia juga berbincang-bincang dengan para vaksinator dan peserta vaksinasi lainnya. Bahkan, tak lama setelah vaksinasi rampung, ia bertemu secara tertutup dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Sebelum divaksinasi, Presiden menjalani pemeriksaan kondisi kesehatan. Selain tekanan darah, riwayat penyakit juga ditanya dokter. Karena tak punya riwayat mengidap penyakit kronis, Presiden pun diperbolehkan ikut vaksinasi.
Selain Presiden, pada hari pertama vaksinasi, tercatat 24 orang yang mewakili berbagai profesi dan kalangan, seperti pejabat, tokoh agama, guru, dokter, perawat, dan perwakilan kelompok masyarakat, termasuk kaum milenial. Mereka terbagi dalam tiga sesi saat vaksinasi di Istana.
Sejarah baru
Vaksinasi Covid-19 ini akan menjadi sejarah baru bagi RI. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia, 70 persen atau 181,5 juta jiwa dari sekitar 260 juta penduduk RI akan memperoleh vaksin sebagai upaya menciptakan kekebalan komunitas. Kekebalan komunitas itu akan mencegah infeksi virus korona demi terkendalinya pandemi Covid-19.
Indonesia, ujar Nadia, hingga 2021 memerlukan 426 juta dosis vaksin. Vaksin akan datang hingga Desember 2021. ”Diharapkan pada akhir Desember 2021, 181,5 juta jiwa sudah mendapatkan vaksin,” katanya.
Diharapkan pada akhir Desember 2021, 181,5 juta jiwa sudah mendapatkan vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap Indonesia bisa menyelesaikan program vaksinasi dalam kurun waktu sesingkat-singkatnya. Jika semakin lama program ini dimulai, selesainya akan semakin lama. Hal itu akan membuat semakin banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Setelah vaksinasi di Istana Merdeka, vaksinasi direncanakan berlangsung Kamis (14/1/2021) ini di 18 provinsi dan sisanya pada Jumat (15/1/2021).
Tak merasakan apa-apa
Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan, yang juga mewakili Muhammadiyah, menyatakan, vaksinasi salah satu ikhtiar umat bersama pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan. ”Banyak ikhtiar yang bisa kita lakukan, salah satunya vaksinasi. Kedua, menegakkan protokol kesehatan. Dengan iman, aman, insya Allah kita imun,” katanya.
Demikian pula Kiai Ishomudin. Ia tak merasakan reaksi apa-apa. Rais Syuriah PBNU itu bahkan menyampaikan rasa syukur mendapatkan giliran pertama divaksin Covid-19.
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih menyatakan, vaksin sudah dinyatakan aman, berkhasiat, efektif, serta suci dan halal sehingga bisa digunakan.
Seperti halnya Presiden, selebritas Raffi Ahmad juga tak merasakan sakit saat disuntik. Suami Nagita Slavina itu tak merasakan reaksi apa pun selama 30 menit observasi. ”Setelah divaksin normal-normal saja. Vaksin baik-baik
saja dan tak ada dampak,” katanya.
”Saya merasa lebih confident menghadapi pandemi dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat dihubungi seusai vaksinasi Covid-19.
Mudah-mudahan wabah ini cepat berlalu. Mudahan-mudahan semua lancar, kembali lagi seperti semula.
Sejak awal, Hadi melihat vaksin merupakan sebuah harapan untuk memenangi
”peperangan” melawan Covid-19. Vaksin menjadi salah satu alat untuk terlepas dari bahaya pandemi penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis, seusai divaksin, juga akan mengajak jajarannya di Polri berpartisipasi dalam program vaksinasi tanpa sedikit pun keraguan.
Hal senada dirasakan Ketua Kadin Rosan Perkasa yang turut serta dalam vaksinasi perdana. Menurut dia, vaksinasi merupakan momentum positif memperbaiki kondisi kesehatan sekaligus perekonomian pasca-Covid-19. Ia percaya ekonomi nasional bisa lebih cepat pulih dengan vaksinasi gratis untuk masyarakat.
”Mudah-mudahan wabah ini cepat berlalu. Mudahan-mudahan semua lancar, kembali lagi seperti semula,” ujar Narti yang mewakili pedagang sayur di Pasar Inpres Kelapa Gading seusai divaksin di Istana.