Baru 250.000 Tenaga Medis Divaksin, Presiden Jokowi Minta Manajemen Lapangan Diperbaiki
Presiden Joko Widodo menerima dosis kedua vaksin Covid-19. Saat itu, Presiden menyebut baru sekitar 250.000 tenaga kesehatan mendapat vaksin, jauh dari kapasitas tersedia. Presiden minta manajemen vaksinasi diperbaiki.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 untuk kedua kalinya bersama sejumlah tokoh, Rabu (27/1/2021) pagi. Vaksin Covid-19 baru akan berfungsi optimal dalam membangun kekebalan tubuh pada kurun waktu 14-28 hari setelah suntikan kedua.
Vaksinasi dilaksanakan di sisi barat halaman tengah Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 08.20. Guru Besar Fakultas Kedokteran UI yang juga Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof Abdul Muthalib SpPD-KHOM kembali menjadi vaksinator.
Selain Presiden Joko Widodo, sejumlah tokoh yang juga menerima vaksin ialah Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih, Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Aziz (sebelum pelantikan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta para tokoh agama dan tokoh milenial.
Sebelum penyuntikan, proses verifikasi tetap dilakukan sebagaimana dijalankan pada penyuntikan vaksin dosis pertama pada 13 Januari 2021. Perawat juga menunjukkan botol vaksin yang digunakan untuk Presiden Jokowi.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, menyebutkan, vaksinasi Covid-19 perlu dilakukan dua kali karena vaksin pertama dilakukan untuk mengenalkan vaksin dan kandungannya pada sistem kekebalan tubuh. Vaksin pertama ini akan memicu kekebalan tubuh awal.
Suntikan kedua dilakukan setelah 14 hari untuk menguatkan respons imun yang sudah muncul sebelumnya. Dengan demikian, dua dosis ini akan menumbuhkan respons imun yang lebih optimal dan efektif di masa datang. Namun, Reisa menambahkan, vaksinasi ini baru akan optimal 14-28 hari setelah suntikan kedua.
Presiden Jokowi seusai disuntik vaksin kedua kalinya ini mengatakan, sama seperti pada suntikan pertama, dia tidak merasakan apa-apa. ”Dulu setelah dua jam hanya pegal-pegal. Sekarang saya rasa sama, dan saya juga aktivitas ke mana-mana,” tutur Presiden Jokowi.
Vaksinasi Masih Rendah
Vaksinasi Covid-19 tahap awal dilakukan untuk para tenaga kesehatan. Namun, dua pekan setelah dimulai, cakupan vaksinasi para tenaga kesehatan masih rendah. Saat ini, Presiden Jokowi mengakui baru sekitar 250.000 tenaga kesehatan yang divaksin. Padahal, dengan 30.000 vaksinator yang tersebar di sekitar 10.000 puskesmas dan 3.000 rumah sakit di Indonesia, semestinya vaksinasi bisa dilakukan pada 900.000 sampai satu juta orang per hari.
”Itu memang perlu waktu dan manajemen lapangan yang baik. Dan ini yang selalu saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan,” tutur Presiden Jokowi.
Ketua Umum IDI Daeng M Faqih menambahkan, dirinya bersama perwakilan bidan, perawat, dan apoteker sudah menunjukkan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dari vaksin Covid-19. Efek samping yang dirasakan minimal, hanya pegal di bekas tempat suntikan yang hilang setelah beberapa jam.
Daeng Faqih mengatakan, semua tenaga kesehatan perlu segera mendapatkan vaksinasi. Sebab, setiap hari tenaga kesehatan berhadapan dengan pasien Covid-19. ”Kawan-kawan yang kesulitan mengakses vaksin bisa menghubungi IDI setempat atau ke saya untuk saya beri akses mendaftar vaksin sehingga suntikan vaksin untuk kawan-kawan berjalan lancar,” tambahnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, setelah jumlah kumulatif kasus Covid-19 menembus angka satu juta, Selasa (26/1), seluruh masyarakat harus semakin ketat dan disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan.
Adapun Kementerian Kesehatan akan memastikan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment) dilakukan secepat-cepatnya dan seluas-luasnya.