Presiden Jokowi dan Presiden Horta bertemu, Selasa (19/7/2022) dalam kunjungan kenegaraan. Keduanya sepakat menguatkan kerjasama ekonomi, investasi dan konektivitas. Presiden Jokowi meminta BUMN membantu Timor Leste.
Oleh
NINA SUSILO, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya untuk mendorong badan usaha milik negara dan perusahaan-perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan di Timor Leste, termasuk di bidang infrastruktur. Presiden juga berharap, Indonesia dan Timor Leste segera menyelesaikan perjanjian bilateral investasi (investment treaty). Hal ini penting karena nilai investasi Indonesia di Timor Leste mencapai 818 juta dollar AS. Investasi terutama di sektor perbankan, minyak dan gas, serta telekomunikasi.
Hal ini terungkap dalam jumpa pers bersama Presiden Jokowi dan Presiden Timor Leste Ramos Horta di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (19/7/2022). Kunjungan kenegaraan ke Indonesia menjadi yang pertama dilakukan Horta setelah kembali dilantik sebagai Presiden pada 19 Mei 2022. Sebelumnya, Horta juga jadi Presiden Timor Leste periode 2007-2012.
Presiden Horta pun mengapresiasi dukungan Indonesia dalam pembangunan di Timor Leste, khususnya di bidang pendidikan, sumber daya manusia, serta ekonomi. Ia berharap ada peningkatan hubungan perdagangan dan ekonomi.
”Kemungkinan penguatan kerja sama lewat pembangunan bendungan untuk penyediaan air, kawasan industri di bagian timur dan sekitar perbatasan, Timor bagian barat”
”Kemungkinan penguatan kerja sama lewat pembangunan bendungan untuk penyediaan air, kawasan industri di bagian timur dan sekitar perbatasan, Timor bagian barat,” katanya.
Horta juga menyampaikan keinginan Timor Leste menjadi anggota ASEAN. ”Saya mengapresiasi karena Indonesia sangat mendukung keanggotaan Timor Leste di ASEAN. Sebagai bagian Asia Tenggara, kami sudah memenuhi syarat yang diperlukan baik fungsi ekonomi dan fungsi demokrasinya,” tuturnya.
Horta pernah menyampaikan salah satu target kepemimpinannya ialah menjadikan Timor Leste anggota ASEAN pada 2023. ”Kami berharap bisa menjadi anggota ASEAN saat Indonesia memimpin. Itu akan jadi simbol yang sangat kuat,” kata Presiden Horta.
Menanggapi keinginan Timor Leste, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu mengatakan, masuknya Timor Leste ke ASEAN penting, baik bagi Timor Leste, Indonesia, maupun bagi organisasi kawasan tersebut.
”Jangan sampai Timor Leste jatuh ke dalam pengaruh salah satu negara adidaya dan menjadi buffer zone, atau lebih parah lagi, lokasi pangkalan militer kekuatan asing. Ini berbahaya bagi Indonesia yang berbatasan langsung,” kata Aleksius.
Jika menjadi anggota ASEAN, berbagai upaya pendekatan asing ke Timor Leste harus dimusyawarahkan dalam forum. Bagi Timor Leste, bergabung dengan ASEAN memberi mereka wadah untuk bisa didengar di kawasan dan global, selain terlibat dalam berbagai kerja sama regional lainnya.
Konektivitas
Presiden Jokowi bersama Presiden Horta sepakat memperkuat kerja sama dalam bidang perdagangan, investasi, dan konektivitas. Kesepakatan dicapai seusai pertemuan bilateral yang didampingi sejumlah menteri.
”Komitmen penguatan kerja sama ekonomi menjadi fokus. Kita sepakat terus meningkatkan perdagangan kedua negara. Melihat tren hubungan perdagangan yang terus positif, saya yakin perdagangan kedua negara bisa ditingkatkan”
Sebelumnya, empat nota kesepahaman (MOU) ditandatangani sejumlah menteri terkait dari Indonesia dan Timor Leste. Keempat MOU itu soal pertanian, kerja sama pergerakan bisnis lintas batas, standardisasi dan meteorologi, serta teknis perdagangan.
”Komitmen penguatan kerja sama ekonomi menjadi fokus. Kita sepakat terus meningkatkan perdagangan kedua negara. Melihat tren hubungan perdagangan yang terus positif, saya yakin perdagangan kedua negara bisa ditingkatkan,” ujar Jokowi.
Dari pertemuan, keduanya sepakat memperkuat konektivitas darat dan laut. Di jalur darat, diharapkan peluncuran trayek bus rute Kupang-Dili segera dilakukan. Adapun di jalur laut, pembukaan rute kapal Kupang-Dili-Darwin juga dinilai penting.
Terkait perbatasan, Jokowi berharap pembangunan Pos Lintas Batas Negara Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, diselesaikan tahun ini. Komite perbatasan bersama diharap bertemu lagi untuk menyelesaikan masalah Noelbesi Citrana dan Bidjael Sunan Oben.
Menurut Horta, apa yang disepakatinya bersama Presiden Jokowi mencerminkan niat bersama untuk saling memperkuat relasi. ”Ini menguatkan hubungan kedua negara yang sudah berlangsung dua puluh tahun,” katanya.