Presiden Khawatir Perubahan Iklim Berdampak pada Musim Kering Panjang
Menghadapi perubahan iklim, Presiden menyebutkan Indonesia punya modal berupa ketahanan pangan. Indonesia sendiri juga telah dinyatakan swasembada pangan sejak 2019. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus diantisipasi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia bersinergi terlibat membantu pengendalian pangan dan pengendalian inflasi. Setelah dua tahun mengalami musim basah, Kepala Negara khawatir akan menyusul dua tahun musim kering akibat perubahan iklim.
“Karena yang masih kita hadapi adalah perubahan iklim, kita sudah mendapatkan basah lebih dari dua tahun. Yang saya takutkan kalau kita mendapatkan kering juga dalam waktu yang sama. Namun, semuanya sudah saya sampaikan harus siap ya,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers usai memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 TNI yang digelar di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Dalam amanatnya saat memimpin upacara, Presiden menegaskan pentingnya sinergi TNI-Polri. ”Saya minta kepada jajaran TNI dan jajaran Polri untuk bersinergi menyukseskan berbagai agenda nasional ini. Dukung agenda-agenda nasional dalam penanganan krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial. Bantu pengendalian pangan, pengendalian inflasi. Jaga pertahanan dan keamanan,” tambah Presiden.
Dalam menghadapi perubahan iklim, Presiden menyebut bahwa Indonesia memiliki modal berupa ketahanan pangan yang baik. Indonesia juga telah dinyatakan swasembada pangan sejak 2019 dan mendapat penghargaan dari International Rice Research Institute. “Saya kira ini sebuah modal yang harus diperbaiki terus dalam rangka food security, ketahanan pangan kita lebih baik, lebih baik dan terus lebih baik,” tambah Kepala Negara.
"Saya minta kepada jajaran TNI dan jajaran Polri untuk bersinergi menyukseskan berbagai agenda nasional ini. Dukung agenda-agenda nasional dalam penanganan krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial. Bantu pengendalian pangan, pengendalian inflasi. Jaga pertahanan dan keamanan"
Presiden lantas menyebut bahwa ia dan jajarannya rutin menggelar rapat terkait krisis pangan dan krisis energi setiap satu pekan sekali. Sebelumnya, rapat ini digelar setiap enam bulan sekali. Ketika menyapa perwakilan prajurit TNI yang mengikuti upacara melalui konferensi video dari beberapa wilayah di Indonesia, Presiden pun lantas menyelipkan pertanyaan terkait ketahanan pangan di perbatasan negara.
Para prajurit yang disapa Presiden pada kesempatan itu adalah yang bertugas sebagai pengaman perbatasan negara di beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Kepada prajurit yang bertugas di Perbatasan Indonesia-Malaysia di PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, misalnya, Presiden bertanya tentang harga barang kebutuhan pokok di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia.
Prajurit yang bertugas di Entikong pun menjawab bahwa mereka setia berbelanja di wilayah Indonesia dibanding ke Malaysia. Presiden lantas bertanya apakah harga barang-barang di wilayah Indonesia lebih murah atau lebih mahal. Prajurit yang bertugas menyebut lebih murah. “Siap lebih murah,” ujarnya.
Ketersediaan Beras
Presiden lantas menanyakan pertanyaan yang sama ke prajurit yang bertugas di Perbatasan Indonesia-Timor Leste di PLBN Motaain, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kepada prajurit di Motaain, Presiden juga bertanya tentang harga beras per kilogram. “Harga beras per kilo berapa sekarang?” ujar Presiden. “Siap mohon izin harga besar sekitar Rp 8.000, Bapak Presiden,” tambah prajurit tersebut.
"Presiden tetap meminta masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk tetap waspada terhadap krisis pangan"
Kepada wartawan usai upacara, Presiden Jokowi menyebut bahwa harga beras Rp 8.000 per kilogram di wilayah perbatasan masih dalam taraf wajar. Namun, Presiden tetap meminta masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk tetap waspada terhadap krisis pangan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2022) mengatakan, cadangan beras nasional mencapai sepuluh juta ton. "Beras kita masih ada, kita punya cadangan sampai 10 juta ton. ini pun masih mau panen, walau pun nanti panen kedua. Nanti Februari tahun depan, baru panen besar," tuturnya kepada wartawan.
Kendati panen raya masih awal tahun depan, Syahrul menegaskan ketersediaan beras aman. Dinamika harga diakui ada karena berbagai faktor, salah satunya penyesuaian harga BBM. Karenanya, lanjutnya, hal ini disikapi bersama Menteri Perdagangan bersama Badan Pangan Nasional. Kementerian Pertanian tetap akan fokus mendorong produktivitas petani.
Ditemui terpisah usai perayaan HUT TNI, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi berbagai tantangan global. “Ramalan dari seluruh dunia krisis ke depan bisa lebih parah ya,” ujar Prabowo.
“Kita cari sumber-sumber air, di mana-mana dan juga teknologi air kita sudah perintahkan kalangan Universitas Pertahanan untuk membuat kelompok-kelompok kerja untuk mencari sumber-sumber air”
Prabowo menambahkan bahwa badai atau the perfect storm akan datang. “The perfect storm, badai akan datang. Jadi kita harus siap. Kita harus bersyukur, kita bersyukur, Tuhan yang maha kuasa memberi kita banyak sumber-sumber alam, kita curah hujan masih bagus seperti sekarang,” tambahnya.
Memasuki tahun depan, Prabowo mengajak masyarakat untuk waspada terutama terkait krisis pangan dan perubahan iklim. “Kita cari sumber-sumber air, di mana-mana dan juga teknologi air kita sudah perintahkan kalangan Universitas Pertahanan untuk membuat kelompok-kelompok kerja untuk mencari sumber-sumber air,” ujar Prabowo.
Seluruh jajaran TNI juga didorong untuk mempersiapan setiap lahan tidur agar dimanfaatkan. TNI didorong bekerja sama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pihak swasta untuk memanfaatkan tanah-tanah yang terbengkalai. “Yang tak dimanfaatkan hendaknya kita manfaatken untuk pangan dan energi,” tambahnya.
Menurut Prabowo, Indonesia patut bersyukur karena produksi pertanian cukup baik dan cadangan pangan masih banyak. “Kita, alhamdulillah oleh yang maha kuasa kita diberikan cadangan pangan yang cukup. Jadi kita termasuk negara yang sangat beruntung dibandingkan negara-negara lain ya,” ujar Prabowo.
Mengutip data PBB, menurut Prabowo, saat ini sudah ada lebih 300 juta orang yang kelaparan. Tiap hari, lebih kurang 15.000 orang meninggal dunia karena kelaparan. “Angka-angka ini terakhir kita dapatkan. Jadi kita harus kompak. Kita harus kompak, kita harus waspada, kita harus jaga kemampuan keuangan kita. saya kira pemerintah bekerja keras, Presiden bekerja keras,” tambahnya.