Pendaftaran Kian Dekat, Penentuan Nama Cawapres Diduga Masih Tunggu Putusan MK
Koalisi partai pendukung Prabowo Subianto ataupun Ganjar Pranowo belum juga menentukan cawapres. Penentuan belum dilakukan karena perhitungan peran cawapres dipersepsikan bisa memengaruhi elektabilitas.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
Menjelang pendaftaran pada 19 Oktober 2023, masih ada dua koalisi yang belum menentukan nama bakal cawapres.
Analis menduga, dua koalisi menunggu putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Namun, sejauh ini diyakini belum ada satu pun nama cawapres yang dianggap dapat menjamin kemenangan dalam satu putaran.
JAKARTA, KOMPAS — Tahapan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden tinggal sembilan hari lagi. Namun, partai koalisi yang mengusung bakal capres Prabowo Subianto maupun bakal capres Ganjar Pranowo masih belum menetapkan calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka. Analis politik menduga, penentuan cawapres masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi yang dikabarkan segera dibacakan.
Di sisi lain, di koalisi pendukung bakal capres Ganjar Pranowo, sinyal kuat yang akan dipilih kemungkinan berasal dari nama-nama yang selama ini disebut-sebut, antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno; dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), Senin (9/10/2023) malam, menuturkan, seluruh pembahasan tentang calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar merupakan ranah pimpinan partai politik dan calon presiden itu sendiri. TPN sama sekali tidak membahas tentang calon wakil presiden untuk Ganjar.
Partai-partai yang berada dalam kerja sama politik yang mengusung Ganjar sebagai bakal calon presiden berkomitmen, siapa pun calon wakil presiden yang diputuskan mendampingi Ganjar, seluruh partai tetap berada pada kerja sama politik mengusung Ganjar. Siapa pun calon wakil presiden yang akan diputuskan nanti, seluruh partai akan legowo dan siap berjuang menyukseskan.
Saat ditanya apakah sudah ada mengerucut pada satu nama, TGB mengatakan, semua nama sudah on the table, tidak ada yang misterius. Semua nama dengan aspek kelebihan dan kekurangan sudah diketahui oleh publik. ”Nama-nama yang on the table adalah yang disebut-sebut selama ini, antara lain Mahfud MD, Sandiaga Uno, nama Ibu Khofifah Indar Parawansa juga disebut,” ungkap TGB.
Terkait kapan bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar diumumkan, TGB menjawab, ”Ya dilihat saja nanti. Yang jelas sebelum masa penutupan pendaftaran. Antara 19-25 Oktober,” katanya.
Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono menuturkan, PDI-P dan PPP juga dengan dua partai politik lainnya yang mendukung Ganjar, yakni Partai Perindo dan Partai Hanura, bersepakat dalam rangka memasangkan Ganjar dengan calon wakil presidennya berangkat dari kriteria. Kriteria pertama yang dibutuhkan bagaimana bisa memberikan sumbangan elektoral untuk kemenangan.
”Kami mencalonkan itu tentu untuk menang, bukan untuk kalah,” kata Mardiono.
Hal lainnya yang menjadi pertimbangan juga setelah menang apakah mampu bekerja untuk bangsa dan negara menjawab tantangan bangsa yang cukup kompleks ke depan. Dari beberapa kriteria yang sudah ditentukan menjadi kebutuhan politik dalam rangka pemenangan itu, barulah merujuk pada nama. Kemudian latar belakang dari kelompok, golongan, atau partai politik apa.
Tunggu putusan MK
Sejauh ini, dua koalisi parpol belum memutuskan bakal cawapres untuk bakal capres yang diusung. Kedua koalisi itu adalah koalisi PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo yang mengusung mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres; dan Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat) yang mengusung bakal capres Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, penentuan cawapres masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia syarat pengajuan nama capres dan cawapres yang kabarnya akan diputuskan MK dalam pekan ini. Dari sisi Prabowo, menurutnya, masih menunggu putusan MK.
Menurut dia, Ganjar dan Prabowo kompetitif. Setiap ada manuver dari salah satu bakal calon presiden akan direspons pula oleh calon lainnya. ”Saya menduga dari sisi Prabowo masih memprioritaskan Gibran sebagai cawapres. Sebab, sinyal pasangan Prabowo-Gibran sudah lama,” tuturnya.
Arya menilai, nama cawapres tak kunjung diputuskan oleh kedua koalisi karena elite-elite politik percaya bahwa cawapres akan membantu mendongkrak suara capres. Kendati pengaruhnya tetap ada, belum ada satu pun dari cawapres yang bisa menggaransi menang dalam satu putaran.
”Siapa pun yang akan dipasangkan belum ada yang bisa membuat menang dalam satu putaran karena kekuatan cawapres-cawapres yang selama ini muncul merata. Tidak ada yang begitu dominan,” ungkapnya.
Arya menuturkan lebih lanjut, dalam proses penentuan cawapres ke depan persoalannya bukan masalah representasi politik, apakah anak muda ataupun representasi Jawa-luar Jawa dan sebagainya, tetapi kebutuhan bangsa di masa depan, misalnya tantangan ekonomi, perubahan iklim, krisis energi, dan pangan. Cawapres yang diperlukan ialah yang bisa membantu presiden mengatasi persoalan-persoalan itu di masa depan.