Briptu Renita, Contoh Baik Kepemimpinan Perempuan Bangun Perdamaian
Briptu Renita jadi Polisi Wanita Terbaik PBB 2023 karena perannya sebagai Petugas Database Kejahatan pada Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah. Ia menjadi contoh baik kepemimpinan.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
Perempuan berusia 27 tahun asal Magelang, Jawa Tengah, ini berhasil menyabet penghargaan sebagai Polisi Wanita Terbaik Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023. Penghargaan itu seperti bintang terang dalam Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah atau MINUSCA. Apalagi, dia juga menjadi Petugas Polisi Wanita PBB termuda tahun ini.
Di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (16/11/2023), Brigadir Satu Renita Rismayanti menerima penghargaan sebagai Polisi Wanita Terbaik PBB 2023. Selama menjalankan tugasnya dalam misi perdamaian PBB, Renita berperan sebagai Petugas Database Kejahatan dengan Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi di Republik Afrika Tengah (MINUSCA).
Ia bertugas membantu mengonseptualisasikan dan mengembangkan basis data kriminal yang memungkinkan polisi PBB untuk memetakan dan menganalisis titik kejahatan (hotspot) dan kekacauan orang. Sistem basis data ini dinilai membantu pasukan keamanan negara untuk merencanakan operasi mereka dengan lebih baik.
Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix pun memuji kiprah Briptu Renita. Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas, Jumat (17/11/2023), ia menyebut Renita sebagai contoh yang bagus tentang partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam pemeliharaan perdamaian. Peran itu dinilai dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan perlindungan dan pembangunan perdamaian untuk memenuhi tantangan ke depan.
Penasihat Polisi PBB Faisal Shahkar bahkan menyebut masa depan kepolisian PBB terbantu dengan kinerja Renita, polwan yang memulai kariernya di Polri sejak 2014 di Polda Jawa Tengah itu. Menurut Faisal, Renita telah berhasil membuktikan bahwa di dunia yang didominasi oleh laki-laki, perempuan polisi juga dapat melakukan terobosan lewat gagasan baru berbasis teknologi.
”Dia dan rekan-rekannya membantu membangun kepercayaan antara otoritas lokal dan komunitas yang membuat pekerjaan Polisi PBB lebih efektif dan orang-orang menjadi lebih aman,” ujar Shahkar.
Saat dihubungi dari Jakarta sebelum upacara pemberian penghargaan, Renita yang memulai kariernya di Polri sebagai petugas informasi publik itu pun bersyukur sekaligus terharu mendapatkan penghargaan tersebut. Penghargaan ini tidak hanya pengakuan terhadap kemampuan dirinya dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, tetapi juga pengakuan terhadap polisi wanita Indonesia.
”Saya terharu, tidak menyangka bisa mendapat penghargaan ini. Saya bertugas tidak hanya membawa nama pribadi, tetapi juga negara. Setelah ini, saya berharap ada lebih banyak lagi polwan dari Indonesia yang berkiprah dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB,” tutur Renita, (Kompas.id, 17/11/2023).
Renita berharap ke depan keterampilannya menguasai teknologi bisa meningkatkan keamanan bagi orang-orang di seluruh Republik Afrika Tengah. Penghargaan yang diperoleh dari PBB pun akan melecut motivasinya untuk terus mengembangkan diri lebih baik lagi demi memajukan Polri. Ia juga berharap hal itu bisa memotivasi koleganya di Polri.
”Saya berharap visibilitas yang datang dari memenangi penghargaan ini akan memperkuat di antara perempuan dan anak perempuan bahwa semua bidang keahlian dalam kepolisian terbuka untuk kita,” ungkapnya.
Renita berharap ke depan keterampilannya menguasai teknologi bisa meningkatkan keamanan bagi orang-orang di seluruh Republik Afrika Tengah.
Menurut dia, penghargaan itu juga tidak akan tercapai tanpa dukungan dari Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Ia mengucapkan terima kasih kepada Kapolri yang mendukungnya dalam misi PBB itu. Ia juga berterima kasih kepada Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Krishna Murti atas dukungan dan bimbingan terhadapnya.
Renita bertugas dalam Kontingen Garuda Bhayangkara (Garbha) Satuan Tugas FPU 5 Minusca di Bangui, Afrika Tengah, yang diberangkatkan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo pada 19 September lalu. Kontingen terdiri dari 140 personel Polri dengan rincian 116 polisi laki-laki dan 24 polwan. Totalnya, Polri telah mengirimkan 3.184 personel Polri ke Misi Perdamaian PBB.
Sebelum diberangkatkan ke daerah misi, semua personel Satgas FPU 5 Minusca, termasuk Renita, harus melalui tahapan latihan pra-penugasan selama tujuh bulan di Pusat Misi Internasional di Serpong, Banten. Mereka dibekali kemampuan berstandar PBB, seperti penanganan huru-hara, penanganan search & rescue, investigasi, intelijen, negosiasi, kontrateroris, perlindungan orang sangat penting (VIP), penembak runduk, komunikasi elektronik, mekanik, hingga medical combat.
”Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Luar Negeri, Divhubinter Polri, dan seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam mendukung kesiapan kontingen ini,” ujar Listyo saat melepas kontingen di Mabes Polri, pertengahan September 2023.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Sandi Nugroho menambahkan terakhir kali Penghargaan Polwan Terbaik PBB dianugerahkan kepada polwan RI dalam Misi Perdamaian Tahun 2011. Akhirnya, anugerah bergengsi level internasional itu berhasil direbut kembali oleh polwan kelahiran Magelang tersebut.
Sandi memuji kinerja Renita yang telah mendedikasikan diri untuk perdamaian dunia melalui penugasan individual police officer di Republik Afrika Tengah melalui program Minusca. Selama bertugas, Renita menduduki jabatan sebagai petugas database kriminal.
”Berbekal pengalaman berdinas di Divisi Hubungan Internasional Polri (Divhubinter Polri), Nita menunjukkan performa terbaik sehingga diakui oleh United Nations Headquarter (UNHQ) dan dianugerahi penghargaan itu,” kata Sandi.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, mengatakan, anggota kepolisian yang mendapatkan rekognisi internasional juga harus mendapatkan perhatian lebih dari institusi Polri. Mereka bisa diberi penghargaan di dalam negeri, seperti kenaikan pangkat luar biasa. Dengan demikian, hal itu bisa memicu semangat personel lain untuk lebih berprestasi.
”Diharapkan juga setelah kembali ke Indonesia Briptu Renita bisa menularkan pengetahuan dan pengalaman kepada teman-temannya. Kalau ada apresiasi, tentu semangat itu bisa menular kepada yang lain juga,” katanya.
Anggota Kompolnas, Poengky Indartim berpandangan, polwan sejatinya dapat menunjukkan kinerja profesional terbaiknya hingga meraih prestasi bergengsi. Kompolnas melihat peran polwan ikut serta menjaga perdamaian dunia ini sudah sejalan dengan pembukaan UUD 1945. Kiprah polwan juga sesuai dengan harapan United Nation Security Council 1325 tentang Women, Peace, and Security yang menempatkan perempuan sebagai agen perdamaian.
”Penghargaaan yang diterima oleh Briptu Renita sungguh mengharumkan nama polwan, Polri, dan rakyat Indonesia. Kami berharap muncul polwan-polwan lain yang mampu meraih prestasi terbaiknya,” kata Poengky.
Senada dengan Bambang Rukminto, ia juga mendorong Polri untuk terus memberikan tempat bagi polwan untuk mendapatkan posisi strategis dan pangkat yang tinggi. Ia juga berharap ke depannya jumlah polwan bisa terus bertambah. Saat ini, jumlah polwan masih kecil karena hanya 6 persen dari total anggota Polri.