Kampanye di ”Lumbung Padi”, Anies Terima Keluhan Tingginya Harga Beras
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, berjanji akan memperbaiki tata niaga perdagangan kebutuhan pokok dalam 100 hari kepemimpinan jika kelak terpilih di Pilpres 2024.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Anies Rasyid Baswedan, calon presiden nomor urut 1, menerima keluhan tingginya harga pangan saat berkampanye di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/12/2023). Kepada para pendukungnya yang tinggal di salah satu lumbung padi nasional itu, Anies berjanji akan menyelesaikan masalah harga kebutuhan pokok dengan membentuk tim untuk memotong mata rantai dan tata niaga dalam program 100 hari pertama pemerintahan.
Anies memulai kampanye di Karawang dengan blusukan di Pasar Rengasdengkok untuk mendengarkan keluh kesah pedagang dan pembeli. Selanjutnya, ia mengunjungi Rumah Sejarah Proklamasi kemudian menemui para santri di Pondok Pesantren Modern Nurussalam.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Capres dari Koalisi Perubahan itu juga menemui para pendukungnya di Saan Mustopa Center, kediaman Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa. Di tempat yang menjadi rumah aspirasi Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Nasdem Saan Mustopa, Anies menikmati santap siang dengan menu sayur lodeh, teri medan, dan rajungan. Anies menutup kampanye di Karawang dengan menghadiri konsolidasi internal Nasdem dan tokoh masyarakat Karawang.
Saat blusukan di Pasar Rengasdengklok, Anies disambut antusias oleh pedagang, pembeli, dan warga sekitar pasar yang sudah menunggu sejak pagi. Capres yang diusung Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera itu juga diberikan peci sebagai bentuk dukungan agar memenangi kontestasi.
Salah satu pedagang di Pasar Rengasdengklok, Nasir, mengeluhkan situasi ekonomi yang dirasakan semakin sulit karena kenaikan harga bahan pokok. ”Saya berdagang sudah 15 tahun, tetapi baru merasakan kesulitan seperti ini, sekarang. Mudah-mudahan Pak Anies sampai ke Istana dengan membuat perubahan baru,” ujarnya.
Anies mengatakan, ia menerima banyak keluhan mengenai tingginya harga bahan kebutuhan pokok dalam beberapa waktu terakhir. Tidak hanya di Karawang, keluhan itu juga disampaikan oleh warga di berbagai tempat yang dikunjungi. Masyarakat pada umumnya mengeluhkan kenaikan harga beras yang mencapai Rp 15.000 per kilogram dan cabai yang melambung hingga Rp 100.000 per kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi beras medium yakni Rp 10.900 per kilogram dan beras premium Rp 13.900 per kilogram.
”Inilah persoalan yang harus diselesaikan dan ini juga agenda utama kita soal tata niaga kebutuhan pangan. Karena, kita ingin agar rumah tangga mendapatkan pangan dengan harga yang murah dan terjangkau. Di sisi lain, petani mendapatkan harga jual yang baik,” katanya.
Menurut dia, kenaikan harga semakin memberatkan beban masyarakat. Padahal, kenaikan harga tidak dinikmati oleh para petani, tetapi pemburu rente. Situasi ini pun dibaca di Karawang yang merupakan salah satu lumbung padi nasional. Hal tersebut merupakan masalah yang kerap dihadapi dalam tata niaga perdagangan bahan-bahan pokok.
Oleh karena itu, Anies berjanji akan menjadikan masalah tata niaga perdagangan kebutuhan pokok sebagai prioritas dalam 100 hari kepemimpinan Anies-Muhaimin Iskandar. Mereka juga akan menyiapkan tim untuk memotong mata rantai dan tata niaga perdagangan yang merugikan petani dan konsumen.
”Harga-harga kebutuhan pokok inilah yang akan menjadi prioritas kami untuk diselesaikan sesegera mungkin. Dalam seratus hari pertama, kita akan menyiapkan tim untuk langsung bekerja memotong mata rantai dan tata niaga yang merugikan petani dan pembeli,” katanya.
Sementara ketika berkampanye di Pondok Pesantren Modern Nurussalam, Anies berkomitmen memberikan keadilan kepada seluruh sekolah. Menurut dia, jangan ada perbedaan fasilitas bagi siswa yang bersekolah di sekolah negeri dengan sekolah agama atau madrasah. Sebab, anak-anak yang bersekolah merupakan sama-sama anak Indonesia yang tidak boleh mendapatkan perlakuan berbeda dari sekolahnya.
Adapun ketika mengunjungi Rumah Sejarah Proklamasi yang menjadi lokasi penculikan Soekarno pada 16 Agustus 1945, Anies berkomitmen akan memberikan perhatian kepada tempat-tempat bersejarah. Ia akan membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan menggratiskan listrik seperti yang dilakukan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.