Ketika Nama MBZ dan Jokowi Disematkan di Jalan dan Masjid
Di Indonesia ada Jalan Layang Sheikh Mohamed bin Zayed dan Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Surakarta, Jateng. Sebaliknya, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, ada Jalan Presiden Joko Widodo dan Masjid Presiden Joko Widodo.
Banyak cara menunjukkan kemesraan hubungan diplomatik dan relasi antarpribadi dua pemimpin. Relasi Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ tergambar dari penyematan nama keduanya untuk menandai jalan dan masjid di kedua negara.
Salah satunya Masjid Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. ”Alhamdulillah, saat ini kita berada di Masjid Presiden Joko Widodo,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis di Abu Dhabi dalam tayangan yang diunggah kanal Youtube resmi Presiden Joko Widodo, Selasa (26/12/2023).
Baca juga: Menjalin Hubungan Mesra Antarnegara lewat Pengabadian Nama
Husin kemudian menggambarkan dimensi Masjid Presiden Joko Widodo tersebut yang mampu menampung sekitar 3.000 orang. Demikian pula keberadaan banyak pohon dari Indonesia, seperti mangga, yang ditanam di taman sekitar masjid tersebut.
”Kita harus syukuri semuanya, kita harus berterima kasih. Mudah-mudahan dengan adanya masjid ini menjadi salah satu tujuan bagi orang Indonesia yang akan berlibur ke Dubai atau ke Abu Dhabi untuk berkunjung ke Masjid Joko Widodo yang letaknya di depan Jalan (Presiden) Joko Widodo,” katanya.
Dua tahun lalu, tepatnya Rabu (3/11/2021), Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Abu Dhabi meninjau langsung ruas jalan yang dinamai dengan namanya tersebut. Pemberian nama jalan tersebut dimaknai sebagai pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia.
”Kita harus bangga dan berterima kasih kepada Mohamed bin Zayed karena itu pengakuan, penghargaan yang tinggi kepada Indonesia. Sebab, tidak banyak nama jalan di sini nama orang asing. Seperti ada Raja Saudi, ada Perancis. Dua-tiga saja, yang lain tidak ada. Jadi, kita harus bangga hal itu,” kata Husin kala itu.
Baca juga: Jamuan Hangat untuk Presiden MBZ di Rumah Jokowi
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden saat itu melansir, pemberian nama jalan tersebut merupakan inisiatif langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Kita harus bangga dan berterima kasih kepada Mohamed bin Zayed karena itu pengakuan, penghargaan yang tinggi kepada Indonesia. Sebab, tidak banyak nama jalan di sini nama orang asing.
Sebelum dinamai Jalan Presiden Joko Widodo, nama jalan tersebut adalah Al Ma’arid Street, sebuah jalan yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra. Jalan Presiden Joko Widodo itu diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office Sheikh Khalid Bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Jalan sepanjang 2,5 kilometer itu terletak di salah satu ruas jalan utama yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan. Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, dan Arab Saudi.
Di ruas Jalan Presiden Joko Widodo itu pula Pangeran MBZ membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Presiden Joko Widodo. Awalnya, masjid tersebut merupakan sebuah masjid kecil yang kemudian dibongkar lalu dibuat bangunan Masjid Presiden Joko Widodo.
Dalam rencana awalnya, masjid tersebut akan dibangun dengan kapasitas 1.000-1.200 anggota jemaah. ”Tetapi diubah lagi oleh Sheikh Mohamed bin Zayed menjadi 2.500-3.000 orang. Jadi lebih besar lagi masjidnya dan mewah,” kata Dubes Husin.
MBZ juga diabadikan di Indonesia
Setali tiga uang, nama MBZ pun diabadikan di Indonesia. Pemerintah Indonesia menetapkan nama Sheikh Mohamed bin Zayed sebagai nama jalan layang untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Penamaan jalan layang terpanjang di Indonesia tersebut diresmikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (12/4/2021) di lokasi akses masuk jalan layang tol arah Cikampek Kilometer 10 A Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Jalan Tol Layang Terpanjang RI Resmi Bernama Sheikh Mohamed bin Zayed
Kala itu, peresmian nama Jalan Layang MBZ ditandai penekanan tombol sirene oleh Mensesneg Pratikno yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Ketua Komisi V DPR Ridwan Bae, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid Al Dhaheri, Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur.
Hubungan diplomatik
Pratikno dalam sambutannya menuturkan, pemberian nama Jalan Layang MBZ dilatarbelakangi penghormatan bagi UEA yang telah menjalin hubungan diplomatik di bidang sosial dan budaya dan ekonomi selama 45 tahun dengan Indonesia. Di bidang ekonomi, UEA merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur.
”Perlu kami sampaikan juga sebelumnya nama jalan Presiden Joko Widodo juga telah dicanangkan di Abu Dhabi pada sebuah jalan yang strategis antara Abu Dhabi National Exhibition Center menuju ke arah kompleks kedutaan. Ini juga merupakan sebuah penghormatan kepada bangsa Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah UEA, khususnya Sheikh Mohamed bin Zayed. Jadi, itulah latar belakang dari perubahan nama ini,” kata Pratikno saat itu.
Baca juga: Masjid Sheikh Zayed, Masyarakat, dan Harapan Wapres Amin
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR menginformasikan, Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated memiliki panjang 36,4 kilometer, konstruksinya dikerjakan sejak awal 2017, dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 12 Desember 2019. Perubahan nama dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed bin Zayed tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri PUPR Nomor 417 KPTSM tanggal 8 April 2021.
Adapun pada akhir Februari 2023, Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara resmi membuka Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk digunakan masyarakat. Peresmian ini digelar setelah masjid tersebut tertutup untuk umum karena masih dalam proses penyempurnaan pembangunan.
Saat memberikan sambutan, Wapres Amin mengharapkan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo dapat menjadi corong kesejukan dan kedamaian bagi masyarakat. ”Sekaligus dapat meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka membangun dan merawat harmoni kerukunan dan persatuan dalam dakwah wasathiyah dan rahmatan lil’alamiin menuju Indonesia yang lebih maju,” katanya.
Pembukaan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo untuk masyarakat umum diharapkan akan menambah kuat karakter masyarakat Islam yang berakidah baik serta berwatak keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan. ”Saya ikut bersyukur atas pembukaan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo ini sekaligus juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Yang Mulia Presiden Persatuan Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, MBZ,” ujar Wapres Amin.
Pada kesempatan sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, Masjid Raya Syeikh Zayed Solo adalah simbol hubungan Indonesia dengan dunia Internasional yang sangat harmoni. ”Semoga kehadiran Masjid Syekh Zayed ini akan menambah semangat kita dalam merawat keberagamaan yang moderat dan toleran,” ujar Yaqut.
Baca juga: Inspirasi dari Menara Tinggi
Masjid Raya Sheikh Zayed dibangun di atas lahan seluas 3 hektar yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 128, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
BPMI Sekretariat Wapres menginformasikan, Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang ada di Abu Dhabi. Masjid ini dibangun sebagai hadiah dari Presiden UEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk Indonesia.
Masjid Raya Sheikh Zayed dibangun di atas lahan seluas 3 hektar yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 128, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Masjid dengan bangunan utama seluas 8.400 meter persegi tersebut dapat menampung sekitar 12.000 anggota jemaah. Area lanskap seluas 24.600 meter persegi dilengkapi lahan parkir seluas 3.500 meter persegi.
Masjid dengan empat menara menjulang tinggi dengan satu kubah utama yang dikelilingi kubah-kubah kecil tersebut sebelumnya telah diresmikan Presiden Joko Widodo dan Presiden MBZ pada pertengahan November 2022. Masjid Raya Sheikh Zayed dengan ornamen khas Timur Tengah berpadu unsur Indonesia dalam bentuk motif batik itu diharapkan menjadi pembawa pesan Islam yang mengusung perdamaian dan toleransi bagi semua kalangan.