logo Kompas.id
Politik & HukumKerelaan Pendukung di Pesta...
Iklan

Kerelaan Pendukung di Pesta Demokrasi

Di balik meriahnya kampanye capres-cawapres, ada pendukung yang rela menempuh jarak jauh dan meninggalkan pekerjaan.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, KURNIA YUNITA RAHAYU, HIDAYAT SALAM, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
· 5 menit baca
Seorang pendukung bersorak dalam kampanye akbar pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, di Jakarta International Stadium, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Seorang pendukung bersorak dalam kampanye akbar pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, di Jakarta International Stadium, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Setiap pasangan calon presiden-calon wakil presiden memiliki pendukung militannya. Mereka rela berjalan kaki ke tempat kampanye meski harus menempuh jarak 3 kilometer, diguyur hujan, hingga meninggalkan pekerjaannya. Militansi ini diharapkan tak berhenti di masa kampanye ini, tetapi bertahan hingga hari pencoblosan surat suara nanti.

Sekitar 3 kilometer, Krisbono (58), warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, berjalan kaki dari Stasiun Ancol ke Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (10/2/2024) pagi. Ia tak terlalu menghiraukan jauhnya jarak yang harus ditempuh. Yang terpenting, ia bisa memasuki JIS sebelum pukul 07.00 sehingga bisa mengikuti kampanye pamungkas pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bertajuk Kumpul Akbar Ber1 Berani Berubah. Apalagi, perjalanan dari Stasiun Ancol menuju JIS ia lalui bersama teman-temannya sesama pendukung Anies-Muhaimin.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Krisbono mengaku, apa yang dilakukannya adalah bukti loyalitasnya mendukung pasangan calon nomor urut 1 itu. ”Saya juga senang di Jakarta ada Stadion JIS yang dibangun di era (Gubernur DKI Jakarta) Pak Anies,” katanya.

Menurut Krisbono, selama Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Jakarta banyak mengalami kemajuan, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sumber daya manusia. Ia pun berharap segala keberhasilan itu bisa ditingkatkan ke tingkat nasional apabila Anies terpilih menjadi presiden.

Lain Krisbono, lain pula Asep (56), pendukung Anies-Muhaimin asal Garut, Jawa Barat. Ia bersama istri dan tetangga sekitar rumahnya sudah pergi ke Jakarta sejak Jumat (9/2/2024) malam, sekitar pukul 22.00, dengan menaiki bus. Setibanya di JIS, mereka langsung bergegas mencari posisi duduk di tribune bagian barat.

Baca juga: Perjalanan Kampanye Tiga Capres, dari Dialog, ”Gemoy”, Bermalam, hingga Tiktok

Biaya sendiri

Berbeda cerita dengan I Gede Aditya Sukantra. Untuk membuktikan loyalitas dukungannya terhadap pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, anggota komunitas Semeton Prabowo itu sampai harus menyeberangi Selat Sunda. Ikhtiar itu dilakukan demi mengikuti kampanye pamungkas Prabowo-Gibran bertajuk Pesta Rakyat untuk Indonesia Maju di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu.

Pendukung berkostum badut memeriahkan kampanye pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pendukung berkostum badut memeriahkan kampanye pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Sejak Jumat (9/2/2024), Aditya dan dua anggota Semeton Prabowo lainnya mengendarai mobil dari Kabupaten Way Kanan, Lampung, menuju Jakarta selama delapan jam. ”Kami sampai di Jakarta pada (Sabtu) subuh, langsung ke GBK berkumpul dengan teman-teman sambil menunggu kampanye akbar dimulai,” kata Aditya.

Lembabnya hawa Jakarta tak terlalu dihiraukan Aditya. Keringatnya pun mengucur membasahi kerah kaus biru muda yang dipasangi emblem bertuliskan ”Semeton Prabowo”. Wajah laki-laki berusia 27 tahun itu pun kuyu, tetapi senyum tetap mengembang di bibirnya. ”Saya senang bisa ikut serta dalam kampanye akbar Prabowo-Gibran di Jakarta. Sebelumnya, kan, ada isu akan ada pertarungan antara JIS (Jakarta International Stadium) dan GBK (Gelora Bung Karno), tetapi ternyata di sini animo masyarakat luar biasa,” ungkap Aditya.

Semeton Prabowo atau yang dalam bahasa Indonesia berarti ”Saudara Prabowo” merupakan komunitas warga keturunan Bali pendukung Prabowo-Gibran yang tinggal di sejumlah daerah, terutama Bali, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Melalui keikutsertaan di kampanye akbar, mereka tidak hanya ingin merasakan atmosfer kampanye, tetapi juga berbagi secara virtual dengan para pendukung yang tak bisa ke lokasi.

Lembabnya hawa Jakarta tak terlalu dihiraukan oleh Aditya. Keringatnya pun mengucur membasahi kerah kaus biru muda yang dipasangi emblem bertuliskan ’Semeton Prabowo’.

Baca juga: Strategi ”Gemoy” Prabowo di Tengah Gempuran Sentimen Negatif

”Kami membagikan informasi soal Pak Prabowo melalui media sosial dan juga media-media lokal yang kami kelola. Melalui media juga kami meng-counter dan mengklarifikasi berbagai kabar tidak benar yang beredar tentang Pak Prabowo,” ujar Aditya.

Hal serupa sudah mereka lakukan sejak setahun yang lalu. Komunitas yang pada Pilpres 2014 dan 2019 merupakan pemilih Presiden Joko Widodo itu meyakini, Prabowo merupakan sosok yang tepat untuk meneruskan berbagai program pembangunan yang telah dirintis Jokowi. Karena itu, dengan inisiatif dan pembiayaan secara mandiri, mereka bersedia untuk mempromosikan sosok serta ide dan gagasan yang dibawa Prabowo menuju Pilpres 2024.

Menjelang hari pemungutan suara, lanjut Aditya, upaya untuk meluruskan kabar terkait Prabowo-Gibran juga bakal digencarkan oleh Semeton Prabowo. Dengan cara itu, diharapkan publik tak lagi ragu untuk memilih pasangan calon nomor urut 2 itu sehingga target menang Pilpres 2024 satu putaran bisa tercapai.

Iklan
Massa pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkumpul di acara kampanye Pesta Rakyat untuk Indonesia Maju di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Massa pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkumpul di acara kampanye Pesta Rakyat untuk Indonesia Maju di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Zahra Aulia Putri (23), warga Lubang Buaya, Jakarta Timur, juga mengajak sesama generasi milenial dan Z untuk menghadiri kampanye akbar Prabowo-Gibran secara langsung. Dari hasil pengorganisasian di media sosial, ia mengumpulkan 250 orang untuk hadir bersama di kampanye Prabowo-Gibran. Bahkan, agar bisa masuk ke area GBK, mereka sampai menginap di sebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta, dengan biaya sendiri.

Menurut Zahra, Prabowo-Gibran merupakan pasangan yang layak untuk diperjuangkan karena memuat gagasan dan program yang jelas untuk kaum muda dalam visi dan misinya. Hal itu diperkuat dengan keberadaan Gibran yang merupakan representasi generasi muda.

Sebelum hadir di kampanye akbar, Zahra juga giat mengikuti berbagai komunitas pendukung Prabowo-Gibran. Dari komunitas ke komunitas, ia pun aktif meramaikan program dan isu yang dibawa mengenai generasi muda. Menurut dia, itu penting untuk menunjukkan keseriusan dukungan kaum muda kepada Prabowo-Gibran.

Baca juga: Ganjar Intensifkan Kunjungan ke Warga

Rela hujan-hujanan

Sementara itu, Makayub (59), pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, asal Solo, Jawa Tengah, mengaku sampai tidak berjualan, Sabtu (10/2/2024), demi bisa menghadiri kampanye terakhir Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg, Solo. Ia dan istrinya harus sudah tiba di lokasi acara Hajatan Rakyat pukul 06.00.

”Saya sudah prediksi, jalan-jalan akan macet dan sulit masuk ke lokasi. Jadi, kami berangkat dari rumah pukul 05.30. Saya saja tadi masuknya sudah berdesak-desakan, tetapi tidak apa-apa. Karena saya mendukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud dari hati,” katanya.

Namun, rupanya, sesampai di Benteng Vastenburg, hujan deras mengguyur. Untung, ia dan istrinya sudah sedia payung dan jas hujan. ”Jadi, memang sudah kami niati untuk datang ke sini,” ucapnya.

Selama acara berlangsung, tidak sejengkal pun Makayub bergeser dari kawasan panggung Hajatan Rakyat meski hujan tak kunjung mereda. Ia dan istrinya rela hujan-hujanan di lokasi sampai acara rampung.

Simpatisan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengenakan topeng kepala banteng saat mengikuti kampanye pamungkas di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Simpatisan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengenakan topeng kepala banteng saat mengikuti kampanye pamungkas di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

Makayub mengungkapkan, alasan mendukung Ganjar- Mahfud adalah karena keduanya merupakan pemimpin yang lahir dari rakyat. Ia meyakini, jika mereka terpilih, kebijakan ke depan yang akan diambil pun akan berpihak pada rakyat.

”Keluarga saya di Solo ada beberapa memang mendukung pasangan lain yang didukung Presiden Jokowi, sepertinya karena mereka belum melihat sikap kenegarawanan Pak Jokowi yang belakangan dipertanyakan masyarakat, begitu juga warga Solo. Tetapi, saya tetap dukung Pak Ganjar karena juga sudah berpengalaman,” tuturnya.

Karyawan swasta, Nikolas Slamet Wibowo (49), juga rela berhujan-hujan saat menghadiri Hajatan Rakyat di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, bersama keponakannya. Ia ingin menunjukkan bahwa masyarakat Semarang solid mendukung Ganjar-Mahfud, apa pun yang terjadi.

Yang paling penting saat ini ialah sejauh mana para tim sukses ataupun pasangan calon mampu meyakinkan para pemilih mereka tersebut untuk datang ke tempat pemungutan suara.

Baca juga: ”Desak Anies” dan Komitmen Menyerap Aspirasi Pemilih Muda

”Pak Ganjar, kan, juga sudah menunjukkan loyalitasnya kepada rakyatnya, saat di Semarang atau belakangan ini menginap di rumah-rumah warga. Tidak ada calon pemimpin yang begitu dekat dengan rakyat seperti itu sehingga saya juga tidak mau kalah semangatnya,” kata Nikolas.

Ia pun melihat Ganjar sudah terbukti menunjukkan kinerja baiknya selama dua periode menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ia merasakan manfaatnya, betapa saat ini sekolah-sekolah negeri di Semarang tidak dipungut biaya alias gratis. Ia berharap hal itu bisa diterapkan di tingkat nasional jika Ganjar-Mahfud terpilih pada Pilpres 2024.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes sudah memprediksi, mayoritas yang hadir di kampanye akbar terakhir merupakan pemilih loyal. Sebagian besar dari mereka sudah menentukan preferensi politiknya masing-masing.

Justru, menurut dia, yang paling penting saat ini ialah sejauh mana para tim sukses ataupun pasangan calon mampu meyakinkan para pemilih mereka tersebut untuk datang ke tempat pemungutan suara pada 14 Februari mendatang, menggunakan hak suaranya.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000