Wapres Akui Pengendalian Harga Beras Bukan Perkara Mudah
Meski tak mudah dikelola, Wapres berharap harga beras segera terkendali karena musim panen padi segera dimulai.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang Ramadhan, masyarakat Indonesia masih dibayangi harga beras yang belum kembali normal. Wakil Presiden Ma’ruf Amin meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah terus berupaya mengembalikan harga beras menjadi normal. Selain itu, pemerintah juga berusaha menjaga ketersediaan beras di pasaran.
”Pemerintah melakukan dua hal. Pertama, ketersediaan barangnya ada dan, kedua, pengendalian harga. Nah, pengendalian harga ini ternyata tidak mudah,” ujar Wapres Amin ketika memberikan keterangan pers seusai menghadiri Business Forum with Halal Industry, di Hotel Cordis, Auckland, Selandia Baru, Jumat (1/3/2024).
Wapres berharap harga beras bisa segera terkendali karena musim panen padi akan segera dimulai. ”Tapi, kita harapkan, seperti dikatakan oleh Presiden, sebentar lagi karena diharapkan ada panen, (harga) bisa turun,” kata Wapres Amin, didampingi Duta Besar RI untuk Selandia Baru Fientje Maritje Suebu dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.
Menurut Wapres, tingginya harga beras terjadi karena Indonesia mengalami defisit beras. Hal itu akibat panen raya yang tertunda sebagai dampak dari cuaca ekstrem El Nino. ”Pada beberapa pertemuan (rapat di Istana) yang dulu, diperkirakan cadangan beras cukup. Ketersediaan beras cukup melalui impor. Impor juga tidak mudah,” ucap Wapres Amin.
Pemerintah melakukan langkah dua hal. Pertama, ketersediaan barangnya ada dan, kedua, pengendalian harga. Nah, pengendalian harga ini ternyata tidak mudah.
Gejala serupa juga dialami secara global di banyak wilayah di seluruh dunia. Kendati demikian, Pemerintah Indonesia telah berupaya memenuhi kebutuhan beras dengan impor. ”Jadi, penyediaan, ketersediaan beras itu cukup melalui impor ini,” katanya.
Menurut Wapres, kebutuhan beras di masyarakat akan terpenuhi secara bertahap dan tinggal menunggu harga beras kembali normal. ”Mudah-mudahan, kita ikuti saja,” kata Wapres Amin.
Penanganan cepat dan detail
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, persoalan beras di Tanah Air memerlukan penanganan secara cepat dan detail. Ia menyebutkan berbagai permasalahan, khususnya distribusi beras dalam ritel modern. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Upaya Pengendalian Harga Beras, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Persoalan beras di Tanah Air memerlukan penanganan secara cepat dan detail.
Di beberapa pasar induk, harga beras disebut dalam tren turun serta ketersediaan stok cukup. Namun, terdapat permasalahan dalam distribusi serta harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET) pada ritel modern.
Moeldoko mengatakan perlunya tata kelola penanganan pangan dalam negeri secara menyeluruh, salah satunya dengan melakukan relaksasi satgas pangan. ”Utamanya untuk mengisi dulu wilayah-wilayah yang stoknya terbatas di ritel modern,” katanya.
Distribusi dan pengemasan ini harus diusahakan secara cepat supaya tidak ada lagi antrean.
Pada kesempatan tersebut turut hadir perwakilan Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Sekretariat Kabinet, Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Moeldoko mengingatkan seluruh pihak agar berkoordinasi dalam menyelesaikan persoalan beras saat ini.
Selain itu, Moeldoko turut menyorot antrean warga dalam operasi pasar saat Bulog kehabisan stok beras 5 kilogram. Hal ini disebabkan keterbatasan pengemasan beras program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dalam isian 5 kilogram. ”Distribusi dan pengemasan ini harus diusahakan secara cepat supaya tidak ada lagi antrean,” kata Moeldoko.
Pemda, kepolisian, kodim semua harus ikut turun dan berpikir lebih detail, jangan asal dan sesuaikan kondisi riil di lapangan.
Tempat antrean juga diminta harus layak dengan menggunakan semua sarana yang ada. ”Pemda, kepolisian, kodim semua harus ikut turun dan berpikir lebih detail, jangan asal dan sesuaikan kondisi riil di lapangan,” tutur Moeldoko menambahkan.
Terkait permasalahan distribusi beras impor, Moeldoko menegaskan kepada Bulog untuk melakukan koordinasi dengan Pelindo serta Bea dan Cukai agar mempercepat proses pembongkaran stok beras impor di pelabuhan. ”Segera undang untuk bicara soal distribusi (beras), jangan lama di pelabuhan, prioritaskan” ujarnya.
Moeldoko menghimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir ataupun panik. Ia menyebut harga beras telah mengalami tren penurunan saat ini dan ketersediaan pasokan beras kualitas medium maupun premium sudah normal. ”Masyarakat tidak perlu panic buying karena stok ada dan beli secukupnya,” ucapnya.