logo Kompas.id
Politik & HukumSejarah Kekerasan di Tanah...
Iklan

Sejarah Kekerasan di Tanah Papua, Lorong Tak Berujung?

Berbagai operasi telah digelar di Papua. Namun, korban terus berjatuhan. Diperlukan pendekatan baru tanpa kekerasan.

Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
· 5 menit baca
Mahasiswa dan warga asal Papua menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, untuk memprotes tindakan diskriminasi dan kekerasan yang menimpa mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu, Kamis (22/8/2019). Massa asal Papua tersebut kemudian bergabung dengan para aktivis dan relawan dalam Aksi Kamisan ke 598 yang menyerukan solidaritas melawan rasisme.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Mahasiswa dan warga asal Papua menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, untuk memprotes tindakan diskriminasi dan kekerasan yang menimpa mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu, Kamis (22/8/2019). Massa asal Papua tersebut kemudian bergabung dengan para aktivis dan relawan dalam Aksi Kamisan ke 598 yang menyerukan solidaritas melawan rasisme.

Meski status Papua sebagai Daerah Operasi Militer atau DOM telah dicabut pada 1998, kekerasan demi kekerasan tetap terjadi. Warga sipil, aparat keamanan baik TNI maupun Polri, serta kelompok bersenjata seolah bergiliran menjadi korban hingga sekarang.

Terkini, Komandan Rayon Militer 1703-04/Aradide Letnan Dua Oktovianus Sogelrey ditembak oleh kelompok bersenjata di kawasan Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Almarhum disebut keluar dari markas pada Rabu (10/4/2024) sore, namun hingga Kamis (11/4/2024) pagi, yang bersangkutan tidak kembali.

Editor:
SUHARTONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000