10 Orang Daftar Penjaringan PDI-P, Gerindra Jajaki Tokoh Per Tokoh
Ada 10 orang daftar penjaringan terbuka Pilkada Surakarta lewat PDI-P. Sebaliknya, Gerindra akan jajaki tokoh per tokoh.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surakarta menjaring bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota secara terbuka. Sejumlah tokoh sudah mendaftarkan diri dalam penjaringan itu. Langkah berbeda dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kota Surakarta yang mendekati sosok-sosok potensial secara langsung.
Hingga Rabu (24/4/2024), tercatat ada 10 orang yang telah mendaftarkan diri mereka sebagai bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota dalam penjaringan yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Surakarta. Para pendaftar memiliki latar belakang berbeda-beda. Mulai dari kader partai, pengacara, pengusaha, eks jurnalis, sampai eks aktivis era 1998.
”Dari 10 orang itu, yang resmi mendaftar ada lima orang. Maksudnya resmi mendaftar itu berarti sudah mengembalikan formulir yang diambil,” kata Muchus Budi R dari Tim Situation Room dan Pemenangan Pilkada DPC PDI-P Kota Surakarta, saat ditemui di Kantor DPC PDI-P Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu siang.
Muchus mengungkapkan, para pendaftar sebagian besar sudah mengantongi kartu tanda anggota PDI-P. Hanya ada satu orang yang belum memiliki kartu tersebut, yakni Muhammad Taufik. Tokoh yang berprofesi sebagai pengacara itu mendaftar untuk penjaringan bakal calon wakil wali kota.
Menurut Muchus, partainya masih difavoritkan oleh sejumlah kalangan sebagai kendaraan politik guna mengikuti kontestasi Pilkada 2024. Itu bisa dilihat dari adanya pihak eksternal, seperti Taufik, yang mendaftarkan diri lewat partainya. Lebih-lebih beberapa kader yang sudah mendaftarkan diri juga tergolong sebagai kader muda.
”Itu indikasi bahwa mereka masih melihat PDI-P punya pengaruh kuat di Kota Surakarta. Kenapa mendaftar dari PDI-P? Karena memang ada potensi untuk menang,” kata Muchus.
Muchus menyampaikan, masa penjaringan itu akan berakhir pada 24 Mei 2024. Nama-nama yang terkumpul selanjutnya bakal diserahkan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P. Adapun sosok yang nantinya mendapat rekomendasi untuk mengikuti kontestasi pilkada diputuskan pula oleh organisasi induk partai tersebut.
”Mungkin nanti akan ada survei internal dan sebagainya. Tetapi, itu nanti DPP (PDI-P) yang akan memberikan arahan. Saat ini, yang bisa kami lakukan adalah penjaringan. Penyaringannya nanti DPP,” ujar Muchus.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surakarta Ardianto Kuswinarno menyatakan, pihaknya memang tidak melakukan penjaringan bakal calon kepala daerah. Pencarian sosok potensial dilakukan melalui penjajakan dari tokoh ke tokoh. Cara itu dinilai bisa lebih efektif guna mencari kandidat yang tepat untuk kontestasi tersebut.
”Kami melakukan penjajakan face to face. Terus, nantinya kami akan melihat keseriusan masing-masing. Jadi, kami lihat dulu orang-orangnya baru setelah itu ambil formulir ke kami,” kata Ardianto.
Ardianto menemui setidaknya tiga tokoh potensial yang sudah melakukan penjajakan dengannya. Namun, tidak semua nama bisa dibeberkannya. Baru satu nama yang bisa dibocorkannya, yakni Rektor Universitas Surakarta Astrid Widayani. Bahkan, Astrid disebut telah mengutarakan keinginannya agar bisa diusung sebagai kandidat oleh partai itu.
”Dia (Astrid) terbuka untuk wali kota ataupun wakil wali kota. Sebab, dia menyadari tidak punya partai. Prinsipnya yang penting untuk kebaikan kota ini nantinya,” kata Ardianto.
Sebelumnya, sosok yang juga didesas-desuskan bakal diusung Gerindra ialah Pemimpin Pura Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara X. Ardianto mengaku, tokoh itu masih masuk dalam radar partainya.
Menurut kabar yang diterimanya, kata Ardianto, Mangkunegara X sedang menanti restu dari ibunya untuk keperluan tersebut. Pihaknya enggan terlalu memaksa sosok itu untuk sesegera mungkin membicarakan rencana pilkada. Ia ingin menanti waktu yang tepat guna membahas persoalan tersebut.
”Kami tidak berani memaksa untuk memunculkan beliau (Mangkunegara X). Sebab, bagaimanapun restu dari ibu kan penting. Jadi, kami lebih baik menunggu. Kalau beliau sudah setuju, nanti akan kami hubungi lagi” kata Ardianto.