Dianggap Bukan Lagi Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Reaksi Jokowi
Senyum Presiden Jokowi berkembang ketika ditanyakan mengenai status keanggotaannya di PDI Perjuangan.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Status keanggotaan Joko Widodo di PDI Perjuangan seakan menggantung. Presiden Jokowi enggan menyampaikan surat pemberhentian, PDI-P pun tak memecatnya sebagai kader partai banteng.
Ketua Bidang Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Komarudin Watubun menyebutkan Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, dianggap sudah bukan kader PDI-P. Sebab, Presiden Jokowi memilih mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran. Adapun PDI-P mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Ah, orang sudah (memihak) di sebelah sana (Prabowo-Gibran), bagaimana mau dibilang masih bagian dari PDI Perjuangan. Yang benar saja,” ujar Komarudin kepada Kompas, Senin (22/4/2024), di Kantor DPP PDI-P, Jakarta.
Kendati tidak pernah secara langsung menyatakan mendukung Prabowo-Gibran, tudingan terkait arah keberpihakan Presiden Jokowi disampaikan dalam gugatan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi. Bansos yang gencar dilakukan Presiden Jokowi bahkan bertambah jumlahnya di masa menjelang pemilu presiden pun dinilai memengaruhi suara pemilih.
Hal ini secara umum dinyatakan tidak terbukti dalam putusan MK. Namun, tiga hakim MK—Saldi Isra, Enny Nurbaningsih, dan Arief Hidayat—pun menilai bansos, ketidaknetralan aparat dan penjabat kepala daerah, memberi pengaruh elektoral.
Ketika ditanyakan mengenai anggapan bahwa bukan lagi kader PDI-P, Presiden Jokowi tak memberikan tanggapan secara jelas. Dia hanya tersenyum sembari mengatakan, ”Yaa, terima kasih.” Presiden pun segera meninggalkan wartawan dan enggan memberikan tanggapan lebih lanjut.
Komarudin menyebut PDI-P tidak memberhentikan Jokowi dari status keanggotaan partai. Sebab, katanya, seperti dikutip Kompas.com (23 April 2024), ada pendekatan yang sedikit berbeda. ”Kenapa berbeda? Karena Pak Jokowi adalah kader yang mencapai tingkat tertinggi menjadi presiden dan tentu dari situ, kita juga menjaga etika dan kehormatan beliau,” tuturnya.
Status Gibran
Tak hanya Jokowi, status Gibran sebagai kader PDI-P pun dinilai sudah hilang setelah maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo dan melawan capres-cawapres yang diusung PDI-P. ”Gibran itu sudah bukan kader partai. Saya sudah bilang sejak dia ambil keputusan (menjadi cawapres Prabowo) itu,” katanya, Senin (22/4/2024).
Kebohongan Gibran terhadap PDI-P pun disinggung. Saat ingin menjadi calon wali kota Surakarta, Gibran pernah menegaskan, dirinya akan setia terhadap PDI-P. Bahkan dalam Rapat Kerja Nasional PDI-P yang dihadiri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Juni 2023, Gibran juga mengaku akan tetap berada di PDI-P walaupun dilirik partai lain.
PDI-P sendiri, menurut Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah, belum menentukan apakah akan berada di luar pemerintahan dan menjadi oposisi atau akan bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan. Prabowo sendiri dikabarkan akan bertemu dengan Puan Maharani, putri Megawati, sebelum menyiapkan pertemuan dengan ketua umum partai banteng bermoncong putih itu.